Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film. ==Tahun baru, awal baru. Semoga semua cita-cita kamu menjadi kenyataan di tahun 2024! ==

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Rumah Milik Sendiri Bikin Hati Lebih "Happy"

2 September 2022   13:37 Diperbarui: 3 September 2022   14:00 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah sederhana di tengah lahan hijau. (ilustrasi foto oleh: Anna Armbrust/Pixabay)

Sekadar berbagi pengalaman, kira-kira setahun setelah tinggal berbeda kota, saya dan istri saya akhirnya bisa tinggal bersama. Karena kami merasa belum mampu membeli rumah, jadi ya mengontrak saja dulu. Sejak awal menikah kami memang sudah berkomitmen untuk hidup mandiri.

Rumah kontrakan kami setara tipe 21 dalam kondisi kosongan. Kami pun mengisi rumah dengan beberapa perabotan dasar. Walau rumah kami terbilang mungil ukuran 4L (loe lagi loe lagi, hehe) dan KMD (kemana-mana dekat: ke kamar mandi dekat, ke dapur dekat, haha..), kami merasa senang karena keinginan kami untuk hidup mandiri bisa terwujud.

Lebih bersuka cita lagi ketika akhirnya kami bisa membeli sebuah rumah tinggal. Walaupun tipenya naik setingkat saja yaitu tipe 27, kami merasa sangat bersyukur karena tidak mengontrak lagi.

Meski rumah tersebut kami tebus secara kredit, perasaan kami jauh lebih nyaman dan lebih tenang karena bakal menjadi milik kami. Walaupun rumah kami tidak bertipe besar, rasanya soo liberating...

Kerja dari pagi sampai malam rela kami jalani, berbagai tantangan hidup kami hadapi, tetapi selalu ada rumah 'tuk pulang kembali. Wahh, seperti lirik lagu saja. Hehe...

Karena kami berdua adalah kaum pekerja dengan gaji biasa saja, rasanya ya gitu deh. Beraattt... Bahkan kami pernah mengalami masa-masa sulit yang cukup mengganggu kondisi finansial rumah tangga kami. Tetapi syukurlah selalu ada jalan bagi kami guna mengatasi sejumlah situasi yang menggelisahkan hati.

Kami merasa keputusan kami untuk hidup mandiri tidak salah. Secara tidak kami sadari, kami jadi belajar dari sejumlah situasi yang kami alami dan sejumlah kondisi yang kami hadapi. Itu semua sangat mempengaruhi keputusan-keputusan penting dalam hidup kami.

Berbeda bila kita memilih indekos, mengontrak, atau tinggal bersama orangtua atau mertua, rasanya seperti ada kekuatan lain yang menggelayuti yang membuat kita kurang bisa berpikir dengan jernih. 

Nah, ini menjadi yang ketiga ya, memiliki rumah sendiri akan memberi kita ruang atau perspektif lebih luas dalam memandang dinamika hidup. Ciee... Eh, beneran ini, serius...

Keempat, memiliki rumah sendiri itu ibarat menabung untuk investasi masa depan kita. Berbeda bila kita masih indekos atau mengontrak, uang sewa mengalir ke pemilik indekos atau kontrakan. Hati-hati, kalau sudah merasa nyaman, kita akan semakin jauh dari cita-cita memiliki rumah.

Bila kita membeli rumah secara kredit, kita memang terbebani cicilan yang harus kita bayar setiap bulan. Tetapi pada akhirnya rumah itu toh akan menjadi milik kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun