Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Barang KW: Gaya Nomor 1, Kualitas Nomor 2

9 Juni 2014   20:58 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:31 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dulu, dulu banget tepatnya, waktu masih kecil saya sering berkhayal kalau saya ini bisa terbang seperti Superman. Supaya lebih menyerupai Superman, saya mengikatkan ujung-ujung sarung di leher. Tapi, itu dulu waktu saya masih belum sekolah. Tapi, jelas saya bukanlah Superman yang bisa terbang, apalagi tidak mempan ditembak peluru, wong dicubit saja langsung nangis.

Setelah sedikit besar saya menyukai sepak bola. Setiap bermain bola saya menempatkan posisi saya sendiri sebagai gelandang. Saya pun bermain bola dengan lincahnya. Saya membayangkan diri saya seperti Paul Gascoigne yang meliuk-liuk mengecoh lawan. Kadang saya juga suka ribut dengan pemain lawan. Nah, saat ribut biasanya saya suka menganggap diri saya seperti Paul Ince. Karena bukan Gascoigne atau Ince yang asli, maka kualitas permainan saya jaga dibawah bintang sepak bola Inggris itu.

Wajar saja kalau dulu saya sering membayangkan diri seperti orang lain, bahkan tokoh fiktif., karena saya masih anak-anak dan remaja yang masih mencari identitas. Lain halnya kalau setelah dewasa saya masih membayangkan diri saya seperti orang lain. Pastinya akan menjadi bahan tertawaan orang. Lucunya, kok ada tokoh ternama yang usianya sudah lebih dari 60 tahun masih suka mengaku-ngaku dirinya seperti orang lain.

Memang tidak ada larangan mengaku-ngaku orang lain. Apalagi kalau yang diaku-aku itu tidak keberatan. Masalahnya, apa kualitas orang yang mengaku-aku dan orang yang diaku-aku itu sama. Orang yang mengaku-ngaku mirip orang lain biasanya cuma mengikuti gayanya saja.

Gampangnya, orang yang mengaku-ngaku mirip dengan orang lain itu seperti tas KW. Tahu kan tas KW? Tas KW itu tas yang model dan mereknya menjiplak tas bermerek terkenal. Tapi, cuma model dan mereknya saja yang sama, sedang kualitas nomor kesekian, paling bagus dinomorduakan. Singkatnya, gaya nomor satu, kualitas nomor dua!

Nah, sama seperti tas KW, orang yang memirip-miripkan dirinya dengan orang lain itu cuma menjiplak gayanya saja. Entah itu gaya busana, gaya pidato, atau lainnya. Sedang kualitas, bobot, prestasi dan lainnya masih diragukan. Singkatnya orang yang menjiplak orang lain itu menomor satukan gaya dan menomorduakan kualitas.

Sebagaimana tas KW, “orang jiplakan” pun cuma berhasil menarik minat orang yang silau dengan penampilan luarnya saja. “Orang KW” atau “orang jiplakan” tidak mungkin dilirik oleh orang yang lebih mengutamakan kualitas ketimbang gaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun