Mohon tunggu...
Ibn Ghifarie
Ibn Ghifarie Mohon Tunggu... Freelancer - Kandangwesi

Ayah dari 3 anak (Fathia, Faraz dan Faqih) yang berasal dari Bungbulang Garut.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jabar Urutan Pertama Aksi Intoleransi

22 Desember 2010   05:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12929946431091873406

Menilik Laporan Toleransi dan Intoleransi tahun 2010 Moderate Muslim Society (MMS) menempatkan Jabar pada urutan pertama aksi dan pelanggaran intoleransi. Ini menunjukan masyarakat Pasundan sangat rendah kesadarannya untuk membela negara, seperti diungkapkan oleh Zuhairi Misrawi, Ketua MMS saat diskusi Laporan Toleransi dan Intoleransi tahun 2010 di Aula Paramadina Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (21/12) siang. MMS mencatat, 49 kasus intoleransi, atau 61 persen dari keseluruhan kasus, berlangsung di Jawa Barat. Dari 49 kasus yang ada di Jawa Barat, sebagian besar di antaranya terjadi di Bekasi, Bogor, Garut, dan Kuningan. ”Jumlah tersebut jauh lebih banyak daripada di daerah-daerah lain,” ujarnya Meningkatnya perilaku kekerasan di tanah Sunda ini diakibatkan dua faktor; Pertama, Pembiaran yang dilakukan oleh negara. Kedua, Rendahnya pendidikan agama yang toleran di provinsi ini,” tuturnya (Kompas, 22/12) Bila dibandingkan dengan tahun 2009 yang mencapai 11 kasus, maka tahun 2010 meningkat 4 kali lipat sebanyak 49 peristiwa. Kasus intoleransi yang terjadi di Bekasi menimpa orang-orang Kristen. "Di Bekasi, semua korban kasus intoleransi adalah kalangan Kristiani, berupa penghalangan kegiatan ibadah, penyegelan rumah ibadah, dan penyerangan terhadap jemaat HKBP. Sementara di Bogor, dari 10 kasus, 7 kasus juga menimpa kalangan Kristiani terkait masalah gereja. Di Garut dan Kuningan semua korban adalah kelompok Ahmadiyah," katanya Rendahnya kesadaran bernegara menjadi petanda semakin memperburuk kerukunan antarumat bergama di Parahyangan ini. Kunci dari masalah ini adalah pemerintah harus berlaku tegas terhadap para pelaku kekerasan. "Ketika ketidaktegasan pemerintah terus berjalan, akan ada kecurigaan di tengah masyarakat bahwa kelompok ekstrem ini sengaja dipelihara oleh pemerintah," tegasnya Menanggapi hasil temuan MMS ini Athian Ali M Da'i, Ketua Forum Ulama Umat Islam (FUUI) Bandung bisa memahami latar belakang temuan MMS tersebut. Seharusnya pihak yang mencetuskan temuan itu bisa memahami perasaan orang beragama, yang keyakinannya diobok-obok. "Pengertian toleransi bagi mereka adalah bebas sebebas-bebasnya," katanya Tingginya sikap toleransi umat Islam kepada pemeluk agama lain, pasti akan selalu tetap tidak dianggap toleran. Padahal, dalam masalah aliran sesat, misalnya, lanjut dia, umat Islam sangat penuh toleransi. "Asalkan mereka tidak mengaitkan aliran sesat mereka dengan ajaran Islam, silakan," paparnya Perbuatan yang serupa pun terjadi saat proses kristenisasi. Umat Muslim sangat menghargai hak-hak penganut agama lain untuk melakukan ibadah dan juga mendirikan rumah ibadah. Namun yang acap kali terjadi, umat Nasrani sering kali memaksakan mendirikan gereja di tengah-tengah komunitas umat Islam yang mayoritas. Sehingga ia menilai temuan LSM MMS itu tidak adil dan sumir.  (www.hidayatullah.com) Sejatinya, dialog antaragama ditingkatan masyarakat harus tetap digalakan dan menjadi agenda tahun 2011. Pasalnya, tanpa dialog yang aktif dan menyentuh unsur-unsur masyarakat niscaya kerukunan, toleransi, keharmonisan akan mewujud di Jabar. Malahan benih-benih kekerasan akan tumbuh subur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun