Mohon tunggu...
Ghina Nurfauziah Azka
Ghina Nurfauziah Azka Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMAN 1 Padalarang

Minat di volly

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Akhir Sebuah Cerita

6 Oktober 2022   07:35 Diperbarui: 6 Oktober 2022   07:43 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sore hari yang cerah di tanggal 10 Juli tahun 2021. Waktu dimana untuk pertama kali nya aku mencari tahu dan mempelajari apa itu permainan bola voli. Saat itu, aku sangat antusias untuk melakukan semua hal yang berhubungan dengan voli. Aku bergegas menuju ke lapangan bersama teman teman ku yaitu Yaya, Nai, Tia, Tiara, dan Mput. Setibanya di lapangan, kami bergotong royong untuk menyiapkan fasilitas yang akan kami pakai. Aku bersama Yaya memasang net, Nai dan Mput menyapu lapangan, sedangkan Tia dan Tiara menyiapkan alat alat gym yang akan kami pakai.
"Heiii! Ayooo! Harus semangat kitaaa" kata ku sambil bertepuk tangan tanda memberi semangat.
     Dan saat itu juga, kami semuanya mulai berdo'a agar dijauhkan dari semua hal yang membuat bahaya. Setelah berdo'a kami pun segera melakukan pemanasan, dari mulai pemanasan statis hingga dinamis dan juga sedikit melakukan gerakan fisik yang biasa para atlet atlet nasional melakukanya.
"Teman teman, sekarang waktunya kita melakukan gerakan gym yang ringan yaaa" ucap Yaya.
"Yoo ahh semangaaattt" menjawab serentak.
     20 menit berlalu, hal yang seharusnya kami lakukan, sudah berjalan dengan baik. Kami pun istirahat sejenak dengan meminum air putih dan juga meluruskan kaki agar tidak pegal.
"Yess ah akhirnya! Alhamdulillah giliran bola yesss" ucap Nai sembari lompat lompat.
"Hahaha, sudah kuduga pasti kamu sebegitu seneng nya kalo giliran bola" timpa ku.
"Wah iya lah jelas kalo masalah itu" Nai menjawab ucapan ku.
     Kami pun bergegas mengambil semua bola dan di bagikan satu bola untuk dua orang. Servis, passing atas, passing bawah, kami lakukan dengan baik dan juga benar selama 15 menit. Setelah itu, kami menambahkan gerakan spike secara bergiliran dan tak lupa dengan passing bawah dan juga passing atas nya dalam jarak 5 meter selama 15 menit juga.
30 menit kami pergunakan untuk menguasai teknik dasar bola voli yang kami ketahui. Sembari beristirahat sejenak, aku pun menelpon rekan voli ku untuk latihan bareng di lapang dekat rumah ku.
"Hallooo. Assalamualaikum"
"Iyaa? Waalaikumsalam. Kenapa ghin?"
"Kamu ada patner engga? Mau ngajak latian bareng nih lawan teman teman aku disini"
"Oalah ada santai, jam 4 aku kesana yaaa"
"Siap oke makasih"
"Siap Ghin sama sama"
     Mendengar kabar bahwa akan ada 6 orang yang sama sama senang akan olahraga voli, kami pun bahagia dan bersemangat untuk melakukan yang terbaik saat main melawan mereka. Dan kami semua pun saling menyemangati satu sama lain untuk bermain sportif dan melakukan yang terbaik.
Tiba pukul 16.00, waktu dimana mereka datang untuk main bersama kami semua. Setelah itu, mereka siap siap dengan melepas jaket, cardigan dan juga sweater nya untuk segera memulai semuanya. Akhirnya, kami pun menang dan bermain dengan lancar tanpa ada satu orang pun yang cedera.
Semenjak pertandingan persahabatan itu, kami semua jadi semakin semangat untuk latihan voli. Hampir 70% dari 24 jam kami pergunakan untuk mencari tahu dan mengasah kemampuan di bidang olahraga voli ini.
     Akan tetapi, 3 bulan pertama kami bermain voli, jujur banyak banget cobaan yang diri aku sendiri alami. Dari mulai cacian, hinaan, dan juga tak sedikit orang yang berusaha menjatuhkan.
"Alah passing nya aja jelek. Servis nya juga biasa aja kok. Pas spike apalagi tidak ada tenaga tidak ada poros juga. Voli nya biasa banget kok, tapi gaya nya so paling iya. Main tidak bisa aja gaya gaya an ikut turnamen, gaya gaya an ikut ke club. Kata nya pemain club tapi main nya seperti anak anak awam voli. Sudah voli tapi kok sama sekali tidak ada peningkatan. Ah segitu doang pasti bakalan kalah cepet sih kalo main lawan orang lain" dan perkataan perkataan lainnya.
Begitu lah kira kira orang orang yang berkata menyakitkan kepadaku. Sangat disayangkan ya orang orang yang berkata seperti itu kepadaku. Padahal kan aku sendiri sedang menikmati proses, sedang menjalani proses untuk menjadi bisa akan sesuatu yang baru untuk diri aku sendiri.
     Dan untuk kali pertama dalam hidup mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari orang lain. Dan untuk pertama kali nya juga aku merasakan ada di titik terendah dalam hidup, dengan perasaan dan pikiran down tidak karuan. Pada saat itu, banyak sesuatu yang aku pikirkan, banyak perkataan orang lain yang tak sedikit menyakiti hati. Cape hati cape pikiran serta cape tenaga pun sudah aku rasakan. Air mata yang banyak di keluarkan pada saat itu pun seperti nya sudah sebanyak itu dan membuat mata ku sembab. Rasa ingin menyerah dan berhenti voli pun sempat terpikirkan di benak ku. Akan tetapi aku teringat satu kalimat yaitu "semakin tinggi pohon, semakin kencang angin menerpa".
     Oke, dari situ aku mulai berpikir kalo diri aku ini harus bisa melawan semuanya. Harus berusaha tidak mendengarkan omongan omongan yang sangat menyakiti hati. Berusaha untuk tidak memasukan cacian dan hinaan ke dalam pikiran dan hati. Dari situ, aku bertekad untuk melanjutkan voli setelah kurang lebih 4 bulan berhenti. Ya, seperti yang kita semua tahu, kalo disaat kita berhenti akan sesuatu, semuanya akan mengulang dari awal saat memulai nya kembali. Dan iya, aku mulai belajar teknik dasar permainan bola voli ini layaknya anak anak yang baru seumur jagung mempelajari voli.
"Ayo Ghin semangat! Gapapa jangan dengerin kata orang orang. Mungkin mereka kayak gitu tuh karena syirik sama kemampuan yang kamu punya. Gapapa terusin aja voli nya tingkatkan lagi prestasi nya. Bikin mereka malu sama apa yang pernah mereka katakan sama kamu"
Itulah motivasi yang selalu di katakan kepada diriku sendiri setiap hari.
     Kemudian di situasi itu pun aku segera bergegas bertekad untuk semangat kembali dan memulai kembali latihan voli tanpa terlalu memikirkan hal hal negatif yang sering kali orang lain katakan kepadaku. Dari situ aku sekuat tenaga untuk menutup mata menutup telinga demi keamanan mental diriku sendiri.
Tapi seketika aku tersadar, bahwa bangkit dari keterpurukan itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Banyak ketakukan yang di rasakan, banyak hal hal kedepannya yang di pikirkan, dan bahkan trauma akan hal yang membuat gagal buat diri aku kedepannya.
"Udah teteh jangan dipikirkan. Sebisa mungkin jangan  memikirkan omongan orang. Fokus sama diri sendiri aja ya. Semangat buat ngejar apa yang teteh mau di usia sekarang"
Ya. Itulah perkataan Bapak kepadaku. Dari situ lah aku mulai berani melangkah untuk meneruskan apa yang sudah menjadi hobi ku.
     Akan tetapi yang aku inginkan adalah aku tidak lagi latihan bersama teman teman ku disini. Tekad ku ingin berlatih di club bersama orang orang yang sebelumnya belum pernah aku kenal, iya, teman teman baru dengan suasana baru tentunya.
Aku mempunyai niat itu bukan tanpa alasan. Aku ingin berada di lingkungan orang orang yang bisa menghargai satu sama lain dan juga menimbulkan dampak positif terutama untuk diriku sendiri.
     Esok hari di waktu sore, aku pun segera bergabung untuk latihan. Semangat baru pun aku kibarkan di dalam diriku sendiri. Kata kata motivasi pun terus aku katakan kepada diriku sendiri. Kata kata yang aku bangun agar tidak menyerah untuk keadaan.
Akan tetapi, takdir berkata lain. Saat latihan aku malah mendapatkan kejadian yang tak mengenakan. Yaa, aku cedera. Cedera dibagian otot pergelangan kaki yang mengalami robekan dan retakan tulang yang kita kenal sebagai cedera engkel.
Rasanya sakit sekali hingga aku menangis sembari menjerit. Untuk berdiri saja susah apalagi untuk jalan atau bahkan untuk voli seperti nya sangat tidak memungkinkan lagi.
     Rasa menyesal dalam diri tidak bisa dipungkiri lagi. Menyesal karena melakukan pemanasan yang sepertinya kurang baik. Menyesal tidak hati hati dalam melakukan segala hal. Dan menyesal karena harus berhenti  voli setelah baru saja memulai semuanya dengan penuh semangat. Yaa, mau bagaimana lagi. Mau tidak mau aku harus beristirahat hingga cedera ku ini membaik. Mau tidak mau aku harus diam di rumah tanpa ada aktivitas voli lagi. Dan pasti nya itu tidak dalam waktu yang singkat, melainkan membutuhkan waktu yang lumayan lama. Yaa itu lah ceritaku...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun