Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Spekulasi Anyar: Budi Gunawan Bukan Mak Comblang dalam Pertemuan Jokowi-Prabowo

16 Juli 2019   12:05 Diperbarui: 18 Juli 2019   00:05 5462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto memberikan keterangan pers di Stasiun MRT Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019). Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT dan diakhiri dengan makan siang bersama.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Sosok Budi Gunawan terekam dalam dalam sejumlah dokumentasi pertemuan Jokowi-Prabowo Subianto yang digelar pada 13 Juni 2019. Dalam salah satu rekaman video, Kepala Badan Intelijen Negara ini nampak berjalan beberapa langkah di belakang Jokowi dan Prabowo keduanya berjalan berdampingan di Stasiun MRT Lebak Bulus Jakarta.

Seperti Jokowi, Budi ini nampak mengenakan kemeja putih. Pakaian yang selama empat tahun terakhir sangat identik dengan Jokowi. Dengan memakai "seragam" yang sama, mantan Presiden Megawati ini menyatakan bahwa ia merupakan bagian dari Jokowi. 

Karena dianggap sebagai "figuran" sosok Budi Gunawan dan penampakannya dalam pertemuan Jokowi-Prabowo kurang mendapat sorotan. Namun demikian, kehadiran mantan calon Kapolri yang namanya kerap ditulis BG ini memunculkan spelulasi. Katanya, BG sebagai Kepala BIN memiliki andil besar dalam pertemuan tersebut. Hanya itu spekulasi yang baru bisa dimunculkan.

Spekulasi di atas tentu saja kurang greget. Pasalnya, BG hanya diposisikan sebagai Mak Comblang. Selain itu, jika pertemuan tersebut dirancang oleh BIN, Budi Gunawan justru tidak perlu menampakkan batang hidungnya.

Sekitar akhir Juni 2019 beredar gosip yang menyebutkan Budi Gunawan menemui Prabowo di Bali. Pada bulan itu, seperti yang disampaikan Waketum Gerindra Ahmad Sufmi Dasco, Prabowo berkunjung ke Bali pada 7 Juni 2019 untuk merayakan hari ulang tahun adik kandungnya, Hasyim Djojohadikusumo yang jatuh 5 Juni. Kalau gosip ini benar, berarti BG menemui Prabowo pada sekitar 7 Juni 2019.

Pada masa itu, awal Juni 2019, situasi politik tanah air tengah memanas sebagai buah dari kerusuhan 21-22 Mei 2019. Peristiwa ini menyeret dua purnawirawan perwira tinggi baret merah Kopassus yang kebetulan dekat dengan Prabowo. Selain itu, disebut-sebut juga keterilibatan mantan anggota Tim Mawar, tim bentukan Prabowo, yang terlibat dalam kasus penculikan aktivis 98. Tak hanya itu, sejumlah nama yang yang dikenal sebagai bagian dari keluarga Cendana juga disebut-sebut sebagai penyandang dana. Tak ayal lagi ujung telunjuk pun menuding ke arah Prabowo.

Pada masa-masa itu, setitik "api" yang dilemparkan bisa menjadi kobaran yang membakar negeri ini. Jika saja institusi keamanan, termasuk BIN, tidak mampu mengelola kasus 21-22 Mei, besar kemungkinan bola api menggelinding liar tanpa sanggup dikendalikan.

Keberhasilan institusi keamanan dalam mematikan bola api liar ini tidak lepas dari penciuman tajam BIN. Sebagai institusi intelijen, BIN sudah mengendus bakal terjadinya peristiwa 21-22 Mei beberapa waktu sebelumnya. Endusan BIN ini bisa ditangkap dari artikel "Kabais Pernah Akan Tangkap Prabowo Kalau Macam-macam" yang diunggah Prayitno Ramelan pada 13 Mei 2019 atau kurang lebih seminggu sebelum insiden 21-22 Mei 2019.

"Penulis juga mengetahui dan mengenal beberapa mantan pejabat tinggi TNI yang kini sudah purna, jelas berat resikonya bila terjadi konflik vertikal. Mereka akan ditangkap, lantas siapa yang mau pasang badan melindungi?" tulis Prayitno yang juga mantan perwira tinggi intelijen Angkatan Udara,

Untuk tujuan-tujuan tertentu, terkadang sebuah rencana jahat sengaja dibuarkan sesuai skenario pelakunya. Terpenting dampak buruk dari rencana jahat tersebut sudah terukur. Dengan berbagai tujuan, aksi massa yang terjadi pada 21-22 Mei 2019 sengaja dibiarkan terjadi.

Sekalipun aksi 21-22 Mei sudah bisa diatasi, tetapi ancaman terhadap Jokowi dan pemerintahannya tidak serta merta sirna dengan sendirinya. Kelompok-kelompok anti-Jokowi masih akan terus mencari kesempatan untuk dapat menggulingkan Jokowi. Begitu juga dengan kelompok anti-NKRI. Demi tujuannya masing-masing. kedua kelompok ini akan saling menunggangi satu sama lainnya.

Sebelumnya, peristiwa serupa 21-22 Mei juga pernah terjadi. Kerusuhan yang disertai penjarahan terjadi bersamaan dengan berlangsungnya Aksi Bela Islam 411. Ketika itu, 4 November 2016, seperti yang terulis dalam biografi "Bambang Suswantono Memberi yang Terbaik", Jokowi sampai diamankan ke Istana Bogor setelah mengunjungi sebuah proyek di Bandara Soekarno-Hatta pada siang harinya.

Sekembalinya dari Bogor, Jokowi tidak langsung menuju Istana, melainkan dimampirkan terlebih dulu ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Bambang yang kala itu memegang tongkat komando Pasukan Pengamanan Presiden menceritakan kendaraan yang digunakan cuma dua: satu jip Mercy yang biasa ditumpangi Danpaspampres dan satu mobil voorijder. Jokowi sendiri menumpang mobil pengawalnya.

Meskipun dua aksi tersebut bisa diatasi, BIN pastinya tidak menginginkan peristiwa serupa kembali terulang. Sebab bagaimana pun juga setiap peristiwa pastinya memiliki dampaknya sendiri.

Karena itu BIN memanfaatkan pertemuan Jokowi-Prabowo untuk menyampaikan pesan-pesannya kepada kelompok-kelompok yang masih ingin mengganggu pemerintahan Jokowi. Pesan "Jangan macam-macam, kami sudah tahu rencana kalian" dikirimkan dengan menghadirkan Budi Gunawan selaku Kepala BIN.

Pesan BIN lewat Budi Gunawan itu jelas bukan ditujukan kepada masyarakat awam, tetapi kepada elit-elit yang menjadi otak penggerak aksi. Lewat kehadirannya BG dalam pertemuan Jokowi-Prabowo, BIN memaksa para elit untuk membakar skenario jahatnya. Termasuk skenario bentrok massa pada saat pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2019.

Inilah spekulasi lain kehadiran Budi Gunawan pada pertemuan Jokowi-Prabowo. Spekulasi yang lebih greget tenimbang memosisikan Budi hanya sebagai Mak Comblang.

Sambungan:

Amien Rais Melunak, Jokowi Mainkan "Jurus 12 Menit" SBY?

Baca juga

Rocky Gerung Benar, Legitimasi Jokowi Ada pada Prabowo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun