Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ini Alasan Banyak Pria Kesal kepada Habibie

13 September 2019   07:00 Diperbarui: 13 September 2019   18:32 3140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanung Bramantyo, BJ Habibie dan Reza Rahadian saat ditemui usai nonton bareng film Rudy Habibie di XXI Epicentrum, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Sabtu (25/6/2016).(KOMPAS.com/Dian Reinis Kumampung)

Terlihat pesawat dengan dua baling-baling pada sayapnya itu meluncur kian lesat. Sekian detik kemudian, roda depan pesawat mulai terangkat. Lantas, Gatot Kaca melesat, mengangkasa.

Sontak kami di ruangan itu bertepuk tangan. Beberapa pasang mata dari kami menitikkan air mata. Kami pun bersalaman. Kebahagian juga terlihat pada wajah sumringah Presiden Soeharto, Habibie, sejumlah menteri, pejabat Negara, dan lainnya yang saat itu menghadiri peluncuran CN 250 Gatot Kaca di Husen Sastranegara.

BJ Habibie (Sumber: Kompas.com)
BJ Habibie (Sumber: Kompas.com)
Pada saat itu, BJ Habibie bukan saja berhasil mengudarakan pesawat bikinannya, tetapi juga mengangkasakan masa depan bangsa Indonesia.

Bagi saya pribadi, Habibie adalah salah seorang anak bangsa yang lahir di saat yang tepat. Sepanjang hidupnya Habibie telah banyak menyumbangkan buah pikirannya bagi bangsa ini. Dan, bagi bangsa Indonesia, sosok Habibie sendiri sangat identik dengan kegeniusan dan kesetiaan.

Tetapi, keidentikan Habibie inilah yang justru menjengkelkan banyak pria Indonesia.

Bayangkan, saat kita masih sekolah, orang tua kita kerap mengingatkan untuk rajin belajar. "Belajar yang rajin. Biar pinter seperti Habibie."

Setiap ada koran atau majalah yang mengulas Habibie, orang tua kita seolah mendapatkan senjata untuk mengintimidasi kita. "Baca nih koran. Biar kamu seperti Habibie."

Nama Habibie, kalau diucapkan orang tua, seperti monster Buto Ijo.

Sayang, pada masa itu KPAI belum ada. Kalau sudah ada, bisa dipastikan ada banyak anak yang melaporkan tindakan orang tuanya.

Apalagi kalau orang tua menganggap nilai rapot kita jelek. "Nilai segini, gimana mau seperti Habibie."

Seandainya ada jin botol yang menawarkan satu permintaan, pasti saya dan banyak anak Indonesia lainnya akan meminta, "Kembalikan Habibie ke Jerman."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun