Mohon tunggu...
Niken Launingtia
Niken Launingtia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Bali

Hai, saya dari Bali. Saya baru belajar untuk menulis πŸ™πŸ™β˜ΊοΈ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terlalu Berpikiran Negatif tentang Ortu

10 November 2020   14:53 Diperbarui: 10 November 2020   15:36 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Awalnya aku merasa keluargaku itu orang yang acuh dan gak peduli dengan keadaanku karena orangtua sibuk kerja dari pagi sampai malam. Saat saya duduk dibangku sekolah dulu selalu dicap murid yang bandel, mungkin saat itu aku ngelakuin suatu masalah karena ingin mencari perhatian dari guruku dan orangtua aku, namun ternyata aku salah sangka dengan orangtuaku karena aku membayangkan dengan membuat masalah aku akan mendapatkan perhatian dari orangtua tapi orangtua saat diberitahu kalau aku membuat masalah mereka acuh dan tidak peduli mau bagaimana disekolah dan dihukum apa dengan guruku. selain itu aku mengalami kecelakaan sampai luka parah namun tidak dihiraukan dan diperhatikan sama sekali. Kadang aku iri melihat temanku begitu diperhatikan dengan orangtuanya, saat dia kecelakaan orangtuanya langsung membuatkan banten ngulapin (upacara memanggil arwah ditempat kejadian). Upacara ngulapin ini adalah upacara memanggil arwah di Bali, karena diyakini setelah kita jatuh arwah kita ada ditempat kejadian maka harus dibuatkan upacara agar arwah kembali lagi kebadan kasar dan tidak akan terjadi kecelakaan lagi pada orang yang mengalaminya. Entah itu sugesti atau bagaimana ya... aku gak tahu kenapa sebulan sekali selalu saja aku mengalami kecelakaan, karena berkali-kali mengalami kecelakaan tante ku langsung buatkan banten pengulapan dan langsung mengupacarai aku. Semenjak itu tidak pernah lagi aku mengalami kecelakaan. Setelah itu aku mengalami sakit tipus, penyakit ini benar-benar menyiksaku. Bibir sudah pucat, tiap makan selalu aku muntahkan, dan setiap turun dari tempat tidur berasa mau pingsan, aku berfikir apakah aku mau mati? selama sakit aku rawat jalan, tapi tidak seperti yang kalian bayangkan ya... orangtua aku tetap sibuk kerja sehingga aku sakit tapi mengurusi diri sendiri. Hingga saat parah dan dilarikan kerumah sakit, ingin aku di rawat dirumah sakit tapi orangtua aku tidak mengizinkan. Saat dirumah sakit aku ngadu dengan dokter bahwa dirumah semua sendiri ngurusin, gimana bisa bedrest dok? kemudian orangtua aku bilang "iya nanti bedrest dirumah aja." Akhirnya aku pulang dan dirawat walaupun gak maksimal tapi setidaknya bisa siapin makanan pagi,siang, sore dimeja disamping tempat tidur aku.Β 

Saat beranjak dewasa aku jarang dirumah karena diluar sana aku merasa diperhatikan daripada dirumah, tapi aku bersyukur tidak terjerumus kedalam pergaulan negatif. Walaupun orang lain liat aku negatif karena jarang pulang dan sering pulang malam tapi aku gak peduli karena aku yang tau diriku sendiri bukan orang itu. Mereka selalu menerka-nerka bahwa akulah yang akan hancur kehidupannya dan mereka bilang bahwa sodara aku yang polos itu yang akan sukses, tapi kenyataannya dia yang kehidupannya kurang beruntung. Dia nikah duluan karena hamil, sedangkan aku meneruskan pendidikanku sampai selesai. Aku membuktikan walaupun orangtua aku gak peduli dengan aku tapi aku bisa sukses kelak nanti dan akan menampi semua perkiraan negatif yang difikirkan kepada aku. Berjalan waktu cepat sekali hingga aku mulai bekerja yang ternyata aku sudah impikan dari aku SD.Β 

Mulai kerja aku baru merasakan bagaimana susahnya mencari uang untuk menghidupi diri sendiri, mulai aku mengerti bagaimana orangtua aku bekerja keras untuk bisa memenuhi kehidupan aku agar layak gak kesusahan. Saat aku ada masalah di tempat kerja, orangtua aku selalu memberikan perkataan yang membangun buat aku bangkit lagi. Disana aku baru berfikir ternyata orangtua aku itu perhatian dan peduli dengan aku namun mereka seperti tak peduli agar aku belajar untuk kuat menghadapi masalah dan memberikan aku pembelajaran dalam hidup. Hal ini aku benar-benar merasa bahwa pahlawan sejati dalam kehidupanku adalah orangtua aku sendiri. Aku bersyukur dilahirkan ke keluarga ini, semua salah sangka ku kepada orangtua ku selama ini ternyata salah. Aku selalu mendoakan orangtua aku sehat sampai cucu mereka besar nanti.

Dari cerita diatas menjelaskan bahwa jangan pernah berfikiran negatif apalagi terhadap orangtua karena orangtua adalah pahlawan mu karena dengan setia mereka mendukungmu tanpa kamu sadari. Bagaimana pun sikap orangtua anda jangan pernah membeci mereka ya..... tidak ada orangtua yang benar-benar menelantarkan dan tidak peduli dengan anaknya sendiri. Semua mempunyai masalah tapi harus berfikir cerdas untuk menyelesaikan semua masalah itu. Jadi, mulai sekarang berjanjilah didalam diri kalian sendiri bahwa akan mencintai keluarga kalian sendiri. keep smile......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun