Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Meredam Ujaran Kebencian Berawal dari Diri Sendiri

11 Februari 2019   12:50 Diperbarui: 11 Februari 2019   15:02 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://tech.co

Angka itu masih tergolong yang paling rendah di antara negara-negara ASEAN yaitu Vietnam (66 persen), Filipina (71 persen), Malaysia (80 persen), Thailand 82 (persen) dan yang tertinggi Singapura (84 persen). Tetapi bila mengacu pada data Pew Research Center yang dirilis pada Juni 2018 lalu, tingkat penetrasi internet di Indonesia dalam setahun saja meningkat sebanyak 26%.

Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesa (APJII) tahun 2017, kalangan usia 19 hingga 34 tahun adalah pengguna internet terbesar yaitu hampir 50 persen. Menariknya, pengguna internet terbesar berdasakan kelas sosial ekonomi adalah sosial ekonomi bawah, hampir mencapai 75 persen. Sebenarnya kita memerlukan data tahun 2018 namun sejauh ini APJII belum merilis data terbarunya.

Mengapa kita perlu melihat data ini? Karena kita akan melihat perilaku penggunaan media sosial masyarakat Indonesia. Mengacu pada laporan dari APJII tersebut, persentase penggunaan media sosial cukup tinggi yaitu 87,13 persen. Sementara hanya 55,30 persen yang memanfaatkan internet untuk membaca artikel. Dari data tersebut bisa kita interpretasikan bahwa tingkat literasi informasi masyarakat Indonesia kurang tinggi.

Hal ini tercermin pada Penelitian Central Connecticut State University pada awal Maret 2016 tentang Most Literate Nations in the World yang mengungkapkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-60 dari 61 negara. Kompasianer Hamdani pernah membahas mengenai rendahnya literasi informasi masyarakat Indonesia lewat artikelnya yang berjudul "Laporan "World's Most Literate Nations", Indonesia Darurat Literasi Membaca". 

Nah, dari sini kita bisa meraba korelasi antara masyarakat sosial ekonomi bawah dengan tingkat literasi informasi yang rendah yang mempengaruhi perilaku mereka di media sosial.

Mari kita melihat data yang diungkap Kompas.com pada tahun 2017. Melansir hasil survei CIGI-Ipsos tahun 2016 ternyata ada 65 persen dari 132 juta pengguna internet di Indonesia yang percaya dengan kebenaran informasi di dunia maya tanpa cek dan ricek. Data tersebut masih cukup valid untuk menjawab pertanyaan mengapa akhir-akhir ini media sosial kerap gaduh dengan ujaran kebencian.

Satu orang dengan mudahnya post tentang pandangannya di suatu media sosial lengkap dengan cacian, hinaan atau sumpah serapah, yang kemudian ditanggapi secara emosional pula, lalu disebarkan (viral) membuat suasana di dunia maya semakin keruh saja. Hal ini kadang berlanjut di dunia nyata hingga terbangun sekat yang membara di antara saudara, sahabat ataupun rekan kerja.

Bila ada di antara Anda yang telah menjadi bagian dari perilaku demikian di media sosial, sebaiknya Anda segera melakukan evaluasi dan kontemplasi diri bahwa larut dalam situasi emosional di media sosial adalah keliru.

Tiada guna mempertentangkan hal yang tak bermanfaat alias unfaedah bagi kehidupan kita khususnya kehidupan sosial kita. Terkadang kita lupa atau bahkan alpa dalam bertenggang rasa. Kalau emosi sudah membara, kita kerap lupa bahwa kita hanyalah manusia biasa yang tidak lama di alam fana.

***

Ada sebuah pendapat yang pernah saya baca bahwa jika kita ingin mengenal seseorang, search saja aktivitasnya di dunia maya khususnya di media sosialnya. Dari postingan atau unggahan dan komentar-komentar yang ia sampaikan, kita bisa mengenal watak seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun