Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Nyampah dan Meludah Sembarangan, Kebiasaan Buruk yang Entah Kapan Sirna

16 Oktober 2019   13:55 Diperbarui: 17 Oktober 2019   02:30 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: Pixabay.com)

Perilaku seperti ini lumayan kerap saya temui. Oknum manusia itu membuang apa saja ke jalan raya, misalnya sampah tisu bekas, puntung rokok dan kemasan makanan plastik. Kapan ya mereka membuang lembaran uang kertas goban atau cepekceng? 

***

Setelah tentang perilaku membuang sambah sembarangan, ada lagi kebiasaan sebagian orang yang sama tidak sehatnya yaitu meludah secara sembarangan. Masih ada orang meludah sembarangan di tahun 2019? Sayangnya masih, kawan.

ilustrasi (sumber: BBC.com)
ilustrasi (sumber: BBC.com)
Entah apa yang menyebabkan mereka meludah. Sama dengan perilaku membuang sampah sembarangan, otak saya menyimpan tanda tanya besar, apakah meludah sembarangan itu perilaku iseng, tidak tahu atau kebiasaan? Untuk menjawabnya, mungkin pengalaman saya lainnya bisa membantu.

Kajadian ini belum lama terjadi. Ketika sedang berjuang menembus kemacetan kota, pandangan saya juga menerawang dari satu tempat ke tempat lainnya. 

Entah mengapa pandangan saya waktu itu tertuju pada satu orang pria yang berdiri di tepi jalan. Sepeda motornya ada di sampingnya, apakah motornya mogok?

Saya mengamati situasinya apakah ia berhenti saja atau sepeda motornya mengalami masalah. Karena tidak jauh dari situ ada kios koran dan majalah. Mungkin saja ia hendak atau baru membeli koran atau majalah.

Tiba-tiba saya melihat pria itu meludah di jalan, dilakukan dengan perlahan dan volumenya banyak pula. Waduh, saya segera membuang pandangan ke depan. 

Perut pun seketika merasa mual. Mungkin karena saya posisinya cukup dekat dengan orang itu dan saya melihat jelas zat cair itu keluar lewat mulutnya. Ketika mengetikkan cerita ini, entah mengapa saya jadi merasa mual. Kalau begitu saya sudahin saja cerita ini.

Tetapi sebentar, saya hendak membagikan cerita lainnya. Suatu hari saya mengunjungi kantor sebuah bank yang bertempat di sebuah gedung perkantoran megah. Kendaraan saya parkir di lantai basement. Untuk menuju kantor bank bisa menggunakan elevator atau lift dan tangga. Saya memilih menggunakan lift.

Tiba di lokasi lift, saya melihat ada beberapa orang yang menunggu lift tiba. Seperti kebanyakan orang, saya pun mengeluarkan ponsel saya dari tas biar tidak mati gaya. Meskipun di lantai basement, sinyal data seluler 4G-nya ternyata kuat. Saya senang karena bisa berinternet ria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun