Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Data Biometrik dalam Proses Rekrutmen, Sejauh Mana Batasannya?

13 Agustus 2019   13:05 Diperbarui: 13 Agustus 2019   18:11 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | Sumber: The Economist

Aplikasi data biometrik di perusahaan saat ini
Penggunaan data biometrik oleh perusahaan untuk saat ini masih dalam lingkup internal perusahaan. Penggunaan data tersebut juga terbatas. Sejumlah perusahaan menggunakan data biometrik untuk memantau para stafnya. 

Di dunia perbankan, alat bernama Rationalizer digunakan untuk memonitor tingkat stres para online trader. Tingkat stres ternyata berpengaruh pada pengambilan keputusan yang tidak rasional.

Teknologi yang dikembangkan oleh Philips Electronics dan ABN AMRO itu akan memantau aktivitas elektrodermar para trader dan menyampaikan hasilnya lewat layar. 

Apabila lampu menunjukkan warna merah dan bergerak cepat, itu adalah sinyal agar trader berhati-hati. Mereka harus menenangkan diri sejenak sebelum mengambil keputusan.

Untuk mengetahui bagaimana cara kerja alat ini, berikut tayangan video singkatnya.

Teknologi pengenal biometrik lainnya dikembangkan oleh Humanyze, sebuah perusahaan perangkat lunak yang berbasis di Boston, Amerika Serikat. Perusahaan tersebut membuat ID badge yang tidak berfungsi sebagai kartu identitas karyawan saja, tetapi lebih dari itu. 

Salah satu penggunanya adalah Bank of America (BofA), juga bergerak di bidang perbankan.

BofA mengamati bahwa terjadi penurunan produktivitas di sejumlah layanan call centre-nya, dan di saat yang sama terjadi peningkatan jumlah karyawan yang mengundurkan diri. BofA menduga fenomena tersebut berkaitan dengan budaya kerja.

Lewat ID badge tersebut, BofA dapat mengetahui pergerakan seorang staf, kapan mereka bergerak dan di mana posisi mereka di dalam gedung. BofA juga tahu kapan seorang staf mengobrol dengan seorang kolega dan berapa lama percakapan mereka berlangsung. Selain itu ID badge juga bisa memberikan informasi apakah dua orang staf saling berhadapan atau tidak ketika berbicara.

BofA lalu menganalisis data anonim dari ID badge tersebut. Data menunjukkan bahwa staf call centre biasanya saling berinteraksi selama istirahat makan siang selama sekitar 15 menit setiap hari. 

Dari data tersebut, BofA berpikir untuk memperpanjang jadwal waktu istirahat staf agar staf lebih bahagia dan lebih produktif. Penerapan kebijakan itu meningkatkan produktivitas karyawan sebesar 23%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun