Mohon tunggu...
Gede Udiastama M
Gede Udiastama M Mohon Tunggu... Pegawai Hotel -

Pria yang menyukai kata kata: tiada hari tanpa belajar, semua orang adalah guru, semua tempat adalah ruang kelas. Bekerja sebagai Learning & Development Manager di sebuah hotel bintang lima di Bali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Perempuan Seperti Dinomorduakan, Padahal...

5 Juni 2016   08:21 Diperbarui: 7 Juni 2016   14:31 5148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5. Haknya di keluarga suami juga tidak mungkin mutlak. Setelah "kehilangan bagian" di keluarga asal, di keluarga suami pun bisa jadi si anak perempuan tidak akan mendapatkan warisan secara mutlak.

Bagaimanapun juga, perempuan ingin merasa secure secara finansial. Mereka memiliki naluri untuk memberi makan dan nyaman pada anak-anaknya. Namun faktanya, keluarga suaminya tidak selalu berpihak padanya dari sisi finansial. It's so an ugly truth.

Namun, terlepas dari semua itu, jangan berpikir bahwa anak-anak perempuan ini hidupnya sudah pasti tidak bahagia. Saya percaya pengorbanan akan memberi arti pada kehidupan. Saya percaya kita  akan bahagia jika merasa memiliki arti dalam hidup ini. 

***

Anak saya yang kedua adalah seorang perempuan. Saya tentu saja harus iklas ketika suatu saat nanti dia "keluar" dari keluarga saya. Saya pasti akan rela dia mengikuti suaminya kelak.

Dokpri
Dokpri
Namun sebelum itu terjadi, ingin rasanya memastikan anak perempuan saya sangat bahagia. Kalau saja saya boleh tidak adil, ingin rasanya memberinya lebih dibandingkan anak laki-laki saya. Ingin rasanya memeluknya lebih erat, menciumnya lebih lama, menjaganya lebih ketat, menyekolahkannya lebih tinggi, memberinya uang jajan lebih banyak dan lebih-lebih lainnya. Ingin rasanya memastikan dia tidak pernah merasa dinomor-duakan, namun justru harus sebaliknya.

Bersama tulisan ini, saya berharap lebih banyak lagi orang tua yang berpikir baik anak laki-laki maupun perempuan sama saja. Mereka memiliki hak yang sama. Dan kita, orang tua memiliki kewajiban untuk bersikap seadil mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun