Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film. ==Tahun baru, awal baru. Semoga semua cita-cita kamu menjadi kenyataan di tahun 2024! ==

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

"Terraformer" dari Thank You Scientist, Album Musik Keren Bertema Sci-Fi

22 Juli 2019   13:02 Diperbarui: 24 Juli 2019   10:10 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para personil Thank You Scientist (sumber: MetalZone.fr)

Band rock progresif dari Amerika Serikat (AS), Thank You Scientist (TYS), tanggal 14 Juni 2019 lalu resmi merilis album terbarunya yang berjudul "Terraformer". Album ketiga band asal New Jersey itu dirilis di bawah bendera Evil Ink Records yang dinahkodai Claudio Sanchez, leader band rock progresif senior Coheed and Cambria.

Akar musik TYS adalah musik rock progresif. Tetapi mereka juga bereksperimen dengan aliran musik lain yang menyelinap cantik dalam karya musik mereka. Aliran musik TYS tidak saja digolongkan sebagai rock progresif tetapi juga hard rock, metal alternatif, metal progresif dan jazz fusion.

Pemilihan genre musik mereka ada sejarahnya. Sebelum band terbentuk, Tom Monda (yang kemudian menjadi leader TYS) bertemu dengan dua orang musisi jazz, yaitu saksofonis Ellis Jasenovic dan pemain trumpet dan brass Andrew Digrius. Mereka sepakat berkolaborasi membentuk sebuah proyek musik.

Latar belakang musik mereka beragam. Mereka mendengarkan musik Frank Zappa, Harry Nilsson, The Beatles dan Mahavishnu Orchestra. Ketika beberapa musisi lainnya bergabung, tidak lama TYS pun terbentuk. Karena berangkat dari latar belakang musik yang berbeda, mereka pun bereksperimen dengan ragam elemen musik dalam karya mereka. Kolaborasi musik mereka melahirkan corak musik rock progressif.

TYS sendiri adalah band yang bisa dibilang masih baru. Bisa jadi mereka juga mendengarkan musik Dream Theater (DT), Rush atau Pink Flyod. Mungkin saja telinga mereka juga mengunyah musik Genesis dan King Crimson.

Karakteristik musik TYS terasa berwarna karena menggabungkan banyak sound musik yang dikreasikan dengan cara yang kreatif dan orisinal. Mendengarkan album ini tidak merasa bosan karena setiap lagu memiliki karakteristik sendiri.

Sekadar menengok karya musik mereka di waktu lalu, album EP pertama mereka berjudul "The Perils of Time Travel" (tahun 2011) adalah album rock progresif yang termasuk easy listening. Lebih fokus pada rock progresif dengan pengaruh math rock dan sedikit sentuhan jazz.

Tidak menunggu waktu terlalu lama, album studio pertama "Maps of Non-Existent Places" dirilis pada tahun 2012. Sejak album pertama ini elemen jazz fusion sudah terasa.  

Di album LP pertama tersebut, personil band generasi pertama sudah bereksperimen dengan sejumlah aliran musik: jazz fusion, math rock, post-hardcore, progressive metal, pop rock. Album itu lumayan mengangkat nama mereka di ranah rock progresif, masuk di beberapa tangga lagu rock di AS.

Album LP kedua mereka "Stranger Heads Prevail" dirilis tahun 2016. Album ini ber-genre rock progresif tetapi lebih fokus pada elemen metal progresif, jazz fusion dan math rock. Jeda antara album studio pertama dan kedua cukup lama karena mereka sibuk dengan sejumlah tur.

Album LP kedua ini diapresiasi positif dan lumayan sukses secara komersial. Terbukti album itu sempat bertengger di Top 200 Billboard AS. Formula di album kedua sepertinya menjadi referensi TYC ketika menggarap album ketiga.

Album ketiga "Terraformer" yang baru rilis Juni 2019 lalu memperkuat eksperimen mereka di album kedua. Mereka fokus pada elemen yang sama, math rock, jazz fusion dan metal progresif. Tetapi album ketiga ini lebih terkonsep daripada dua album sebelumnya. Terdengar lebih berwarna dan lebih dinamis. Musiknya unik tetapi enak didengar.

Album "Terraformer" merupakan manifestasi ledakan ide di kepala semua personil band. Makanya album ini kaya melodi dengan beragam sound. Terraformer sendiri artinya unsur atau elemen atau figur yang bertanggung jawab atas proses perubahan lingkungan Bumi. Bisa jadi judul album dimaknai sebagai tanda terjadinya perubahan warna musik mereka yang lebih beragam daripada album-album sebelumnya.

Sampul album
Sampul album "Terraformer" (sumber: MetalInjection.net)
Tentang lirik lagu dalam album ini, kita bisa mencium lewat sampul album bahwa tema album ini adalah sci-fi. By the way, tema sci-fi ini sudah mereka pilih sejak album EP di tahun 2011. Kali ini, lagu-lagu mereka terinspirasi dengan misi ke luar angkasa hingga hal yang berbau non earthling yang berkaitan dengan makhluk ekstraterestrial ke Bumi.

Sekadar informasi, peluncuran "Terraformer" kebetulan tidak begitu jauh dengan kabar tentang Pentagon yang sedang menyelidiki UFO. Kabar tersebut cukup hangat dan diulas banyak media internasional pada bulan Mei 2019 lalu.

Selain itu, peluncuran album juga selang beberapa hari dengan film tentang agen rahasia pemburu alien jahat "Men in Black: International" premiere tanggal 11 Juni 2019. Terakhir, isu tentang Area 51 di Nevada, AS menjadi hits di Facebook sejak awal Juli ini. Diduga di dalam fasilitas militer AS itu terdapat puing pesawat UFO dan makhluk ekstraterestrial.

Seluruh lirik lagu merupakan hasil kerja bareng semua anggota band. Tetapi kendali penulisan lirik berada di tangan Monda, sang leader band.

Durasi total album adalah 84 menit atau hampir satu setengah jam. Secara fisik, album ini terdiri dari dua unit CD atau double disc. Durasi sepanjang itu masih cukup wajar untuk album rock progresif. Tetapi bagi TYS ini adalah kali pertama mereka merilis album berformat double disc.

Album konseptual ini terdiri dari satu intro, dua interlude dan sepuluh lagu utama atau statement. Untuk lagu-lagu statement durasinya antara tiga hingga sepuluh menit.

Di album ini, ada tiga musisi baru yang memulai debutnya. Sehingga formasi mereka kini adalah Monda  yang menjadi leader dan penulis lirik lagu. Monda juga memainkan gitar elektrik, gitar fretless (gitar tanpa fret dan grip), shamisen (alat musik tradisional Jepang), sitar dan synth.

Salvatore Marrano mengisi vokal utama selain Monda yang juga mengisi vokal. Ben Karas bermain biola elektrik dan Cody McCorry bertangggung jawab pada bass, theremin (alat musik elektronik) dan musical saw. Yup, gergaji yang dimainkan sebagai alat musik .

Sementara itu, anggota baru band adalah Joe Fadem yang memainkan drum. Ia menggantikan Odin Alfarez. Lalu Joe Gullace  yang memainkan trumpet, menggantikan Digrius, dan Sam Greenfield yang membawa saksofon. Greenfield menggantikan posisi sang senior Jasenovic.

***
Album dibuka dengan "Wrinkle" yang merupakan intro sepanjang dua setengah menit. Track ini terdengar campur-campur, menjadi semacam pemberitahuan kepada pendengarnya bahwa album ini "bukan untuk kamu saja" tetapi juga "buat dia" dan "buat mereka".

Aura rock alternatif yang membuka lagu tiba-tiba dieliminasi dengan sound rock progresif yang mantap, gitar solo Monda yang mengalun dengan tempo sedang. Gebukan drummer baru Fadem juga mantap mengiringi. Instrumen tiup muncul di seperempat bagian akhir hingga menutup lagu. Penutup intro minus vokal ini juga unik.

Vokal Marrano baru muncul di track kedua "FXMLDR". Warna vokal Marrano bisa dibilang unik, merupakan gabungan James LaBrie (DT), Sebastian Bach (Skid Row), almarhum Michael Jackson dan Abel Tesfaye alias The Weeknd.

Dalam lagu ini, vokalnya meliuk-liuk kesana kemari. Track sepanjang hampir delapan menit ini wow sekali. Ada nuansa teen rock sehingga musik mereka merepresentasikan semangat anak muda, relevan buat anak muda setingkat pelajar SMA atau mahasiswa. Seluruh instrumen band dimainkan dengan penuh energi dan teramplifikasi secara optimal. Permainan solo saksofon dan gitar di pertengahan lagu juga memuaskan telinga.

Tentang judul lagu ini rasanya menarik untuk dibahas karena pasti membuat kita penasaran. Kemungkinan mengacu pada Fox William Mulder atau Fox Mulder, agen pria di serial TV dan film The X-Files yang dulu pernah populer. Mungkin karena bakal terganjal hak cipta, maka mereka memberi judul demikian.

Lirik lagu ini ibarat menyambut kedatangan makhluk dari luar angkasa. Penggalan liriknya sepeti ini: "Your return to planet Earth / Light years away, you've made it / There's no more contemplating". Di bagian lain, liriknya mirip ode yang memuja kedatangan makhluk dari luar angkasa. Kalau memang demikian, judul lagu alternatifnya mungkin "Hail, aliens..! Hail, aliens..!". Menurut saya sih..

Track ketiga "Swarm" adalah sebuah musik unik tapi cantik yang datang menghentak tiba-tiba. Gebukan drum kuat segera melebur dengan vokal dan trumpet. Simak vokal Marrano kuat. Tetapi ada satu bagian yang tarikan vokalnya mengingatkan kita dengan vokal almarhum Jacskon, terutama di bagian bridge yang muncul di pertengahan lagu. Permainan gitar solo cepat Monda muncul di sepertiga bagian terakhir lagu. Salah satu track paling menarik di album ini.

"Son of Serpent" dengan segera menyusul sebagai tembang keempat. Lagu ini malah sangat terasa jazz fusion, tetapi secara bersamaan rock progresif juga tegas membalut irama.  

Lagu ini mungkin menceritakan tentang fenomena alien abduction atau penculikan manusia oleh alien. Lirik di bagian awal mengindikasikan hal tersebut. "Crash and burn / witness to the nightmare / tables turn / it's a shake up".

Serpent yang dimaksud dalam judul lagu ini, dalam bahasan mengenai ufologi merupakan salah satu ras alien reptilian humanoid. Oleh karena tema album ini tentang sci-fi, bisa jadi menyerempet ke fenomena tersebut. Siapa tahu? Ini cuma interpretasi.

Track kelima adalah "Birdwatching" yang merupakan track paling singkat di album ini, hanya tiga menitan. Lagu ini juga bertempo paling lambat. Meski singkat, lagu ini menarik untuk disimak. Lagu diawali dengan synth dua nada (yang mungkin merepresentasikan bunyi sinyal beep pada instrumen atau wahana antariksa) yang dirangkai dengan gebukan drum lembut dan bass.

Beberapa saat setelah verse pertama habis, lagu berubah secara smooth dengan synth yang lebih tebal, yang menguat hingga menjelang penghujung lagu.

Lagu ini sepertinya menceritakan tentang kedatangan jatuhnya suatu wahana antariksa dari Bumi atau mungkin kendaraan alien yang datang dari ruang angkasa yang porak poranda di Bumi. Lagu ini mungkin mengacu pada insiden Roswell di tahun 1947 atau mungkin menggambarkan insiden jatuhnya satelit yang jatuh ke Bumi.

Track "Everyday Ghost" punya intro yang menarik, jazzy banget! Diawali dengan permainan gitar yang disambut dengan instrumen tiup yang berpadu cantik dengan gebukan drum dan simbal sepanjang hampir dua menit yang segera disambut dengan vokal Morrano yang kadang dibalut dengan efek yang cantik.

Nuansa jazz fusion menetap di sepanjang lagu. Track dengan durasi paling lama ini punya komposisi musik yang lumayan kompleks tetapi terdengar enak untuk dinikmati. Menjelang menit ketujuh, simak permainan gitar solo Monda yang tampil penuh energi selama kira-kira dua menit.

Mendengarkan track berikutnya, "Chromology", rasanya bagai berada di alam mimpi. Dalam track instrumental ini, elemen synth membuka lagu dengan iringan instrumen tiup yang di suatu bagian muncul bersahut-sahutan dengan gitar.

Secara teknis lagu dengan melodi jazz fusion yang kuat ini ini juga terbilang kompleks, bahkan lebih rumit daripada track sebelumnya. Banyak permainan solo yang tersebar di sejumlah bagian lagu berdurasi sembilan setengah menit ini. Misalnya, permainan biola Karas yang memukau menjelang menit ketujuh.

Bisa dibilang track ini adalah ajang unjuk gigi Gullace dan Greenfield plus Fadem, para anggota baru, untuk menunjukkan kemampuan musikalitas mereka. Nampaknya mereka berhasil. Dua jempol buat mereka. Perfect!

Berikutnya adalah track kedelapan yang berjudul "Geronimo". Track ini dibuka dengan petikan gitar yang disusul vokal dengan tempo lambat, yang perlahan berubah tempo. Bila menyimak lirik lagunya, sepertinya lagu ini terinspirasi dengan Geronimo Viilanueva, astronom AS yang mengidentifikasi adanya samudera di permukaan planet Mars di masa lalu termasuk meneliti kemungkinan adanya organisme di Planet Merah itu.

Track kesembilan adalah "Life of Vermin" . Elemen synth, trumpet, dan drum di bagian awal lagu segera mengantarkan kita ke penampilan rock progresif yang kuat dan menggetarkan gendang telinga. Lagu ini didominasi gebukan drum kuat dari Fadem yang selain kuat juga bertempo cepat. Ada sejumlah permainan solo baik trumpet, gitar dan synth. Salah satu track yang juga menarik untuk disimak.

Lagu kesepuluh adalah sebuah interlude tanpa vokal berjudul Shatner's Lament. Lagu singkat ini dibuka dengan saksofon yang mengalun super lambat, yang berpadu dengan trumpet, drum dan simbal ala smooth jazz serta bass bertempo lambat.

Judul lagu ini dalam bahasa Indonesia artinya Ratapan Shatner. Mungkin mengacu pada William Shatner, aktor Kanada yang memerankan Kapten Kirk di serial Star Trek di tahun 1960an. Ia terbilang sukses memerankan karakter Kirk. Serial itu dikenal di seluruh dunia.

Ketika popularitas serial tersebut merosot di akhir tahun 1960an, kehidupan Shatner pun berputar 360 derajat. Ia susah mendapat peran karena ia sudah kadung identik dengan karakter Kirk. Tidak mendapatkan pekerjaan, kondisi finansialnya pun terpuruk. Harta bendanya ludes dan ia terpaksa tinggal di truck-bed camper atau mobil karavan. 

"Shatner's Lament" menjadi jalan bagi track kesebelas yaitu "Anchor". "Anchor" yang durasinya hampir sepuluh menit adalah komposisi bertempo lambat dengan bubuhan elemen orkestrasi sinematik ala film sci-fi. Saya menangkap secuil nuansa score film "Prometheus" (2012) di salah satu bagian. Vokal Marrano lumayan teruji di lagu ini.

Lagu interlude kedua adalah "New Moon" yang bernuansa Jepang. Simak alunan shamisen dan sitar dari Monda yang kemudian berpadu indah dengan biola elektrik Karas. Morrano juga mencoba melantunkan lagu dengan cengkok vokal lagu tradisional Jepang. Hasilnya adalah sebuah track yang mirip lagu tradisional Jepang.

Track penutup album adalah "Terraformer", sebuah komposisi musik delapan menit dengan teknik musik tingkat tinggi yang lumayan rumit. Lagu ini merupakan manifestasi pendayagunaan semua instrumen musik dan vokal band secara maksimal. Sebuah penutup album yang megah.

Track ini bercerita tentang seorang teman yang mendambakan pergi ke bintang paling terang. Meski tidak disebutkan dalam lirik lagu, bintang terang yang dimaksud tak lain dan tak bukan adalah Sirius.

Bintang ganda itu terlihat di malam hari. Seperti kita ketahui, Sirius adalah bintang yang mempengaruhi kebudayan Mesir Kuno. Pada tahun 2015 lalu, sebuah tim yang mempelajari Sirius menginformasikan temuan sejumlah planet dengan besar 4 hingga 11 kali planet Jupiter.

***
Secara keseluruhan, "Terraformer" adalah album yang apik dengan teknik yang cukup kompleks dan rumit. Mereka juga berani mengeksplorasi aliran musik lain dan bereksperimen dengan menuangkannya dalam komposisi yang mereka buat. Walau berdurasi cukup panjang, album ini berisi tracks enak yang semuanya worth it untuk dinikmati.

Latar belakang personil musik yang beragam membuat mereka kaya inspirasi. Perpaduan dengan jazz fusion menarik dan mungkin baru band ini yang berani mengeksplorasinya secara terang-terangan. Mereka juga mampu mengemas hasil eksperimen musik mereka cara elegan yang membuat setiap lagu punya karakter tersendiri.

Meskipun TYS mantap memilih jalur rock progresif, musik mereka masih berproses. Para personil band yang punya berbagai latar belakang musik membuat mereka punya pilihan musik seluas samudera. Perjalanan mereka masih panjang dan bakal merilis album bagus dengan lagu-lagu keren.

Menurut saya skor atau rating album ini adalah 9,2/10. Angka tersebut tidak begitu jauh dengan rating dari pengulas musik metal, Metal Injection yang memberi skor 9/10. Begitu pula dengan Sonic Perspectives yang memberi angka 9,3/10. Situs pengulas musik lainnya, SoundBlab malah memberi angka sempurna, 10!

Metal Temple memberi skor sangat detail: 9 untuk lirik, 10 untuk orisinalitas karya, 9 untuk memorability dan 9 untuk produksi. Prog Archive memuji album ini sebagai sebuah masterpiece dalam musik rock progresif. Rasanya tidak berlebihan karena album ini memang keren. Salah satu album musik terbaik di tahun 2019 ini.

Berikut adalah video musik lagu "Terraformer" dan penampilan live mereka membawakan "FXMLDR" berkolaborasi dengan Bluecoats, pemenang Drum Corps International (DCI) World Championships tahun 2016 lalu. DCI World Championships adalah ajang kompetisi marching band tahunan internasional.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun