Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Deja Vu 2013: Stategi SBY Odal-adul SMS untuk Marzuki Alie

17 Februari 2021   13:19 Diperbarui: 17 Februari 2021   13:23 1809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi Shutterstock

Pada poin ketiga, SBY menegur Marzuki, "Saya ingatkan, siapa yang menciderai kepentingan partai hanya utk memenuhi kepentingan pribadinya, adalah yang akan menghancurkan partai kita. Ini peringatan saya."

"4. Kalau demikian halnya, para Ketua DPD PD saya persilahkan utk bertanya kepada seluruh kader PD, apakah mau bersatu utk kepentingan partai, atau memilih utk mendukung kepentingan orang-seorang. Saatnya utk memilih.

5. Kalau para Ketua DPD PD tidak bisa berkomunikasi dgn para Ketua DPC PD, demi utk kepentingan PD, temukan saya langsung dgn para Ketua DPC PD. Maunya apa? Masih mau bersatu utk PD & utk kepentingan Pemilu 2014 mendatang, atau memilih untuk memenuhi kepentingan orang-seorang. Saatnya pula utk memilih. Maaf, sejak PD berdiri baru pertama kali ini saya mengatakan seperti ini. Sudah cukup lama saya menahan diri. Sekarang tidak bisa lagi. Demi Partai Demokrat yang kita cintai, saya akan mengambil segala risiko," lanjut SBY.

SMS yang dikirim SBY tersebut bukanlah semata-mata berisi tegurannya kepada Marzuki, melainkan juga upaya SBY untuk "menghabisi" karir kepartaian Marzuki yang berulang kali mengancam ambisinya menjadikan putra sulungnya, AHY, sebagai Presiden RI. 

Sebelumnya, pada Kongres II Partai Demokrat, Marzuki dan Anas Urbaningrum sudah coba-coba melawan upaya SBY yang ingin mendudukkan Andi Mallarangeng sebagai Ketum Demokrat.

Pada hari yang sama, 27 Maret 2013, Marzuki membalas SMS yang dikirimkan SBY. Seperti SMS kiriman SBY, SMS yang dikirim Marzuki Alie ini pun menyebar. 


"Apakah komitmen saya selama ini tidak cukup membuktikan loyalitas saya dengan PD dan Bapak SBY," tanya Marzuki membuka pesan singkatnya (Sumber: JPNN.com).

"3. Memang beberapa waktu yang lalu, ada komunikasi saya dengan DPD dan DPC-DPC menanyakan sikap saya dalam KLB. 

4. Komunikasi ini berjalan normal dan biasa karena kedekatan saya dengan kader, sejak lama, tapi hanya komunikasi dengan telepon. 

5. Memang ada beberapa yang datang ke Jakarta, tentu saya harus terima dengan baik di rumah, karena sejak dulu hubungan saya memang demikian. Saya memahami sekali bahwa dalam politik harus dibangun ikasi yang diakui oleh Marzuki tersebut mirip dengan pertemuan dan komunikasi dalam upaya "kudeta" terhadap AHY yang berlangsung pada Februari 2021 sebagaimana yang diungkapkan oleh kader-kader Demokrat pendukung AHY.

Menariknya, strategi SBY dalam menghadapi ancaman terhadap ambisi pencapresan AHY pun hampir serupa. Jika pada 2013 SBY mempublikasikan SMS-nya tentang rencana Marzuki merebut kursi Ketum Demokrat pada 2021 SBY mencuitkan lewat akun Twitter-nya tentang adanya upaya kudeta terhadap AHY.

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun