Revitalisasi Kurikulum IPS: MenghadapiTantangan Era Digital
Oleh Ghina Shabina Luthfiyah
Prodi Pendidikan Ilmu PengetahuanSosial, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas PendidikanIndonesia
Â
Â
Â
Pendahuluan
Dalam beberapa dekade terakhir, dunia telah melewati revolusi industri yang signifikan, membawa kita ke era digital yang tak terbayangkan sebelumnya. Perkembangan teknologi telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan bahkan belajar. Dalam konteks ini, revitalisasi kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa pendidikan tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan-tantangan modern.Â
Â
KurikulumIndonesia, terutama kurikulum 2013, mengalami perubahan untuk memenuhikebutuhan modern. Bagian dari program pendidikan ini adalah mata pelajaran IPS,yang merupakan studi sosial yang terintegrasi yang bertujuan untuk meningkatkankemampuan berpikir dan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan sosial.Dengan demikian, diharapkan bahwa pendidikan IPS dapat membantu membangun siswamenjadi individu yang berkualitas dan bertanggung jawab terhadap lingkunganmereka sendiri. Pendidikan IPS melibatkan sejarah, ekonomi, geografi, dansosiologi untuk memahami bangsa, semangat kebangsaan, aktivitas masyarakat, danilmu pengetahuan serta teknologi. Selain itu, pendidikan IPS juga mencakuppenggunaan teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran.
Â
IlmuPengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu subjek yang paling fundamentaldalam pendidikan formal. Subjek ini membahas tentang struktur sosial, perilakuindividu, organisasi, dan institusi sosial, serta hubungan-hubungan antarnya.Namun, dalam era digital yang semakin kompleks, IPS harus beradaptasi untuktetap relevan. Pesatnya perkembangan teknologi telah membuat informasi tersediadengan mudah, namun juga meningkatkan kebutuhan untuk mengembangkanketerampilan berpikir kritis dan analitis.
Â
Berbagaipenelitian mencatat keluhan tentang pendidikan IPS. Keluhan lain tentang IPSadalah materi pelajaran yang dianggap merupakan pengulangan dari materipelajaran di SD/MI dan SMP/MTs, buku teks yang terlalu kering dan penuh denganfakta, materi pelajaran tidak dapat digunakan atau berkaitan dengan kehidupansehari-hari, dan materi pelajaran hanya ditujukan untuk mereka yang kurangcerdas atau kuat dalam menghafal. Test hasil belajar hampir tidak pernahmenguji kemampuan siswa dalam aplikasi, analisis, sintesis, atau evaluasi,karena mereka lebih fokus pada penguasaan fakta.
Â
Diera digital, akses terhadap informasi telah berubah drastis; siswa kini dapatdengan mudah menemukan data dari berbagai sumber di internet. Oleh karena itu,kurikulum IPS perlu mengintegrasikan teknologi dan inovasi dalam prosespembelajaran. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan keterlibatan siswa tetapijuga membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitisyang diperlukan untuk menganalisis fenomena sosial, politik, dan ekonomi secaramendalam. Pendekatan pembelajaran yang interaktif dan berbasis proyekdiharapkan dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan relevan.
Â
Salahsatu tugas penting yang harus dilakukan adalah memperbarui kurikulum IlmuPengetahuan Sosial (IPS) untuk menjadi lebih responsif terhadap masalah-masalahdunia. Namun, hal itu penuh dengan tantangan dan hambatan. Kendala lainnyaadalah kurangnya pemahaman guru IPS terkait dengan kurikulum yang baru. Gurumasih memerlukan waktu untuk memahami lebih jauh mengenai kurikulumterbaru. Selain itu, kurangnya pelatihan dan sosialisasi tentang kurikulumjuga menjadi hambatan. Kesiapan guru dalam mengimplementasikan perubahankurikulum memerlukan peningkatan pengetahuan melalui pelatihan dan sosialisasiyang efektif.
Â
Kurikulum yang efektif juga harus menyediakan platform bagi guru untuk terus mengembangkan praktik pengajaran mereka, memastikan bahwa mereka dapat memanfaatkan teknologi terkini dan metodologi pengajaran yang inovatif. Ini mencakup penggunaan alat-alat digital dalam pembelajaran, yang tidak hanya meningkatkan akses ke sumber belajar yang beragam tetapi juga menstimulasi pembelajaran interaktif dan kolaboratif. Lebih jauh lagi, kurikulum harus mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis. Siswa perlu diajarkan cara menilai informasi dari berbagai sumber dengan kritis, membedakan fakta dari opini, dan membentuk argumen yang logis dan berbasis bukti. Mereka juga harus diajak untuk memahami dan menghargai perspektif yang berbeda-beda, yang merupakan kompetensi kunci dalam masyarakat pluralis global.Â
Â
Akhirnya,tantangan implementasi kurikulum pendidikan IPS di era globalisasi terletakpada bagaimana mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Membuatpembelajaran menjadi relevan dan berarti memungkinkan siswa untuk menerapkan apayang mereka pelajari di kelas ke dalam situasi dunia nyata, membekali merekauntuk mengambil tindakan yang bertanggung jawab dan informasi dalam kehidupanmereka sehari-hari dan sebagai warga dunia. Dalam merespons tantangan-tantanganini, pendidikan IPS tidak hanya harus menjadi kurikulum yang diajarkan, tetapijuga harus menjadi pengalaman belajar yang dinamis yang menginspirasi siswauntuk terlibat dengan dunia di sekitar mereka dan menjadi agen perubahanpositif.
Â
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan SosialÂ
Permasalahanpendidikan IPS yang perlu diperhatikan untuk revitalisasi pendidikan IPS adalahproses pembelajaran. Proses pembelajaran IPS dianggap sangat membosankan karenapeserta didik terpaku ketat di mejanya masing-masing mencatat, mendengar,menjawab pertanyaan guru atau pun berdiskusi. Lagipula, kompetensi yangdiartikan sebagai "ability to perform" tidak menjiwai proses pembelajaran karena"perform" yang harus dilakukan peserta didik terbatas pada tiga kegiatan tadi.Proses pembelajaran IPS tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untukmengembangkan kemampuan yang seharusnya mereka kuasai.
Â
Modelpembelajaran duduk, dengar, mencatat, dan menjawab pertanyaan dan diskusisesuai untuk karakteristik materi pelajaran yang bersifat "mastery". Modelpembelajaran yang demikian memiliki potensi kuat untuk mengembangkan ingatandan pemahaman. Sayangnya, materi pelajaran yang bersifat "developmental"menghendaki proses pembelajaran yang lebih dari pengembangan ingatan danpemahaman. Materi pelajaran yang bersifat "developmental" seperti kemampuanberfikir, melakukan sesuatu berdasarkan prosedur tertentu, pembentukansikap dan kebiasaan menghendaki proses pembelajaran yang menuntut peserta didikuntuk menggunakan apa yang sudah dipelajari dan difahami. Peserta didik harussecara berkelanjutan melatih dirinya dalam kemampuan berfikir, melakukan sesuatuberdasarkan prosedur tertentu, membangun sikap dan kebiasaan dalam bentukpengalaman langsung (on hand experience). Tanya jawab dan diskusi dilakukanuntuk menentukan cara dan proses yang diperlukan untuk menyelesaikan masalahyang telah diidentifikasi. Pemahaman terhadap masalah, prosedur dan ketrampilanyang tepat perlu dipilih dari perbendaharaan yang ada pada diri peserta didikuntuk digunakan dalam menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien sehinggatercapai tingkat penguasaan proficiency dari kompetensi. Oleh karena itu,pengembangan proses pembelajaran IPS harus dapat memberikan jaminan bahwaketrampilan atau kompetensi yang tercantum dalam kurikulum telah dikuasaipeserta didik pada jenjang profiency.
Â
Dalampembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), terdapat berbagai metode yang umumdigunakan. Namun, fokus pada metode yang dianggap penting dan belum diinformasikansecara efektif, seperti simulasi, peran bermain, penyelidikan, penemuan, pemecahanmasalah, karyawisata, pembuatan peta konsep, resitasi, diskusi, ceramah, sesitanya jawab, dan pembelajaran kooperatif.
Â
Metode Inquiry, menurut Nana Sudjana, terdiri dari 5 tahap: merumuskan masalah, menetapkan hipotesis, mencari informasi, menarik kesimpulan, dan mengaplikasikan kesimpulan dalam situasi baru. Metode ini bisa diterapkan dengan sesi tanya jawab, melibatkan persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian untuk memandu peserta didik dalam penemuan dan pemecahan masalah.Â
Â
Selanjutnya, metode penugasan (resitasi) melibatkan guru memberikan tugas sesuai tingkat kemampuan peserta didik, yang kemudian dijalankan oleh peserta didik. Mereka bertanggung jawab atas hasil pekerjaan mereka, yang dapat berupa jawaban, perhitungan, atau analisis dari berbagai aspek.Â
Â
Terakhir, metode diskusi (FGD) menjadi pendekatan yang efektif dalam menyelesaikan permasalahan yang melibatkan kebutuhan dan kepentingan bersama. Diskusi melibatkan pertukaran gagasan, berdebat, dan analisis menyeluruh, mendorong pemikiran kritis, partisipasi aktif, dan toleransi dalam berpendapat. Hasil dari diskusi dapat dirangkum untuk memperluas wawasan dan cakrawala berpikir siswa.Â
Â
Pendidikan merupakan upaya yang disengaja dan direncanakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi mereka secara aktif. Lingkup pengembangan tersebut melibatkan aspek spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan untuk kepentingan pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan lingkungan hidup diimplementasikan melalui mata pelajaran IPS di tingkat sekolah dasar dengan pendekatan interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner. Tujuannya adalah mendidik siswa agar dapat merespons perkembangan teknologi, memahami isu-isu di biosfer, serta memiliki keterampilan yang dapat digunakan secara produktif untuk menjaga dan melindungi kelestarian alam.Â
Â
Signifikansipendidikan lingkungan hidup dalam konteks IPS terlihat melalui perhatianterhadap isu-isu global, seperti permasalahan sampah, banjir, polusi udara, danpemanasan global, yang menjadi fokus pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran iniadalah membentuk peserta didik menjadi warga negara yang memiliki pemahamanmendalam terhadap isu-isu global, nasional, dan lokal. Dengan mengintegrasikanpendidikan lingkungan hidup, harapannya adalah agar generasi muda dapatmengembangkan rasa cinta terhadap lingkungan yang pada gilirannya akanmendukung keberlanjutan kehidupan di planet ini.
Â
Perkembangankurikulum di Indonesia, khususnya kurikulum 2013, mengalami perubahan untukmemenuhi tuntutan zaman. IPS, sebagai bagian dari kurikulum ini dikembangkansebagai mata pelajaran integrated social studies yang berorientasi aplikatif, pengembangankemampuan berpikir, dan sikap peduli terhadap lingkungan sosial. Muatan IPS melibatkansejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi dengan tujuan memahami bangsa, semangatkebangsaan, aktivitas masyarakat, dan ilmu pengetahuan serta teknologi.Pendidikan IPS juga mencakup keterampilan sosial dan kreatif, denganpemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran.
Â
Dengan demikian, IPS diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam membangun siswa sebagai individu yang berkualitas dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Memperbarui kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) agar lebih responsif terhadap isu-isu global merupakan tugas yang penting namun penuh dengan hambatan dan tantangan.Â
Â
Eradigital memang membawa banyak kelebihan di bidang pendidikan, sepertiaksesibilitas informasi yang luas dan fleksibelitas dalam belajar. Namun, iajuga memiliki tantangan yang signifikan. Salah satu tantangan terbesar adalah kesenjanganakses teknologi. Meskipun akses internet dan perangkat teknologi semakinmeningkat, masih banyak daerah, terutama di pedesaan dan daerah terpencil, yangmengalami keterbatasan dalam mendapatkan fasilitas teknologi yang memadai. Halini menciptakan ketimpangan dalam kualitas pendidikan yang diterima siswa, dimana sebagian siswa mungkin tidak dapat mengakses sumber daya online atauplatform pendidikan digital.
Â
Diera digital, melimpahnya informasi menjadi tantangan tersendiri.Siswa memiliki akses ke berbagai sumber informasi, tetapi tidak semua informasitersebut akurat atau relevan untuk pembelajaran IPS. Hal ini menuntut siswauntuk memiliki keterampilan literasi digital yang baik agar dapatmenyaring informasi yang valid dan berguna. Tanpa kemampuan ini, siswa dapatterjebak dalam banyaknya informasi yang tidak terverifikasi.
Â
Selainitu banyak pendidik yang belum sepenuhnya menguasai keterampilan yangdiperlukan untuk memanfaatkan teknologi secara efektif dalam pengajaran IPS.Kurangnya pelatihan dan pembaruan mengenai metode pembelajaran digital menjadipenghalang bagi guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Metodetradisional seperti ceramah juga sering kali tidak efektif jika hanyadipindahkan ke platform digital tanpa adanya perubahan dalam pendekatanpengajaran.
Â
Dalam konteks ini, IPS memiliki peran penting dalam membentuk pola pemikiran yang progresif, mempersiapkan masyarakat menghadapi arus globalisasi. Pembelajaran IPS diharapkan memberikan kemampuan pemecahan masalah dan pola pikir rasional untuk menghadapi tantangan global. Pendidikan, khususnya IPS, dianggap mampu menghadapi tantangan dan hambatan yang muncul akibat pengaruh globalisasi. IPS mengembangkan kemampuan dan pengetahuan peserta didik untuk mengatasi masalah di sekitarnya, mendorong keberanian dan sikap tanggung jawab yang tinggi.Â
Â
Dalamkonteks pembelajaran IPS, media berbasis teknologi menjadi kunci penting. Penggunaanmedia ini merubah paradigma pembelajaran yang sebelumnya cenderung jenuh dantekstual menjadi lebih menarik dan interaktif. Guru dapat mengemas materi IPSdengan lebih menarik, meningkatkan efisiensi proses pengajaran, dan mendorongpeserta didik untuk belajar secara mandiri. Pemanfaatan teknologi dalampembelajaran IPS menciptakan iklim pembelajaran yang positif, memberikanpengaruh besar terhadap motivasi dan partisipasi peserta didik, serta efisiensipengajaran oleh guru.
Â
Globalisasiadalah hasil dari hubungan yang erat antarbangsa dan negara dengan penduduknya,menciptakan permasalahan kompleks di berbagai sektor seperti ekonomi, pembangunan,kesehatan, teknologi, informasi, dan pendidikan. Sebagai anggota masyarakat danpelaku sosial, memiliki pemahaman yang luas tentang isu-isu global dianggapsebagai kewajiban, terutama dalam konteks pendidikan, khususnya IlmuPengetahuan Sosial (IPS). Manajemen pendidikan perlu diarahkan untukmengajarkan peserta didik agar memiliki rasa ingin tahu yang besar,meningkatkan kreativitas, dan memperluas wawasan global siswa, terutama dalampembelajaran IPS. Meskipun konsep globalisasi belum memiliki definisi yangpasti, tetapi dikenal sebagai suatu proses sosial, sejarah, atau alamiah yangmembawa masyarakat dunia bersama dan menghadirkan perubahan kehidupan baru.Globalisasi bisa diinterpretasikan secara positif dan memiliki dampak yangsignifikan dalam kehidupan sosial, mendorong identifikasi persamaan antarapendidikan IPS yang bersifat nasional dan global.
Â
Dampak globalisasi di Indonesia membawa sejumlah konsekuensi positif, seperti perubahan dalam norma dan perilaku, kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat. Meskipun demikian, terdapat pula dampak negatif, seperti adopsi pola hidup konsumtif, prevalensi sikap individualistik, pengaruh gaya hidup Barat, dan meningkatnya kesenjangan sosial.Â
Â
Perkembangan budaya di Indonesia juga dipengaruhi oleh globalisasi. Meskipun upaya pelestarian budaya tradisional tetap dilakukan, banyak faktor yang menghambat, seperti kurangnya semangat nasionalisme individu dan kekurangan sosialisasi serta mediasi. DalamÂ
konteks ini, tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah membimbingÂ
peserta didik menjadi warga negara yang mampu membuat keputusan secara demokratis danÂ
rasional, sambil tetap memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai budaya. Tujuan pendidikan IPSÂ
difokuskan pada penyediaan pengalaman belajar agar siswa memahami lingkungan fisik,Â
sumber daya lingkungan, perubahan dalam masyarakat, interaksi antar manusia dan lingkungannya, serta menghargai keberagaman dan warisan budaya. Rasionalisasi mempelajariÂ
IPS melibatkan mensistematisasikan bahan, meningkatkan tanggapan terhadap masalah sosial,Â
dan memperkuat rasa toleransi dan persaudaraan.Â
Â
Dengan peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor melaluiÂ
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), diharapkan dapat menghasilkan generasi yangÂ
cerdas, bijaksana, dan memiliki kemampuan bersaing secara sehat, baik di tingkat masyarakatÂ
lokal maupun di arena internasional. Langkah awal untuk mencapai tujuan pendidikan melaluiÂ
pendidikan IPS adalah dengan mengintegrasikan materi IPS berdasarkan kearifan lokal.Â
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memainkan peran sentral dalamÂ
membentuk perspektif kritis dan pemahaman mendalam terhadap isu-isu sosial, politik,Â
ekonomi, dan budaya dalam arus globalisasi. Masyarakat memiliki peran penting dalamÂ
memperkaya pendidikan IPS di era di mana informasi dan interaksi melintasi batas negaraÂ
dengan cepat.Â
Â
Â
Transformasi
Semua pihak yang ada di berbagai tingkatan pendidikan (SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi) harus bekerja sama untuk mengubah kelima aspek kurikulum pendidikan IPS di era digital dan global. Ini termasuk jati diri konsep IPS, konten pembelajaran, media dan sumber belajar IPS, metode pembelajaran IPS, dan penilaian pembelajaran IPS.Â
Â
Untukmengatasi masalah ini, guru harus mengoptimalkan penggunaan teknologi informasiuntuk melaksanakan dan mengelola penilaian pembelajaran.Ada dua hal yang harusdikembangkan. Yang pertama adalah peningkatan alat penilaian yang dapatmengukur kemampuan IPS, terutama psikomotorik dan kognitif. Teknologi informasisekarang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir siswa dari tingkatrendah hingga tingkat kedua dan membuat seluruh siswa dapat menggunakannya diberbagai tempat diseluruh wilayah Indonesia.
Â
Transformasikurikulum IPS merupakan langkah penting untuk menghadapi tantangan era digitaldan global. Dengan mengadopsi Paradigma pendidikan yang berpusat pada siswa,memperbarui konsep, isi, dan metode pengajaran, serta mengembangkan metodeevaluasi yang autentik, pendidikan IPS dapat menjadi lebih relevan danresponsif terhadap kebutuhan zaman.Transformasi ini akan membantu siswamengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif, sertamempersiapkan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat global yangkompleks.
Â
Beberapa solusi yang dapat diusulkan untuk mengatasi hambatan dan tantanganÂ
tersebut adalah dengan menyediakan pelatihan berkelanjutan bagi guru IPS, baik melaluiÂ
workshop langsung maupun webinar. Sosialisasi yang efektif dan pelatihan secara teratur dapatÂ
membantu guru memahami dan menerapkan kurikulum yang baru dengan lebih baik. SelainÂ
itu, sumber daya alternatif, seperti buku teks fisik, dapat dipertimbangkan untuk mengatasiÂ
masalah literasi dan akses digital. Jika masalahnya bersifat infrastruktural, perbaikan saranaÂ
dan prasarana belajar perlu diutamakan. Penggunaan sistem pembelajaran yang lebih fleksibel,Â
seperti blended learning atau pembelajaran jarak jauh, juga dapat menjadi solusi untukÂ
mengatasikendala prasarana yang kurang memadai.
Â
Dampak globalisasi terhadap pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di IndonesiaÂ
dapat dilihat melalui transformasi dalam teknologi informasi. Globalisasi membawaÂ
masyarakat untuk lebih akrab dengan teknologi modern dan memberikan kontribusi signifikanÂ
bagi kehidupan di era globalisasi. Fenomena ini juga menghasilkan perubahan sosial yangÂ
nyata di masyarakat, terutama terlihat di Indonesia.Â
Â
Arus globalisasi menantang kehidupan bermasyarakat dalam berbagai aspek, terutamaÂ
pendidikan. Dalam era globalisasi yang kompleks, masyarakat dituntut untuk menyesuaikanÂ
diri dengan peningkatan arus globalisasi. Pendidikan menjadi sarana untuk menjawabÂ
tantangan tersebut. Dalam dunia pendidikan, globalisasi membawa dampak yang signifikan,Â
terutama dengan kemajuan teknologi yang mendukung bidang pendidikan. Namun, IlmuÂ
Pengetahuan Sosial masih terkadang dipandang sebelah mata, terutama di era globalisasi saatÂ
Ini.
Â
IlmuPengetahuan Sosial didefinisikan sebagai pendekatan interdisipliner yang menggabungkanberbagai cabang ilmu sosial. Dalam pembelajaran IPS, tujuan utamanya adalahmembimbing peserta didik agar menjadi warga negara yang memiliki sifatdemokratis, tanggung jawab, dan memiliki kasih sayang terhadap perdamaian.Pembelajaran IPS disusun dengan cara yang terstruktur dan terintegrasi untukmencapai kedewasaan dan kesuksesan dalam kehidupan masyarakat.
Â
Peningkatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) perlu mengikuti perkembangan globalisasi yang tengah berlangsung. Dalam konteks ini, pengaruh globalisasi mendorong perlunya implementasi pembelajaran IPS yang memiliki perspektif global. Pembelajaran tersebut dianggap sebagai upaya yang dapat mengatasi tantangan di tengah arus globalisasi, sambil mempertimbangkan hubungan keragaman kebudayaan masyarakat dengan realitas saat ini. Pendidik juga diharapkan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik, khususnya dalam kemampuan berpikir kritis, mengingat peran IPS yang terkadang kurang diperhatikan dalam era globalisasi.Â
Â
Dalam menanggapi dampak negatif dan menyesuaikan kurikulum dengan perubahan global, pengembangan kurikulum dan pembelajaran dianggap sebagai filter yang krusial. Kurikulum harus memperhitungkan analisis kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan materi, pengorganisasian pengalaman belajar, dan pengembangan alat evaluasi. Evaluasi yang teliti menjadi kunci dalam melakukan perbaikan pada sistem kurikulum yang telah ada.Â
Â
Perkembangan teknologi saat ini sangat memengaruhi proses pembelajaran, tercermin dari perubahan paradigma pembelajaran menuju pendekatan berbasis teknologi. Inovasi dalam media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi memiliki dampak signifikan, mampu meningkatkan semangat belajar peserta didik dan memotivasi mereka untuk mempelajari kompetensi tertentu.Â
Â
PembelajaranIlmu Pengetahuan Sosial (IPS) dianggap mampu mengarahkan masyarakat untukmengembangkan kemampuan sosial, terutama dalam menghadapi arus globalisasi.Pendidikan IPS membekali peserta didik dengan keterampilan untuk mengembangkanpengetahuan mereka, mengaitkannya dengan isu-isu global dalam lingkungansekitar.
Â
Tujuanpendidikan IPS adalah mengembangkan warga masyarakat yang baik, arif, bijaksana,dan akrab dengan lingkungan. Masyarakat, sebagai subjek aktif, membawa kekayaanpengalaman lokal dan pengetahuan yang memperkaya pemahaman siswa terhadap isu-isuglobal. Keterlibatan masyarakat bukan hanya memberikan akses informasi,melainkan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran siswa. Kerjasama antaralembaga pendidikan dan komunitas menciptakan kolaborasi yang erat, memperkayapengalaman belajar siswa dan memahamkan masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Â
Peran masyarakat dalam pendidikan IPS bukan hanya tentang pengayaan kurikulum, tetapi juga menciptakan landasan kuat bagi pemahaman global yang lebih luas. Keterlibatan masyarakat membantu siswa mengaitkan isu-isu global dengan kehidupan sehari-hari, menciptakan pemahaman mendalam dan landasan untuk berpikir global serta bertindak lokal. Informasi lokal yang dimiliki masyarakat, seperti sejarah, kearifan lokal, dan praktik sosial, menjadi aset berharga untuk pengayaan kurikulum pendidikan IPS. Keterlibatan masyarakat melalui diskusi, proyek lapangan, dan kunjungan membantu siswa menerapkan teori-teori dalam konteks nyata.Â
Â
Melaluidialog dengan anggota masyarakat, siswa mengembangkan keterampilan sosial dankritis. Partisipasi masyarakat membuka jendela bagi siswa untuk mengenal keanekaragamanbudaya, memperkaya wawasan mereka tentang perbedaan budaya, dan mengembangkansikap inklusif.
Â
Keterlibatanmasyarakat dalam pembelajaran IPS juga memperkuat kesadaran masyarakat akanpentingnya pendidikan. Hubungan yang kuat antara sekolah dan komunitas menciptakanlingkungan belajar yang inklusif, mendukung, dan memberikan dampak positif padakesadaran masyarakat tentang peran pendidikan. Melibatkan masyarakat dalam pembelajaranIPS membuka kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan, pemahaman,dan sikap yang diperlukan untuk berperan aktif dalam masyarakat yang semakinterhubung secara global. Pendidikan IPS harus mampu menyesuaikan diri denganarus globalisasi, memanfaatkannya sebagai aspek penting dalam prosespembelajaran.
Â
Penting untuk mengambil pendekatanyang holistik saat menghadapi tantangan transformasi ini dan melibatkan semuapemangku kepentingan yang terlibat dalam proses transformasi kurikulum. Inimencakup menjalin komunikasi yang efektif, menjelaskan tujuan dan keuntunganperubahan kepada semua pihak yang terlibat, dan memberikan dukungan danpelatihan yang memadai untuk pendidik dan karyawan pendidikan. Selain itu,untuk mengatasi tantangan yang mungkin muncul, pengelolaan sumber daya yangcermat dan kreatif juga penting. Dengan pendekatan yang terintegrasi dandukungan yang kuat dari semua pihak terkait, proses transformasi kurikulumdapat dijalankan dengan lebih lancar dan berhasil.
Â
Salah satu fokus utama dalamrevitalisasi kurikulum IPS adalah integrasi kebudayaan lokal ke dalampembelajaran. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan peserta didikterhadap budaya mereka sendiri dan meningkatkan pemahaman tentang keberagamanglobal. Dalam Kurikulum Merdeka, IPS berfungsi sebagai alat untuk mengajarkannilai-nilai Pancasila dan memperkuat identitas budaya lokal.
Â
Adapun beberapa strategi yang bisa dilakukanuntuk merevitalisasi kurikulum IPS di era digital yaitu:
1.     Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) harus menjadi bagianintegral dari proses pembelajaran IPS. Ini termasuk:
* Platform Pembelajaran Online: Memanfaatkan aplikasi dan situs web yangmendukung pembelajaran jarak jauh, seperti Google Classroom dan Ruangguru,untuk memberikan akses lebih luas kepada siswa.
* Media Interaktif: Menggunakan alat seperti Augmented Reality (AR) danVirtual Reality (VR) untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik danmendalam.
2.     Pendekatan Pembelajaran BerbasisKompetensi
Kurikulum IPS harus beralih dari pendekatan berbasis materi ke pendekatanberbasis kompetensi. Ini mencakup:
* Pembelajaran Aktif dan Partisipatif: Mendorong siswa untuk terlibatdalam diskusi, proyek kelompok, dan kegiatan praktis yang relevan dengankonteks sosial mereka.
* Model Pembelajaran Inovatif: Mengadopsi metode seperti flippedclassroom, project-based learning, dan cooperative learning untuk meningkatkanketerlibatan siswa.
3.     Pengembangan Keterampilan 21st Century
Kurikulum harus fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti:
* Pemecahan Masalah dan Kreativitas: Mengajarkan siswa untuk berpikirkritis dan kreatif dalam menghadapi tantangan sosial yang kompleks.
* Kolaborasi dan Komunikasi: Mendorong kerja sama antar siswa melaluiproyek bersama yang memanfaatkan teknologi digital.
4.     Penilaian yang Autentik dan BerbasisTeknologi
Transformasi dalam metode penilaian sangat penting untuk mengukurkemampuan siswa secara efektif. Ini termasuk:
* Penilaian Berbasis Proyek: Menerapkan evaluasi yang menilai hasil kerjasiswa melalui proyek nyata yang relevan dengan isu sosial.
* Penggunaan Alat Digital untuk Penilaian: Mengembangkan alat penilaiandigital yang dapat mengukur kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa secaraakurat.
5.     Kolaborasi dengan Stakeholder
Revitalisasi kurikulum IPS memerlukan keterlibatan semua pihak terkait,termasuk:
* Pelatihan untuk Guru: Memberikan pelatihan berkelanjutan bagi pendidikmengenai penggunaan teknologi dan metode pembelajaran baru.
* Komunikasi Efektif: Membangun dialog antara sekolah, orang tua, danmasyarakat untuk mendukung implementasi kurikulum baru.
6.     Fokus pada Kebudayaan Lokal
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, penting untuk mengintegrasikannilai-nilai kebudayaan lokal dalam pembelajaran IPS. Hal ini dapat dilakukandengan:
* Proyek Berbasis Kebudayaan Lokal: Mengembangkan kegiatan yang mengajaksiswa untuk mengenal dan mencintai kebudayaan mereka sendiri sebagai bagiandari identitas nasional.
Â
ImplementasiPraktis
*Universitas Negeri Yogyakarta: Profesor Dr. Supardi telah memaparkan strategitransformasi kurikulum IPS yang melibatkan jati diri konsep IPS, kontenpembelajaran, media dan sumber belajar IPS, metode pembelajaran IPS, danpenilaian pembelajaran IPS. Langkah kolaboratif dari semua stakeholders diberbagai tingkatan (SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi) sangat penting dalamproses ini.
*Program Kurikulum Merdeka: Program ini memberikan kebebasan dalam pengembangankurikulum yang dapat mengakomodasi kebutuhan siswa, daerah lokal, danperkembangan zaman. Integarsi inovasi dan teknologi menjadi aspek penting dalammemastikan pendidikan yang relevan dengan era digital.
Â
Penutup
Revitalisasikurikulum IPS dalam menghadapi tantangan era digital bukanlah pekerjaan yanggampang, tetapi sangat penting. Dengan mengadopsi paradigma berpusat padasiswa, memperbarui konsep dan isi pembelajaran, serta mengembangkan metodeevaluasi yang autentik, pendidikan IPS dapat menjadi lebih relevan danresponsif terhadap kebutuhan zaman. Integrasi inovasi dan teknologi dalamkurikulum IPS akan membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis,analitis, dan kreatif, serta mempersiapkan mereka untuk berpartisipasi aktifdalam masyarakat global yang kompleks. Kurikulum IPS harus dirancang untukmembina keterampilan berpikir kritis, analisis, dan pemecahan masalah siswa,memungkinkan mereka untuk menavigasi dan berkontribusi secara efektif dalammasyarakat global yang beragam. Rekomendasi dari studi ini menekankanpentingnya kerja sama antara pembuat kebijakan, pendidik, dan pemangkukepentingan untuk mengembangkan kurikulum yang responsif dan dinamis, yangtidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga mempersiapkan siswa menjadiwarga dunia yang bertanggung jawab dan terampil. Dengan dukungan penuh darisemua pihak, transformasi ini dapat dijalankan dengan lebih lancar danberhasil, menciptakan generasi yang terdidik, mampu bersaing di tingkat global,dan memiliki moral yang luhur.
Â
Â
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI