Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Takut Gagal!

13 Agustus 2020   23:27 Diperbarui: 13 Agustus 2020   23:45 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkisah tentang sebuah kegagalan adalah sesuatu yang tidak meyenangkan, akan tetapi justru yang tidak menyenangkan itu membuat saya semakin berani untuk mencoba dalam banyak hal.

Salah satu pengalaman saya yang paling berkesan adalah cara memasak dan cara menghidang dalam biara. Seperti halnya selalu ada saja yang berbeda dari apa yang saya dapatkan dari orangtua saya ketika saya di rumah baik cara memasak, cara menghidang dll. 

Selama mejalani masa pembinaan awal kurang lebih 4 tahun, saya mencoba menekuni pekerjaan itu tapi tetap juga mengalami kegagalan.

Untuk yang pertama kali saya diminta untuk memasak dan menghias bolu tart di hari ulang tahun magistra saya. Dengan mantap saya menerima tawaran itu, dan dalam hati saya berkata saya pasti bisa!

Sore harinya dengan senang hati saya memulai pekerjaan saya, mulai dari menyiapkan bahan-bahan kue hingga alat-alat yang akan saya gunakan nantinya. 

Saya minta seorang teman untuk membantu saya membacakan resep yang akan saya pakai. Dengan harapan yang pasti bahwa bolu tart yang sedang saya buat akan berhasil dan magistra saya pasti senang dengan bolu buatan saya. 

Singkat cerita proses pembuatan adonan kue sudah selesai, tinggal menunggu matang dan saya akan menyiapkan adonan wippy untuk menghiasnya. Syukur kepada Tuhan bolu nya bagus, kini saatnya untuk menghias. Saya mulai mengoles wippy dan membuat tulisan happy birthday, dan membuat hiasan lainnya. 

Seorang saudari berkata saya, bahwa bolu buatan saya itu sudah bagus tapi hiasannya tidak sesuai dengan harapan mereka. "Ini momen spesial loh, sekali setahun dirayain dan beliau bukan lagi ABG atau sebaya kita," tandas teman yang lain. 

Saya terkejut mendengar perkataan teman saya itu. Untuk saya sendiri apa yang saya kerjakan itu sudah baik, tapi ternyata bolu tart itu terlalu norak dan tidak layak dihidangkan untuk seorang magistra. 

Hati saya kecut, diliputi rasa takut saya masuk kamar lagi. Ketika malam tiba waktu untuk merayakan HUT Magistra kami itu, saya melihat di meja ada bolu tart yang cantik yang sangat berbeda dengan bolu buatan saya.

Saya hanya tersenyum dan memberanikan diri untuk bertanya kepada teman saya yang lain, "Lalu bolu yang saya buat itu untuk apa?"

Dia menjawab saya besok kita makan waktu snack, tenang saja bolu buatanmu tetap kita makan. Hati saya mulai terobati bahwa masih ada kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahan. Dan masih banyak lagi pengalaman merasa gagal dalam hal memasak entah itu persoalan rasa, cara memasak, dan cara menghidang. 

Yang menjadi kabar baiknya adalah saya tetap menekuni pekerjaan itu dan memperbanyak latihan, try and try. Hingga akhirnya saya terlatih dalam hal memasak, sekarang saya sudah bisa memasak mesti hanya di kalangan orang dalam (biara) dan syukur kepada Tuhan, teman-teman mengatakan masakan saya "enak". Kegagalan ternyata membuahkan hasil apabila kita berani bangkit dari kegagalan itu. 

Dan masih banyak lagi pengalaman-pengalaman yang menimbulkan kegagalan, termasuk dalam hal menulis. Sebelum menulis di Kompasiana saya pernah mengajukan tulisan ke salah seorang yang menjadi pimpinan redaksi suatu majalah. "Silahkan kirimkan tulisannya," itulah jawaban yang saya dapatkan dan saya senang dengan tawaran itu. Beberapa waktu kemudian saya kirimkan beberapa tulisan dan dengan penuh harap tulisan saya akan tayang pada edisi yang akan datang. 

Tapi tak kunjung tayang juga, saya tetap mencoba untuk membuat artikel sederhana, lalu saya kirimkan. Pada waktu itu saya berpikir mungkin tulisan saya itu tidak sesuai dengan harapan para redaksi, content yang saya buat mungkin tidak menarik sehingga tak satupun dari tulisan saya itu yang dimunculkan dalam majalah-majalah terbaru. Saya tetap mencoba-dan mencoba akhirnya dari sekian banyak tulisan yang saya kirimkan dimuatlah beberapa puisi yang saya tuliskan.

So, ketika kita mengalami kegagalan jangan takut. Kegagalan itu akan membuat kita semakin tegar, semakin berani untuk mencoba. Kita akan memiliki daya juang yang tinggi dan rasa ingin tau tentang hal-hal baru sangat kuat. 

Saya yakin sekali bahwa tidak ada usaha yang sia-sia, setiap proses akan menunjukkan hasilnya. Dan betapa bahagianya ketika kita mendapatkan sesuatu dari usaha kita sendiri. 

Pengalaman kegagalan itu akan memampukan kita untuk memahami orang lain yang sedang berproses dan juga memampukan kita untuk mengargai usaha orang lain sekecil apapun itu. Sebab ilmu tidak diberi tapi dicari!

Tekunilah satu bidang yang menjadi bidangmu.Tidak ada orang yang pandai melakukan semua hal. Justru dengan menekuni banyak hal, maka hal itu membuat kita menjadi tidak ahli dalam satu bidang pun. 

Tak perlu menjadi orang lain ketika ingin dipuji atau dipuja, karena yang terpenting adalah ketika kita mampu menerima diri kita dengan segala potensi, dan segala kekurangan dengan lapang dada.

Salam..!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun