Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Rumah Milik Sendiri Bikin Hati Lebih "Happy"

2 September 2022   13:37 Diperbarui: 3 September 2022   14:00 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah sederhana di tengah lahan hijau. (ilustrasi foto oleh: Anna Armbrust/Pixabay)

Memang, ada sejumlah 'konsekuensi' ketika kita sedang mencicil kredit rumah. Uang yang sebenarnya sangat berarti untuk healing-healing, ngopi cantik di kafe eksotik, beli pernak-pernik unik, dan segala kenikmatan lainnya, malah dialokasikan untuk membayar cicilan rumah. Tergantung bagaimana kita menyiasati keuangan rumah tangga kita saja.

Yang pasti bila sudah memiliki rumah sendiri, tidak akan ada drama pindahan lagi. Pindahan kos atau rumah itu bikin pusing lho. Karena saya pernah mengalami sendiri baik pindah kos atau pun rumah. Kalau barang sedikit tidak masalah, tapi kalau sudah semakin banyak, wahhh...

Salah sendiri kebanyakan barang, kata seorang teman. Lah kita juga perlu barang-barang itu, kok. Ya wis, tidak usah berkeluh kesah. Banyak mengeluh malah bikin hati keruh. Jalani selagi mampu dijalani. Alhasil saya harus meminjam gerobak ketika pindahan tempat kos. Ketika pindahan rumah tinggal, saya harus menyewa mobil pickup.

Saya ingat, kami harus pindahan rumah ketika hari kerja karena jadwal mobil, sopir dan asistennya hanya available di hari itu. Beberapa hari sebelum pindah rumah, kami sudah sibuk dengan berbagai kegiatan. Membungkus sejumlah item, memasukkan barang ke kardus, dan sebagainya.

Kami juga merasa cemas, bagaimana kalau ini, bagaimana kalau itu. Tapi syukurlah semua kegiatan pindahan kami berjalan lancar. Semua barang yang dipindahkan aman dan tidak ada satu pun yang pecah atau rusak. Yang penting barang-barang turun dulu, penataan belakangan.

Jadi inti dari kegiatan pindahan rumah adalah... capek. Hehe.. Tapi meski lelah ya dijalani dengan senang hati. Tidak apa. Kalau letih, bisa rehat beberapa waktu diselingi ngopi atau ngeteh, ngemil, mungkin sambil streaming serial/drakor satu episode saja (awas, jangan kebablasan satu season ya, wkwkwk), lalu lanjut unpack kardus.

Pembaca, rasa capek pindahan rumah ke rumah milik sendiri tentu berbeda dengan pindahan dari satu rumah kontrakan ke rumah kontrakan lainnya. Rumah milik sendiri bakal kita huni selamanya. Sedang rumah kontrakan ya tetap menjadi properti pemilik kontrakan.

Terbayang ketika kita sudah renta nanti, masa iya kita masih pindahan rumah? Maka dari itu, memiliki rumah ketika usia kita masih produktif adalah investasi masa depan. Sebisa mungkin kita upayakan agar kita bisa menikmati hasil jerih payah kita di masa tua.

Kelima, punya rumah sendiri membuat kita bisa lebih tenang dan fokus dalam bekerja. Pekerjaan jadi lebih efisien, ada outcome bagi kantor atau perusahaan, atasan tersenyum senang, maka peluang naik jabatan atau naik gaji pun menjadi terbuka lebar.

Kalau beneran naik gaji, wahh itu sungguh 'istimevvah'. Apalagi bila ditambah bonus sekali dua kali gaji, itu membuka peluang bagi kita untuk melakukan investasi.

Investasi mulai dari emas, saham, hingga token kripto. Atau mungkin ditabung untuk properti misalnya rumah kedua, kios atau ruko untuk dagang di masa tua, atau mungkin tanah. Mungkin juga ada peluang untuk membuka KPM, atau menabung demi membeli mobil?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun