Mohon tunggu...
Niken Launingtia
Niken Launingtia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Bali

Hai, saya dari Bali. Saya baru belajar untuk menulis 🙏🙏☺️

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

kisah Anak yang terlantar

26 Oktober 2020   09:30 Diperbarui: 26 Oktober 2020   10:03 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

ini merupakan seorang anak yang sangat di manja dengan ayahnya. anak ini bernama Rani dan dia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama dani. Rani dan Dita sehari-hari selalu berdua dirumah karena orangtuanya sibuk bekerja mencari nafkah dari pagi sampai malam. Libur pun mereka hanya dirumah saja, mereka bertemu dengan orangtuanya hanya pada saat mau tidur dan pagi sebelum berangkat sekolah. orangtuanya selalu memenuhi keperluan dan keinginan mereka, maka itu mereka sangat bahagia. Namun pada saat mereka beranjak remaja, mereka tidak sedekat saat masih kecil. mereka mempunyai keperluan pribadi yang berbeda-beda. Saat Rani duduk dibangku SMA, Rani mulai sibuk dengan kegiatan di sekolahnya jadi dia kadang jarang dirumah dan juga jarang pulang. Rani ini menjadi osis saat di SMA dan mengikuti ektra marchingband, belum lagi Rani disibukkan dengan mata pelajaran yang selalu di laboratorium meneliti bahan kimia dari pagi sampai sore,benar-benar Rani tidak memiliki waktu untuk dirumah tapi Rani senang dengan kesibukan itu karena dia baru merasakan punya keluarga di sekolah. Hari-hari Rani sangat indah di sekolah itu, mungkin kenangan yang tidak mudah dilupakan. 

kemudian Rani tamat sekolah dan melanjutkan di universitas yang dia sukai, hal yang sama terjadi dia pun jarang pulang kerumah sampai neneknya mengeluh  "Padahal sudah menginap dirumah,tapi tetap saja susah bertemu dengan Rani". Saat mendengar itu Rani sangat sedih, demi neneknya Rani mengusahakan sering pulang kerumah walaupun jam 11 malam sampai dirumah, namun neneknya selalu menunggu Rani pulang. Neneknya senang sekali melihat Rani pulang dan tidak akan tidur sebelum mendengarkan cerita Rani selama seharian diluar rumah itu. Semenjak itu Rani merasakan kasih sayang yang begitu dalam dari neneknya, namun kebahagiaan itu tidak berangsur lama. Beberapa bulan kemudian neneknya minta pulang ke kampung karena masih ada urusan yang perlu diselesaikan, namun beberapa hari setelah dikampung neneknya sakit keras dan memanggil-manggil Rani. Rani pun sedih mendengar itu langsung Rani dan orangtuanya berangkat kekampung dan merawat neneknya disana. Rani selalu memegang tangan neneknya dan selalu tidur disebelahnya, karena jika Rani tidak ada disebelahnya nenek berteriak mencari Rani. Beberapa minggu kemudian Rani kembali ke kota karena sudah lama meninggalkan urusannya dan orangtua Rani juga harus bekerja. Beberapa hari kemudian ada kabar sangat buruk, bahwa neneknya telah meninggal dunia. Rani sangat sedih sampai selalu menemani jenazah neneknya, dia merasa kehilangan yang luar biasa, dia selalu menyalahkan diri sendiri. Setelah acara pengabenan (upacara kematian di Bali) selesai, mereka kembali ke kota untuk bekerja dan sekolah namun Rani selalu terbayang neneknya saat malam-malam selalu ngobrol dengan neneknya namun dia hanya bisa memeluk baju tidur milik neneknya sampai dia tertidur pulas.

Semenjak itu Rani kembali lagi jarang pulang kerumah karena dia ikut MAPALA jadi sering mendaki dan kemah diluar kota. Rani bertemu lagi keluarga baru disana. orangtuanya juga tidak pernah melarang dan bertanya kabar kenapa Rani tidak pulang dan pergi kemana. jadi bisa dibilang hidupnya Rani bebas namun dia tau batasannya bergaul. Sampai teman-temannya Rani merasa enak menjadi Rani karena dia hidup bebas namun selalu dipenuhi kebutuhan dan keinginannya oleh orangtuanya. karena iman Rani kuat jadi dia tumbuh menjadi anak yang baik walaupun sering dipandang jelek oleh lingkungannya karena dia selalu pulang pagi seperti wanita nakal. walaupun digosipkan begitu dia tetap menunjukkan prestasinya sampai akhirnya dia melanjutkan ke S2 dan sekarang dia menjadi wanita yang sukses didalam karirnya. setelah sukses juga dia digosipkan bahwa kesuksesannya didapatkan karena bantuan dari ayahnya, namun pada kenyataannya ayahnya tidak pernah mau tahu urusan anak-anaknya apalagi membantu anaknya agar sukses. Rani bekerja mati-matian agar bisa menunjukkan dia mampu sukses tanpa mengandalkan orangtuanya, karena dia sudah terlatih dari kecil tanpa bantuan dari orangtuanya. Walaupun selalu digosipkan itu, dia cuek dengan gosip yang ada karena dia berfikir bahwa dia membawa dirinya sendiri bukan orang lain apalagi orangtua. Dia pun bisa membeli rumah dan mobil dengan hasil kerja kerasnya sendiri, namun seperti biasa orang lain yang tidak tahu selalu bilang kalau itu hasil dari orangtuanya. Mungkin mereka berkata seperti itu karena dari kecil dia selalu diberikan dan kebutuhan yang dia selalu inginkan. Setelah beberapa tahun dia bekerja dan sudah bisa dibilang mapan, dia pun menikah dengan seorang yang profesinya sama dengan Rani. Rani hidup bahagia dengan pasangannya dan pernikahannya. karena kehidupan yang dialami dari keci, Rani berjanji dalam dirinya sendiri jika dia memiliki anak, dia tidak akan sibuk dengan pekerjaannya dan menelantarkan anaknya, dia akan berusaha menjadi seorang ibu, istri dan baik buat keluarganya.

Pesan yang terkandung dalam cerita ini adalah jangan lihat dari sampulnya dulu karena dalamnya akan berbeda. Walaupun terlihat tidak baik didepannya, kalian belum tahu bagaimana didalamnya. jika ada yang mengalami hal ini yang bisa dibilang broken home, jangan salah jalur, selalu kejalur yang benar agar bisa menunjukkan kepada mereka anda bisa sukses daripada mereka. semangat meraih kesuksesan diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun