Mohon tunggu...
Ghivan Christine
Ghivan Christine Mohon Tunggu... Guru - Tutor Bahasa Inggris

Pengajar Bahasa Inggris yang menyukai dunia tulis menulis terutama puisi dan cerpen. Gemar membaca dan hobi fotografi sambil menikmati kopi.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perenungan dari Balik Jendela Pesawat

12 Februari 2024   12:42 Diperbarui: 12 Februari 2024   12:46 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terbang tinggi jauh di angkasa, dikelilingi awan-awan putih, memandang langit biru nan luas. Melayang tinggi di angkasa, membuat perasaan di hatiku bercamput baur. 

Di satu sisi, terasa menyenangkan, memandang langit biru dan awan-awan putih dalam jarak pandang dekat terasa begitu menggembirakan. Menatap ke bawah, melihat bumi hijau serta rumah dan gedung-gedung yang tampak dari ketinggian, membuat hati terpesona. Wow, semua begitu indah, bumi terlihat kecil dan sejauh mata memandang langit biru dan awan putih begitu menenangkan. Aku terbang tinggi, meninggalkan bumi di bawah, membuat segalanya terlihat kecil. 

Burung besiku terus terbang, membawa diriku menembus awan dalam ketenangan. Dalam helaan napas puas, sekali lagi kutatap pemandangan biru dan putih terbentang dari jendela pesawat. Begitu tenang, begitu damai, jauh dari hiruk pikuk bumi di bawah sana. Sejenak aku merasakan damai dalam hati. Aaah, aku menarik napas senang, menikmati ketenangan di angkasa. Melupakan sejenak segala masalah dan kebisingan dunia di bawahku. 

Pesawat naik semakin tinggi, , meninggalkan gumpalan awan putih di bawah, melayang begitu tenang dan damai. Aku meletakkan kepala di sandaran kursi pesawat, menutup mata dan menyesap dalam-dalam udara kedamaian. Sesaat kemudian, pikiranku melayang, saat aku jauh di angkasa, yang biasanya terjadi saat pergi berlibur, suasana hati terasa jauh berbeda dengan saat pikiran dan hati diperuntukkan mengatasi segala urusan di bumi bawah sana. 

Di ketinggian ini, begitu tenang dan damai, seolah tak ada masalah yang menganggu. Aku mengeluarkan 'diary' dari dalam tas, dan mulia menuliskan serangkain pikiran yang menyerukan masuk ke kepalaku. 

Di dalam pesawat yang membumbung tinggi, membawa ketenangan dan kedamaian, membuat kita tak lagi mengingat hari-hari panjang dan kesulitan yang kita alami. Beginilah rasanya ketika kita terbang tinggi. Terbang melintasi segala hal dan masalah yang selalu menjadi pergumulan kita. Beginilah rasanya ketika kita bisa terbang tinggi, semua masalah terasa kecil. Seperti rajawali yang terbang tinggi, mengatasi badai, begitulah rasanya di dalam pesawat. Pesawat laksana rajawali yang mengangkat dan menerbangkan kita jauh tinggi. Di angkasa, di atas awan, mengatasi badai, kita merasakan kedamaian. Di angkasa, saat memandang ke bawah, memandang persoalan dan masalah, kita melihatnya dari sisi yang berbeda. Kini masalah itu tidak terasa begitu besar dan memberatkan. Karena kita berada di atas, kita terbang mengatasi badai. Maka kita mempunyai sudut pandang yang berbeda. 

Ya, itulah yang kurasakan, di ketinggian ribuan kaki, ketenangan dan kedamaian memberiku sudut pandang yang berbeda. Di langit biru ini, aku terbang melintasi badai , aku menang mengalahkan badai. Badai kehidupan yang sering kali membuat hati mencelos, membuatku berteman baik dengan obat pereda sakit kepala, badai yang menimbulkan kerut merut di wajah. Burung besi laksana rajawali yang terbang tinggi membawaku mengatasi masalahku. Aku melanjutkan tulisan di 'diary' . 

Seperti itu jugalah kehidupan, saat kita dibombardir masalah, jangan menyerah, berdoalah pada yang Maha Kuasa, terus berupaya. Niscaya, Sang Khalik akan membawa kita terbang tinggi, melintasi badai, dan pada akhirnya kita akan berkata Terima Kasih Sang Maha Kuasa, Engkau sudah mengangkatku melintasi badai. Tapi, untuk bisa berada di angkasa ini, ada serangkaian prosedur yang harus kita lalui. Ada dokumen yang harus kita miliki. Seperti itulah juga saat kita akan mengalahkan badai kehidupan. Ada perjuangan yang harus kita lakukan, ada pengorbanan, kerja keras, bahkan air mata. Setelah semuanya itu kita lalui, percayalah Sang Khalik akan mengangkat kita melintasi bumi, tinggi jauh di angkasa. Dan saat itulah kita bisa memandang semua yang telah kita lewati dengan sudut pandang yang berbeda. 

Jadi kawan, jangan pernah menyerah. Terus berjuang hingga Sang Khalik akan membawa kita terbang tinggi. 

Catatan dari atas pesawat,

Februari 2024. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun