Mohon tunggu...
Fahmi Idris
Fahmi Idris Mohon Tunggu... Professional IT - System Analyst -

Introvert, Kinestetik, Feeling Extrovert, System Analyst, Programmer, Gamers, Thinker, Humorous, Dreamer. Web : ghumi.id Instagram : fahmi_gemblonk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mamahku Metal, Ini yang Diajarkannya

3 Januari 2018   23:27 Diperbarui: 5 Januari 2018   10:06 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di keluarga saya pun ada rankingnya untuk percaturan. Saat pertama main, saya ada urutan paling bawah, urutan ketiga diisi mamah, Abang yang sudah SMA berada di urutan kedua, dan puncak rantainya ada pada ayah saya. Dan motivasi saya bermain catur kala itu mengalahkan mamah. Sukses mengalahkan mamah, target saya adalah abang saya.

Kondisi terakhir saat SMP, saya berhasil mengalahkan mamah. Tapi untuk melawan abang, persentase kekalahan saya masih lebih besar ketimbang persentase kemenangan. Sama lah seperti persentase menangnya abang melawan ayah.

Mamah Mengajarkan Modal Sosial

Mamah gini-gini dulu SMAnya IPA

Itu salah satu yang sering dibanggakan selain jalan 10 km dari rumah ke sekolah. Karena pada masa itu, jurusan IPA dianggap kumpulan anak-anak pintar dan perempuan yang masuk IPA pada saat mamah SMA itu bisa dihitung jari. Sebagai catatan, mamah SMA pada tahun 1974. Dan ajaibnya, sekarang mamah sering banget reuni SMA. Setiap bulan ada saja agenda untuk kumpul-kumpul. Dari mulai regional Bandung sampai Jakarta, hampir semuanya disambangi mamah.

Mamah sering mengingatkan, jangan pilih-pilih teman. Mungkin itu yang membuat teman mamah tetap banyak sampai sekarang. Jadinya ya dari mulai pemabuk sampai yang paling berprestasi semua saya gauli. Asal ambil nilai positifnya, buang nilai negatifnya. Memang ada pepatah yang bilang, kalau berteman dengan tukang parfum kita bakal wangi. Tapi kalau sudah punya modal ambil positif buang negatifnya, maka saat berteman dengan pemabuk, pelajari ciri-ciri pemabuk, sukur-sukur bisa menasihatinya agar berhenti.

Selain soal pertemanan, mamah juga mengajarkan untuk selalu memberikan yang terbaik saat memberi. Ya misal kalau menjenguk, mamah pasti cari buah yang paling baik. Agak repot memang, tapi analoginya begini, kalau kita memberikan sesuatu yang kita tidak suka, bagaimana kalau itu dibalik pada kita. Apa masih mau terima?

Mamah juga mengajarkan anak-anaknya untuk datang jika diundang. Karena menurutnya ketika ada yang mengundang, artinya orang tersebut mengharapkan kehadiran kita. Ya itung-itung silaturahmi. Siapa tahu membawa pintu rejeki baru untuk kita. Lagian juga bukan soal mengharap kehadiran, datang saat diundang juga artinya kita menghargai yang mengundang. Termasuk saat mendengar kabar duka dari teman atau kerabat. Baiknya juga didatangi. Sempatkan untuk memberi dukungan.

Jadilah saya yang sekarang tumbuh berusaha menjalankan 3 nilai sosial di atas. Ya walaupun masih sulit untuk menyambangi teman-teman yang sudah lama tidak bertemu. Ada aja cobaannya.

Ajaran Mamah Tentang Keluarga

Buat anak yang tumbuh dari ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga profesional, pasti cenderung lebih dekat dengan keluarga dari garis keturunan ibu. Apalagi mamah yang keluarga besar hampir setiap tahun selalu ngumpul. Eyang Sapti Wirasantana namanya. Terakhir 2017 kumpul di Dago, Bandung. Rencananya sih tahun 2018 ini akan coba dikumpulkan di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun