Mohon tunggu...
ghani Alqadri
ghani Alqadri Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Andalas

saya menyukai pembahasan seputar olahraga,gaya hidup,dan sosial masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ruang Lingkup Ilmu Sosial di Era Digital: Mengurai Misteri Masyarakat Modern

6 Oktober 2025   02:46 Diperbarui: 6 Oktober 2025   02:46 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan iklim adalah isu lain yang menarik. Ruang lingkup ilmu sosial kini mencakup "sosiologi lingkungan", di mana peneliti analisis bagaimana banjir di Jakarta memengaruhi migrasi urban dan konflik sumber daya. Gerakan seperti Fridays for Future, dipimpin Greta Thunberg, menunjukkan bagaimana aktivisme pemuda membentuk opini global. Di Indonesia, ilmuwan sosial mempelajari dampak tambang nikel di Sulawesi terhadap komunitas adat, menggabungkan antropologi dengan advokasi hak asasi manusia.

Ketidaksetaraan juga jadi sorotan. Ilmu politik sosial mengurai mengapa populisme naik di banyak negara, seperti di AS dengan Trump atau di Brasil dengan Bolsonaro. Di Indonesia, ruang lingkup ini mencakup analisis korupsi dan oligarki, seperti kasus e-KTP yang mengungkap bagaimana elite menguasai sumber daya. Media sosial memperbesar ini: platform seperti Twitter menjadi arena perdebatan, di mana hashtag #ReformasiDikorupsi memicu gerakan anti-korupsi.

Yang menarik, ruang lingkup ilmu sosial kini interdisipliner. Ia kolaborasi dengan ilmu komputer untuk "social computing" -- memprediksi kerusuhan sosial dari data GPS. Atau dengan biologi untuk memahami bagaimana pandemi memengaruhi perilaku kelompok. Contohnya, proyek global seperti World Values Survey menggunakan AI untuk memetakan nilai-nilai budaya di 100 negara, membantu pemerintah merancang kebijakan inklusif.

Ruang lingkup ilmu sosial yang luas ini bukan sekadar akademis; ia punya dampak nyata. Bayangkan tanpa ilmu sosial, kita tak paham mengapa fake news menyebar cepat di WhatsApp, atau bagaimana algoritma Facebook memperburuk polarisasi etnis di Myanmar. Di Indonesia, penelitian sosial membantu pemerintah merancang program bansos selama pandemi, memastikan bantuan sampai ke yang paling butuh.

Tapi, ada tantangan. Privasi data jadi isu besar: bagaimana etisnya menganalisis data pribadi? Juga, aksesibilitas: ilmu sosial sering didominasi perspektif Barat, mengabaikan konteks lokal seperti budaya Jawa atau adat Papua. Di era sekarang, peneliti harus lebih inklusif, melibatkan komunitas dalam riset -- seperti citizen science di mana warga biasa ikut kumpul data.

Yang paling menarik, ilmu sosial memberdayakan individu. Dengan memahami ruang lingkupnya, Anda bisa jadi "warga sadar sosial". Misalnya, pahami bagaimana iklan targeted di Instagram memanipulasi pilihan Anda, lalu lawan dengan gerakan sadar konsumen.

 Kesimpulan

Ruang lingkup ilmu sosial di zaman sekarang seperti jaring laba-laba yang luas dan dinamis, menangkap segala aspek kehidupan modern -- dari scroll feed hingga demonstrasi jalanan. Dari evolusi digital hingga respons terhadap krisis global, bidang ini membantu kita navigasi dunia yang semakin terhubung tapi juga rapuh. Di Indonesia, dengan keragaman budaya dan tantangan seperti urbanisasi cepat, ilmu sosial jadi kunci untuk membangun masyarakat yang adil.

Jadi, lain kali Anda lihat berita viral, ingat: ada ilmu sosial di baliknya. Pelajari lebih dalam, ikut diskusi, atau bahkan kontribusi data Anda. Karena di era ini, memahami masyarakat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun