Mohon tunggu...
Gery Anggoro
Gery Anggoro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jalanan yang Membusuk

7 Januari 2019   23:04 Diperbarui: 7 Januari 2019   23:12 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dengan berdalih lewat jalan depan, aku pura-pura tidak melihatnya. Ana namanya, ku kenal dia saat dia duduk di bangku sma. dia wanita yang cantik dan murah tersenyum dan juga sering berbicara kasar.

aku tak bermaksud untuk menghakimi nya, tapi begitu lah wataknya. aku sangat ingat ketika dia di ajak pulang bareng dengan teman ku ahmad, di saat itu sekolah mempulangkan murid lebih awal dari biasanya. ahmad teman ku dan juga pembalap liar terkenal di sekolah mulai mengajak ana yang sedang berbicang dengan temannya didepan gerbang sekolah. "Na belum balik?, mau bareng gak?" ahmad mengajak sambil mengendarai motor balap yang di punya. "goblog lu ya? mau bikin gua mati? kaga ada rem nya gitu mau ngajak pulang bareng!" ana menjawabnya. ahmad yang kecewa langsung mengegas motor nya yang berisik nya luar biasa. pada saat itu aku mulai bertanya, apa yang membuat ahmad ingin mengajaknya? dan juga kenapa harus ana?. dan sekarang aku mulai tau apa jawabanya setelah melihatnya di belakang gedung kantor ku.

Dia sedang bersama teman lelaki nya ditemani teh pucuk dan sebungkus rokok, mereka sedang berbincang dan hanya ana yang merokok. wajah cantiknya tiba-tiba menutupi stigma wanita angun di indonesia. ketika semua lelaki berfikir jika wanita angun itu tidak melakukan hal yang tidak seharusnya wanita lakukan seperti merokok, dia melakukannya dan sangat terang-terangan. aku yang melihat dari jauh menyadari sesuatu hal, dia cantik murah senyum dan juga bisa merokok plus suka berkata kasar. aku menyadari bahwa itu hal yang tidak sering aku temukan. melihat wanita cantik yang biasanya aku temukan, bersikap lembut, suka membantu, dan tak pernah melawati hal yang bukan seharusnya mereka lakukan. aku mulai menyadari aku menemukan perhiasaan. mungkin kebanyakaan orang senang jika menemukan permata di bawah kolong kasurnya / atau mendapatkan berlian di koper nya tiba-tiba, tapi itu semua yang orang rata-rata pikirkan. menurutku melihat wanita cantik murah senyum suka berkata kasar dan hobi merokok itu sebuah pengalaman dalam hidup ku yang tak mudah kulupakan. mungkin jika ada wanita lain yang ku kenal merokok, pasti memori ku langsung memanggil ana sebagai tolak pikirku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun