Mohon tunggu...
Ghina Putri Wiyasti
Ghina Putri Wiyasti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

An undergraduate student majoring in Business Administration, Universitas Indonesia. A hardworking person who has interest in people-related field. I enjoy reading and writing in my spare time. Currently seeking for new experience to improve myself.

Selanjutnya

Tutup

Money

Blouseout: Bring Your Inner Beauty Out!

29 Mei 2019   08:37 Diperbarui: 29 Mei 2019   08:42 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Latar Belakang

Seluruh kebutuhan pokok manusia terangkum dalam tiga istilah yaitu 'sandang, pangan, papan'. Sandang berarti pakaian, pangan berarti makanan, dan papan berarti rumah atau tempat tinggal. Ketiga hal tersebut merupakan kebutuhan primer yang harus dimiliki oleh manusia untuk dapat bertahan hidup. Oleh sebab itu, banyak bisnis yang bergerak di tiga bidang tersebut karena masyarakat akan selalu membutuhkannya. Salah satu bidang yang memiliki tren yang cepat berubah-ubah adalah pakaian. Pakaian selain berfungsi sebagai pelindung tubuh, juga memiliki berbagai fungsi untuk menunjang penampilan bahkan menggambarkan karakteristik individu. Gaya seseorang dalam berpakaian disebut dengan istilah fashion. 

Dari tahun ke tahun, fashion selalu mengalami perubahan meskipun tidak signifikan. Selalu ada hal-hal baru yang mendukung perkembangan fashion yang menjadikan fashion bidang yang diminati oleh pebisnis, baik itu pemain lama maupun pemain baru. Di Indonesia, industri fashion telah menyumbang kontribusi terhadap PDB (Pendapatan Domestik Bruto) nasional sebesar 3,76 persen, dengan nilai ekspor pada tahun 2017 mencapai USD 13,29 milyar, telah meningkat 8,7 persen dari tahun sebelumnya (fimela.com, 2018). Selain menjadi bisnis yang menjanjikan, era globalisasi saat ini pun memberikan fitur teknologi yang mempermudah pemasaran dan penjualan produk fashion. Hal ini dibuktikan melalui menjamurnya e-commerce fashion di Indonesia, seperti Zalora, HijUp, Berrybenka, 8wood, dan lain-lain.

Seiring dengan berkembangnya tren fashion, berbagai model pakaian pun banyak bermunculan terutama pakaian wanita. Dibandingkan dengan pakaian pria, pakaian wanita lebih banyak variasinya. Model-model pakaian wanita meliputi kaus, kemeja, dress, blouse, outer, cardigan, dan lain-lain. Oleh karena itu, wanita seringkali menghabiskan banyak biaya untuk membeli berbagai jenis pakaian. Dari berbagai model tersebut, penulis terinspirasi untuk membuat suatu produk pakaian wanita inovatif yang mengombinasikan antara model blouse dan outer. 

Produk ini bernama Blouseout. Blouseout menjadi solusi atas permasalahan wanita yaitu mengurangi biaya untuk memiliki beragam model pakaian. Blouse dan outer merupakan jenis pakaian yang dapat digunakan di berbagai keperluan baik acara formal maupun informal. Hal lain yang mendukung pertimbangan pemilihan model pakaian kombinasi ini adalah fakta bahwa outer merupakan salah satu tren fashion yang banyak digemari oleh wanita usia remaja hingga dewasa, tepatnya millennials & generasi Z. Maka dari itu, penulis memutuskan untuk mengembangkan ide bisnis Blouseout.

BUSINESS MODEL CANVAS

Business Model Canvas (BMC) adalah sebuah strategi dalam manajemen yang berupa visual chart yang terdiri dari 9 elemen. Model bisnis ini pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation. Dalam buku tersebut, Alexander mencoba menjelaskan sebuah framework sederhana untuk mempresentasikan elemen-elemen penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis. Secara garis besar, alurnya mengalir dari satu elemen bisnis menuju elemen penting berikutnya. Berikut adalah sembilan elemen yang terdapat dalam bisnis model kanvas.

  1. Customer Segment: Customer segment yang menjadi target Blouseout adalah wanita dengan rentang usia 17 sampai dengan 29 tahun. Segmentasi ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa wanita dengan rentang usia tersebut cenderung memiliki beragam aktivitas yang dapat mendorong kebutuhan akan berbagai macam model baju. Oleh karena itu, Blouseout dapat menjadi pakaian yang tepat untuk segmen ini.
  2. Value Proposition: Value proposition merupakan nilai yang ingin ditawarkan kepada pelanggan sebagai keunggulan dan membedakan produk ini dengan produk lain. Adapun value proposition yang ditawarkan Blouseout terdiri dari:
    • 2-in-1 Design: Blouseout memiliki keunggulan dari segi desain berupa kombinasi antara model baju blouse dan outer. Desain ini menjadikan Blouseout memiliki fungsi ganda dan memungkinkan penggunanya untuk memakai baju ini ke berbagai macam aktivitas.
    • Affordable Price: Dari segi harga, Blouseout memiliki keunggulan dari bisnis lain. Blouseout memberikan penawaran seharga Rp 150.000. Harga tersebut merupakan harga yang tergolong affordable untuk sebuah produk dengan fungsi ganda dengan kualitas bahan yang cukup baik.
    • Cost Reduction: Keunggulan lain yang dimiliki Blouseout adalah cost reduction. Nilai yang dimiliki produk Blouseout ini membantu pelanggan untuk mengurangi biaya atas pembelian pakaian. Jika membeli baju model blouse dan outer secara terpisah, pelanggan akan mengeluarkan biaya lebih. Dengan membeli Blouseout, pelanggan bisa memiliki dua jenis baju yang berbeda tanpa harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi.
    • Convenience: Kenyamanan adalah aspek penting yang paling dipertimbangkan pelanggan ketika membeli pakaian. Oleh karena itu, Blouseout memilih bahan yang nyaman untuk digunakan di berbagai aktivitas. Selain itu, Blouseout menyediakan berbagai size yang bisa dipilih sesuai ukuran yang tepat.
  3. Customer Relationship: Kepuasan pelanggan adalah aspek penting yang harus diperhatikan supaya terjadi repeat order di kemudian hari. Dengan menjaga kepuasan pelanggan maka hubungan antara Blouseout dan mereka akan terjalin dengan baik. Oleh karena itu, Blouseout mulai membangun hubungan yang baik dengan pelanggan mulai dari contact person (CP). CP ini merupakan 'wajah' dari perusahaan karena bertanggungjawab untuk berkomunikasi dengan pelanggan secara langsung. CP menjadi orang yang pertama kali dihubungi oleh pelanggan ketika ingin melakukan pembelian produk. Oleh karena itu, CP Blouseout harus memiliki karakter yang ramah, sopan, dan fast response supaya dapat memberikan kesan pertama yang baik terhadap pelanggan. Membangun hubungan yang baik dengan pelanggan juga dilakukan setelah terjadinya pembelian. Salah satu strategi untuk mewujudkan hal tersebut adalah pemberian garansi selama 3 hari pasca pembelian jika ditemukan adanya defect atau kerusakan pada produk. Strategi lainnya adalah pemberian thank you card yang diselipkan di dalam packaging Blouseout sebagai apresiasi kepada pelanggan. Dengan melakukan hal tersebut, pelanggan akan merasa senang dan dihargai.
  4. Channels
    • Promotion: Untuk meningkatkan brand awareness dari Blouseout, dilakukan berbagai strategi promosi. Tahap awal dari promosi Blouseout adalah strategi word of mouth (WOM) kepada orang-orang terdekat. Selanjutnya, Blouseout akan melakukan promosi melalui media sosial online seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Line@. Media sosial dipilih atas pertimbangan keberadaan segmentasi usia 17 s.d. 29 tahun yang cenderung menggunakan platform digital di kehidupan sehari-hari. Media sosial ini nantinya juga akan menjadi tempat di mana pelanggan bisa memesan produk Blouseout.
    • Purchase: Untuk metode pembayaran yang akan disediakan untuk pelanggan adalah melalui transfer bank dan Cash on Delivery (COD). Metode pembayaran dengan transfer bank akan dilakukan bagi para pelanggan yang memesan melalui media sosial, sedangkan metode pembayaran Cash on Delivery (COD) akan digunakan bagi pelanggan yang berminat untuk melakukan COD dengan tim Blouseout.
    • Evaluation: Tahap evaluasi adalah tahap dimana pelanggan (atau calon pelanggan) membandingkan value proposition produk Blouseout dengan produk lain yang sejenis. Blouseout membantu pelanggan melakukan evaluasi atas produk ini dengan cara membuat perbandingan dalam bentuk foto atau video yang akan diunggah di media sosial. Foto atau video ini nantinya akan menonjolkan value proposition yang dimiliki Blouseout.
    • Delivery: Kegiatan pengiriman barang akan dilakukan dengan sejumlah perusahaan jasa antar barang seperti JNE, J&T, Sicepat, dan GO-SEND. Pertimbangan pemilihan jasa kurir ini adalah berdasarkan reputasi perusahaan yang sudah baik dan terpercaya. Namun, pada jasa kurir GO-SEND akan dilakukan sesuai permintaan pelanggan karena biaya ongkos kirim dengan GO-SEND cukup mahal.
  5. Key Partners: Mitra utama dari Blouseout terdiri dari penjahit, supplier kain dan snap button, dan perusahaan jasa kurir. Jenis kemitraan ini merupakan Strategic Alliance between Non-Competitor, yaitu kesepakatan antara dua atau lebih pihak untuk mengejar tujuan yang telah disepakati bersama tetapi tetap menjadi organisasi yang independen. Dalam Blouseout, kami bermitra bersama dan tidak menjadi kompetitor antara satu dengan yang lainnya.
  6. Key Activities
    • Perencanaan & Desain: meliputi kegiatan penyusunan rencana bisnis dan perancangan produk. Tahap ini merupakan aktivitas kunci yang menentukan jalannya bisnis dan jadwal-jadwal kegiatan. Selain itu perancangan produk juga dilakukan berdasarkan hasil survei market validation untuk menyesuaikan produk dengan keinginan target pelanggan. Setelah rampung, desain tersebut selanjutnya diserahkan kepada penjahit dan berdiskusi dengan penjahit hingga menemukan desain tetap.
    • Produksi: diawali dengan pembelian bahan dan pelengkap lainnya di toko kain. Selanjutnya, bahan tersebut diberikan kepada penjahit untuk selanjutnya diproses menjadi barang jadi. Setelah barangnya jadi, akan dilakukan pengemasan dengan packaging yang elegan namun tetap ramah lingkungan.
    • Pemasaran: seiring dengan proses produksi, dilakukan kegiatan pemasaran melalui word of mouth dan media sosial untuk meningkatkan brand awareness terhadap calon pelanggan Blouseout. Tahap ini dilakukan untuk menarik pelanggan untuk melakukan pembelian produk secara pre-order.
    • Pengiriman: bagi pelanggan yang memesan secara online, akan dilakukan pengiriman melalui jasa kurir.
    • Pencatatan Keuangan: kegiatan ini dilakukan selama berjalannya bisnis. Pencatatan keuangan bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak pengeluaran yang telah dilakukan dan apakah hal tersebut seimbang dengan pemasukan yang ada. Dengan melakukan kegiatan ini, Blouseout dapat menjaga supaya sumber daya keuangan tetap stabil.
  7. Key Resource: Sumber daya utama dari Blouseout terdiri dari physical, human, financial, supporting things, dan intellectual.
    • Physical: sumber daya yang digunakan untuk mendukung fisik dari produk. Terdiri dari kain sifon tebal dan kancing jenis snap button. Kain sifon tebal ini dipilih karena ringan, tidak tembus pandang, dan nyaman untuk digunakan baik sebagai outer maupun blouse.
    • Human: sumber daya yang mengelola keseluruhan aktivitas bisnis. Terdiri dari sejumlah orang yang terbagi ke divisi seperti Finance, Marketing, Operation, dan Design. Selain itu, penjahit atau tailor pun termasuk karena memiliki andil dalam pembuatan produk secara langsung.
    • Financial: sumber daya finansial didapatkan dari modal pribadi founder. Seiring dengan berjalannya waktu, keuntungan penjualan juga akan diputar untuk menjadi modal ke depannya.
    • Supporting Things: sumber daya yang mendukung kegiatan bisnis Blouseout, seperti smartphone, laptop, akses internet, dan transportasi pribadi.
    • Intellectual: sumber daya intelektual meliputi merk, pengetahuan, hak paten logo dan hak cipta, dan database pelanggan.
  8. Cost Structure: Struktur biaya dari Blouseout terdiri dari biaya produksi, pemasaran, dan transportasi. Biaya produksi mengambil porsi terbanyak dari total biaya per unit Blouseout, yaitu sekitar 60%. Sedangkan untuk biaya pemasaran dan transportasi masing-masing 20% dari total biaya per unit.
  9. Revenue Stream: Aliran pendapatan Blouseout saat ini sepenuhnya bersumber dari hasil penjualan produk. Rencana harga produk Blouseout adalah Rp150.000. Mekanisme penetapan harga ini adalah fixed menu pricing, yaitu harga yang ditawarkan sudah tetap dan tidak ada proses tawar menawar antara tim Blouseout dengan pelanggan. Perbedaan harga kemungkinan akan diberlakukan apabila ada pembelian dalam partai besar.

 

PENUTUP

Bisnis di bidang fashion merupakan bisnis yang tidak ada matinya, berada di posisi kedua setelah bisnis kuliner. Era globalisasi yang memungkinkan masyarakat dapat bertukar informasi secara cepat memengaruhi tren fashion yang selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Hal ini menjadi alasan mengapa bisnis di bidang fashion memiliki peluang yang sangat besar untuk meraup keuntungan yang tinggi. Akan tetapi, peluang yang besar tidak menjamin bahwa suatu bisnis akan sukses dan bertahan lama. Dunia bisnis merupakan dunia yang penuh dengan persaingan tiada henti. Apabila sebuah perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif, maka dapat dipastikan perusahaan tersebut akan mati perlahan-lahan. Oleh karena itu, salah satu hal penting yang dapat dilakukan sebelum memulai bisnis adalah mempertimbangkan inovasi apa yang dapat membedakan bisnis kita dengan bisnis lain.

Inovasi merupakan salah satu nilai yang ditawarkan Blouseout sebagai value proposition. Inovasi tersebut berupa 2-in-1 clothes, yaitu pakaian dengan dua model yaitu blouse dan outer. Dengan penggunaan snap button, Blouseout dapat diubah dari blouse menjadi outer, dan sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun