Mohon tunggu...
M. Ghaniey Al Rasyid
M. Ghaniey Al Rasyid Mohon Tunggu... Freelancer - Pemuda yang mencoba untuk menggiati kepenulisan

Orang yang hebat yaitu orang yang mampu untuk mempertahankan prinsip mereka dari beberapa kontradiktif

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Quo Vadis Ekonomi Pancasila

7 Oktober 2020   02:13 Diperbarui: 7 Oktober 2020   02:18 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi masyarakat sering terjebak dalam pemahaman yang keliru tentang sistem pancasila. Mereka terjebak dalam bayang-bayang yang membius kepada kesetaraan, hidup tentram hingga terjebak dalam zona nyaman.

Peranan ekonomi pancasila sebenarnya bukanlah sebuah sistem yang pragmatis untuk membangun bangsa yang madani. Pasalnya peranan subsektor mikro dalam ranah perekonomian harus benar-benar dijalankan dengan baik dan disipilin sebagai ciri khas pancasila.

Peranan mikro dalam ekonomi pancasila harus berdarah-darah untuk memastikan diri, untuk menguasai perekonomian dengan baik. Mengenai swaastanisasi yang dalam prespektif liberal-kapitalistik, mampu mencetak sebuah perekonomian yang hidup dan berkembang, begitu pula dengan ekonomi pancasila.

Mengambil istilah masyarakt sipil yang disampaikan oleh Francis Fukuyama. Bahwasannya masyaratat sipil adalah jiwa dari sebuah perubahan perekonomian. Masyarakat sipil yang sadar akan membangun pondasi kuat bagi bangunan ekonomi sosial yang tangguh.

Peranan swastanisasi tidak bisa kita pungkiri untuk laju perekonomian yang lebih bagus. Fleksibilitas aliran modal dibutuhkan untuk mengembangkan dan mengelola sumber daya yang ada. Tanpa itu ekonomi akan mati dan tidak bisa berkembang dengan baik.

Swastanisasi ekonomi pancasila membutuhkan pernana mikro sebagai masyarakat sipil internal negara untuk bisa menguasai subsektor strategis dan bekerja sama dengan pemerintah bagi kemakmuran bangsa.

Perihal skeptisis untuk menguasai sektor strategis adalah penghambat bagi kader bangsa Indonesia untuk unjuk gigi ditataran ekonomi global.

 Ekonomi pancasila membuka swastanisasi untuk membuka kran perkembangan perekonomian akan tetapi dalam jalannya sistem tersebut harus diawasi dengan ketat, melalui penempatan swastanisasi yang terorganisir dengan baik bagi kesejahteraan sosial (Mubyarto; 1994).

Beberapa ranah strategis seperti sumber daya strategis (minyak, oli, dan batubara), seharusnya pemerintah mampu mengakusisi dan mengelola dengan presentase lebih besar dibandingkan para pemodal asing yang lebih individualistis.

Berbeda dengan penganut sistem liberal-kapitalistik, perihal kepemilikan berlaku secara bebas, siapa kuat maka mereka berhak berkuasa penuh sesuai prepektif korporatif.

Ekonomi pancasila seyogyanya mendidik individu untuk bisa bekerja dengan tujuan kolektif dan tujuan final bagi perekonomian bangsa. Penetrasi berupa pencerdasan patut untuk disampaiakan dengan pencerdasan melalui pendidikan dan stimulus kebijakan melalui institusi pemerintahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun