Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Quick Count Ngawur: Di Arab Jokowi Raih 75 %, Prabowo Caplok 20 %

5 Juli 2014   21:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:20 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Diberitakan oleh beritasatu.com, berdasarkan hasil quick count pasangan Jokowi-JK meraih 75 % suara di Arab Saudi, unggul dari pasangan Prahara yang hanya mencaplok 20 % suara. http://www.beritasatu.com/nasional/194717-hasil-hitung-cepat-di-arab-saudi-jokowijk-75-dan-prabowohatta-20.html

Ini berita ngawur! Bagaimana mungkin hasil quick count sudah diketahui, wong penghitungan suara di Arab dan negara-negara lainnya baru akan dilakukan pada 9 Juli 2014 nanti bersamaan dengan penghitungan suara di tanah air?

Quick count menurut wikipedia, “a method for verification of election results by projecting them from a sample of the polling stations. Different from an exit poll, voters are not asked who they voted for, projection of results is based on official results of the polling station. Parallel vote tabulation is similar to quick count, but uses whole data instead of samples”.

Di situ jelas data quick count berasal dari hasil resmi TPS. Gampangnya, quick count itu proses pencatatan hasil perolehan suara dari ribuan TPS sample yang dipilih secara acak. Jadi obyek quick count itu rekapitulasi suara di TPS. Rekaputulasi suara di TPS dilakukan setelah kotak suara dibuka. Setelah dibuka, baru surat suara dihitung. Prahara dapat berapa, Jokowi-Jk dapat berapa. Sesuai aturan KPU, kotak suara dari luar negeri baru dibuka pada 9 Juli nanti. Jadi, belum ada penghitungan suara dari Arab. Nah, kalau kotak suaranya saja belum dibuka kunci gembok bersegelnya, bagaimana bisa hasil quick count dirilis.

Kalau yang diberitakan itu hasil exit poll itu baru benar. Sebab exit poll itu  hasil survei  yang dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada para pemilih usai mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Jadi, petugas exit poll yang berada di TPS sample bertanya kepada pemilih dengan interval yang sudah ditentukan, misalnya setiap 3 pemilih yang baru keluar, atau setiap 5 pemilih.

Jadi, kalau quick count baru bisa diketahui setelah pengitungan suara di TPS selesai, exit poll sudah bisa diketahui setelah ada pemilih yang keluar dari TPS. Dengan demikian kalau yang diberitakan Beritasatu itu exit poll, maka berita tersebut bisa dipercaya. Tapi kalau yang diberitakan itu quick count, jelas ngawur.

Cuma siapa yang ngawur, beritasatu.com atau sumber informasinya. Beritasatu.com mendapat informasi dari Yuddy Crisnandi. Yuddy mengaku mendapat informasi itu dari Wakil Rektor Universitas Paramadina Ir Widjayanto MPP.

“Kabar kemenangan ini saya dapatkan dari Wakil Rektor Universitas Paramadina Ir Widjayanto MPP. Kami gembira sebab hasil ini adalah awal yang baik,” kata anggota Tim Sukses Jokowi-JK, Yuddy Chrisnandi saat dihubungi BeritaSatu.com di Jakarta, Sabtu (6/7).

Dari sana bisa terbaca kalau Beritasatu hanya mempublikasikan informasi yang didapatnya dari nara sumber yang berasal dari timses Jokowi-JK sendiri. Kasus ini berbeda dengan Tempo yang sama sekali tidak mencantumkan nara sumbernya saat memberitakan PDIP menang di 3 negara pada 2 April 2014 lalu. Tempo hanya menyebut klaim PDIP, tanpa menyebut narasumbernya.

Untuk membedakan quick count dan exit poll bisa dibaca di sini:

http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/04/09/ini-perbedaan-qucik-count-dengan-exit-poll

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun