Mohon tunggu...
Ghina Fadya Armani
Ghina Fadya Armani Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

kindness is beauty

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Keberagaman dalam Iklan: Langkah Kecil, Dampak Besar

30 Juli 2025   07:42 Diperbarui: 30 Juli 2025   07:56 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tengah banyaknya standar kecantikan yang tidak realistis, kini mulai muncul perubahan dalam cara iklan berbicara kepada penontonnya. Kalau dulu kampanye kecantikan sering menampilkan wajah yang dianggap "sempurna" atau penampilan ideal, mulai sekarang iklan tidak hanya soal penampilan luar, tapi juga tentang keberagaman dan cerita yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Salah satu iklan perawatan tubuh jadi contoh yang menarik. Iklan ini tidak hanya menjelaskan manfaat produknya, tapi juga membawa pesan yang lebih hangat dan manusiawi. Fokusnya bukan pada tubuh yang harus "diubah", tapi pada proses menerima dan merawat diri sendiri.

Uniknya, bagian tubuh yang diangkat adalah ketiak, bagian yang sering diabaikan dalam iklan kecantikan. Tapi di sini, ketiak dirawat dengan cara yang sama seperti wajah: dengan tekstur lembut, kandungan pencerah, dan manfaat untuk memperbaiki kulit. Jadi bukan hanya soal menghilangkan bau dan keringat.

Cara penyampaian iklannya juga berbeda. Para perempuan dalam video berasal dari latar belakang yang beragam ada yang berhijab, berkulit terang maupun gelap. Mereka merekam sendiri pengalaman mereka, dengan cara yang jujur dan sederhana. Tidak ada narator yang menjelaskan, tidak ada visual "before dan after" yang berlebihan. Yang ditampilkan adalah perempuan yang sedang belajar mencintai dan merawat tubuhnya sendiri.

Iklan ini menunjukkan bahwa cara beriklan juga ikut berubah. Sekarang, iklan tidak hanya berusaha menjual produk, tapi juga menyampaikan pesan yang bisa menyentuh emosi dan membuat penonton merasa terwakili. Nilai-nilai seperti self-love dan menerima diri sendiri bukan lagi pelengkap, tapi jadi bagian utama dari cerita yang dibawa.

Hal ini juga sesuai dengan pendapat Wood-Barcalow (2010), yang menyebut bahwa mencintai tubuh artinya bisa menghargai diri secara utuh, melihat kecantikan dengan cara yang lebih luas, dan mampu memilih informasi yang sehat tentang tubuh kita

Pendekatan ini terasa segar. Bukan hanya karena keunikan produknya, tapi karena pesan yang dibawa: bahwa self-love itu tidak eksklusif. Bahwa semua Perempuan apa pun warna kulitnya, bentuk tubuhnya, atau gaya hidupnya pantas merasa nyaman dan percaya diri.

Jadi, mungkin sudah waktunya kita memaknai perawatan diri bukan sebagai tuntutan untuk tampil sempurna, tapi sebagai bentuk apresiasi pada tubuh yang setia menemani kita setiap hari.

Referensi

Kumalaningtyas, N., & Sadasri, L. M. (2018). Citra Tubuh Positif Perempuan Dalam Iklan Video Digital (Studi Femvertising Pada Iklan Dove Real Beauty). Diakom: Jurnal Media Dan Komunikasi, 1(2), 62-73.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun