Mohon tunggu...
gemogibran
gemogibran Mohon Tunggu... Penulis - Pendengar dan Penanya

Pecinta musik. Mencintai tulis-menulis. Mari bermain dengan imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Entah, Kenapa Jakarta (?)

15 Juni 2022   13:23 Diperbarui: 15 Juni 2022   13:31 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Jakarta. Entah kenapa harus Jakarta. Seolah aku hidup di Jakarta dalam waktu lama. Paling lama hanya 2 minggu. Paling sering hanya di rumah. Jarang menelusuri kota. Tapi seolah tertinggal banyak kenangan. Seolah menghadirkan banyak kenangan. Selalu ada rasa yang spesial ketika menginjakkan kaki di kota yang bagi sebagian orang berkata, "aku harus menaklukan Jakarta bila ingin sukses".

Senja di Jakarta memang tiada dua. Gedung-gedung pencakar cakrawala tak menghalangi senja untuk tetap memamerkan sinar emasnya. Kemacetan tak membuat jenuh menikmati keindahannya. Senja di Jakarta selalu punya cerita. Senja di Jakarta selalu menghadirkan cerita. Tentang kenangan di kota lain yang menjadi lebih syahdu kala senja merasuk Jakarta. Kenangan yang bercampur peluh. Ada stres yang berubah menjadi kerinduan. Mungkin pula kemarahan yang berubah menjadi air mata.

Jogja, tempatku mendengarkan banyak lagu. 10 tahun sudah aku tinggal di sana. Entah kenapa, Jakarta selalu jadi latar yang pas untuk lagu-lagu yang aku dengar. Bersama dengan New York. Jogja, tempatku merasakan kepatah-hatian dan kebahagiaan. Lalu Jakarta membuatnya terasa lebih mengena. Menginjakkan kaki di Jakarta, mendengarkan lagu-lagu yang aku suka. Seketika segala kenanganku di Jogja, bererupsi. Lagu-lagu yang aku dengarkan selama di Jogja, menjadi soundtrack. Lagu-lagu yang menjadi nyata. Lagu-lagu itu seolah berbincang denganku, melalui hati. Dari hati ke hati.

Jakarta, punya kekuatan magis tersembunyi bagi mereka yang berhati melankolis. Seperti aku. Kenangan patah hati di Jogja yang baru saja aku alami, begitu kuat aku rasa saat di Jakarta. Pula kerinduan pada kekasih manisku. Entah kala pagi, siang, senja atau malam. Senja lebih pas. Menuju malam, menatap langit Jakarta sangat nikmat. Menulis kata-kata diantara ribuan bintang yang meski tak terlihat karena lampu kota. Ada pengharapan, ada doa, ada pula kesedihan yang ingin kutinggalkan.

Bila Jogja 100% terbuat dari kenangan, maka Jakarta 100% meluapkan kenangan.

Bila aku harus memilih satu lagu sebagai soundtrack, kali ini aku memilih lagu dari Christopher Cross yang berjudul "Arthur's Theme". Jakartaku kali ini bersama Christopher Cross, sebagai penghadir kenanganku selama di Jogja.

Entah kenapa harus Jakarta.

Bekasi, 19 April 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun