Mohon tunggu...
Ghina K
Ghina K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Goddess with a Blade

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menguak Misteri di Balik "Perang" Ojek Online vs Ojek Pangkalan

10 Februari 2023   12:00 Diperbarui: 10 Februari 2023   12:02 1634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pangkalan Ojek daerah Banjaran, Kabupaten Bandung Barat. Sumber: Penulis

Keberadaan ojek online seperti Go-Jek dan GrabBike semakin merajalela. Namun, kemunculan ojek online tersebut justru dapat membuat ojek konvensional atau yang biasa disebut ojek pangkalan gusar. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari mereka berasumsi bahwa kehadiran ojek online dapat berpengaruh besar dalam sisi pendapatan mereka.

"Penumpang makin jarang, pendapatan jadi berkurang" Pernyataan yang dilontarkan oleh salah satu pengojek pangkalan, JU (59), menggambarkan bagaimana kehidupan pengojek pangkalan semenjak hadirnya ojek online.

JO (38) menyatakan bahwa jika dulu pengojek pangkalan di hina sehingga jarang sekali orang yang ingin menjadi pengojek. Tetapi bak dunia terbalik, sekarang justru banyak sekali orang yang jadi pengojek online bahkan di setiap sudut jalanan pun dapat terlihat pengojek online yang lengkap dengan atributnya.

"Dulu ojek pangkalan di hina, jadi banyak yang ga mau ngojek. Tapi sekarang mah kebalik,banyak yang mau ngojek" Ujar JO (38) saat ditemui di satu pangkalan ojek di daerah Kabupaten Bandung.

Pendapatan dan jumlah penumpang harian ojek pangkalan dapat menurun hingga lebih dari 50% dibandingkan dengan sebelum adanya ojek online.

"Pendapatan sekarang makin turun, kadang sehari cuma 30.000, jauhlah sama sebelum ada ojek online. Bapak sehari bisa nyampe 70.000 -- 100.000" Ujar S (45) yang telah menjadi pengojek pangkalan selama 23 tahun lamanya di kawasan Gegerkalong, Kota Bandung.

"Sangat berpengaruh besar terhadap ojek pangkalan, ya intinya merugikan para ojek pangkalan seperti bapak. Kalo dulu tuh sehari 15 atau 20 orang pasti ada, sekarang 2 atau 3 orang" Pengojek pangkalan di salah satu kawasan di Kota Bandung, T (53) pun merasakan hal yang sama.

Pangkalan Ojek kawasan Gegerkalong, Kota Bandung. Sumber: Penulis
Pangkalan Ojek kawasan Gegerkalong, Kota Bandung. Sumber: Penulis

MENGAPA TIDAK MAU BERALIH?

Transisi ojek pangkalan menjadi ojek online sesungguhnya dapat sangat menjanjikan baik bagi para pengojek maupun bagi penumpang. Namun, ojek pangkalan masih tetap eksis ditengah- tengah kehidupan sehari-hari manusia yang saat ini diselaraskan dengan kecanggihan teknologi. Lantas mengapa pengojek pangkalan yang tetap eksis ini tidak mau beralih menjadi pengojek online?
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun