Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... wiraswasta -

Nothing important

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Terperangkap oleh Rekan Kompasianer

6 Februari 2011   03:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:51 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Hei!" ......  aku berseru. Pintunya kuguncang-guncang dengan keras.   "Hallo!....... keluarkan aku dari sini!"

Kenapa teh Array berbuat begini? aku menggerutu dalam hati. Bagaimana mungkin dia sampai setega ini dan mengunci diriku di dalam kamar?! huh.... sebel aku dibuatnya. Rasanya tidak mungkin dia sengaja mengurungku di kamar ini setelah kami bersenang-senang dan membuat kesepakatan  tadi malam.

Mustahil, pikirku. Untuk apa dia mengurungku di sini?!  ini semua pasti ada kesalahan teknis. Sekali lagi kuguncang-guncangkan pintu. Dan kali ini pintunya terbuka sedikit. Aku berteriak...... ku panggil semua nama teman-teman tetangga kamar kostku. Hellooooo......... Indriiiii...........Elvaaaaaaa..................Youlyyyyyyyyyyyyy......  sunyi tak ada jawaban....   ach....  kemana mereka semua?! apakah mereka juga pada pergi?!  aku terdiam sejenak.

Pintu itu ditahan dengan pengait besi dari logam. Tapi pengaitnya tidak terpasang dengan kokoh. Pintunya bisa kudobrak pikirku, aku menyadari bahwa inilah saatnya kucoba kekuatan tenaga dalamku. hmmmm..... masa sih latihan karate selama 3 tahun tidak membuahkan hasil. Aku mundur sedikit membuat ancang-ancang dan kemudian ku tendang pintu itu braaaak....!   "Aduh!"   aku menggerang sedikit, sial.... pintu hanya terbuka sedikit dan hanya membuat celah antara pintu dan kusen doang. Tapi kakiku yang serasa kesemutan.

Tiba-tiba sebuah pikiran melintas dalam benakku, sebuah pikiran yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Aku sendiri terheran-heran bahwa koq bisa ya... berpikiran begitu. Tapi aku betul-betul berharap seandainya saja masku ...... berada di sini bersamaku. hmmmm.......... tak perlu aku bersusah payah membuka nih pintu, kalo perlu kan ku kunci rapat-rapat pintu ini sehingga semutpun tak bisa masuk.

Aku terduduk di belakang pintu, pikiranku hanyut ke dunia lain dan khayalan demi khayalan silih berganti mengisi kekosongan hati ini. Aku tersenyum sendiri membayangkan kenikmatan yang kami lakukan, aku berdesah pelan kuremas-remas bagian tubuhku yang sensitif  wuiiiih..... nikmatnya. Seakan-akan dunia ini hanya milik kami berdua. Sampai tiba-tiba khayalan ku buyar ketika ibu kost yang bernama Ita Fiane membangunkanku dengan kata-kata lembutnya; Ririn sayang................ ayooo bangun! kamu barusan meng-ngigau ya.....

Mengapa kamu sebut-sebut nama masku dalam mimpimu ??????

Jakarta, 06 Pebruari 2011

Ririn

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun