Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemajuan Vs Kemudahan

8 September 2020   11:16 Diperbarui: 8 September 2020   11:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kemarin saya mengikuti rapat yang diselenggarakan oleh keluarga Fransiskan/Fransiskanes se kota Medan. Tempat rapat yang di tentukan berada di Catolic center lantai 5. Ketika mau bepergian saya berpikir dua kali, bawa sepeda motor sendiri atau naik  gojek. Jika saya mengendarai motor sendiri maka saya akan menghabiskan banyak waktu untuk bertanya karena saya tidak tau persis dimana alamat CC itu dan rute jalannya saya tidak tau. Sementara kalau naik gojek,saya takut ada corona. 

Akh,sudahlah !! Saya putuskan naik gojek saja. Kemudian saya pesan gojek, lima menit kemudian gojeknya datang dan saya berangkat. Sekitar 20 menit saya tiba di Catolic Center. Pengalaman ini terlihat sepele akan tetapi didalamnya terdapat pelajaran yang sangat berharga untuk saya.

Google maps penunjuk jalan dan gojek menghantar saya sampai ketujuan. Tapi siapakah yang memastikan bahwa di dunia ini saya atau kita tidak sesat dan  di kehidupan yang akan datang kita sampai pada Kerajaan Allah ? 

Semua kemajuan memang membawa kemudahan tersendiri pada zamannya,tetapi kemudahan tidak membawa saya pada kemajuan.  Saya dan anda barangkali adalah penikmat berbagai aplikasi di zaman sekarang ini. Kemajuan teknologi memaksa setiap orang supaya tidak gaptek. Kemajuan ini tentu membawa banyak perubahan dalam kehidupan kita. Perubahan yang saya maksud ialah pola dan gaya hidup kita. Tanpa kita sadari kita telah terjerumus dalam budaya instan yang tidak mau lagi repot-repot atau disibukkan oleh berbagai hal.

Misalnya untuk melakukan transaksi pembayaran token,Pam,indihome kita tidak perlu ribet-ribet pergi ke indomaret atau ketempat dimana pembayaran biasanya dilakukan cukup pakai aplikasi go pay atau pay trend atau LinkAja. Kita mau makan dengan segera cukup dengan go food, tidak ada waktu untuk membersihkan rumah cukup panggil Go-Clean. Ketika mau bepergian tapi tidak punya kendaraan pribadi cukup pakai Grab. Bahkan untuk kebutuhan rumah tangga misalnya belanja mingguan sampai perabot rumah tangga bisa secara online melalui toko pedia ,lazada,shopee dan lain-lain.

Aplikasi ini membuat kita irit dalam waktu dan irit dalam pengetahuan. Karena semua tawaran yang diberikan memberi kemudahan tapi tidak serta merta membawa kemajuan. 

Kemudahan yang ditawarkan mengakibatkan kemalasan dan rasa tidak mau tau terhadap sesuatu. Nyaman dengan situasi ini sama saja membatasi diri untuk hal -hal yang baru. Kalau saya terus menerus GO-Food, kapan lagi saya tau memasak ? Ketika saya hanya mengandalkan gojek dan grab kapan lagi saya bisa jalan sendiri ? Ketika Go-Clean dan londry selalu siap ,kapan lagi saya bisa mandiri ?

Rugi bukan !! Saya punya tangan dan kaki, punya mulut untuk berbicara, mengapa saya selalu mengharapkan jasa orang lain untuk memenuhi kebutuhan pribadi saya? Baiklah dari sekarang saya harus berani meninggalkan kemalasan itu. Biarlah kemajuan itu menjadi petunjuk untuk mendapatkan pengalaman baru dan membuat saya semakin kreatif.

Karena itu tetaplah terbuka untuk belajar,agar kelak ada usaha yang dipertanggungjawabkan!!

Salam..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun