Mohon tunggu...
Muhammad Gilang Radifan
Muhammad Gilang Radifan Mohon Tunggu... Seniman - Blogger

Pecinta Musik, Seni dan Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Batik Sesarengan Bersama Warga Semarang

9 Januari 2020   12:42 Diperbarui: 9 Januari 2020   12:49 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa sedang melakukan Kampanye. Dokpri.

Mahasiswa Universitas Semarang (USM) mengadakan kampanye budaya dengan tema mbatik sesarengan dilaksanakan pada Minggu (29/12)  di Car Free Day Smpang Lima.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi ini bertujuan untuk mengenalkan dan menumbuhkan kecintaan masyarakat pada batik Indonesia.

Sejak Oktober 2009 UNESCO telah mengumumkan bahwa batik ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia dari Indonesia. Batik di Indonesia dibuat diberbagai daerah dan memiliki motif yang berbeda dimana motifnya menampilkan ciri khas dari masing-masing daerah tempat batik tersebut berasal.

Sebagai penerus bangsa kita wajib menjaga warisa budaya kita, salah satunya batik. Jangan sampai bangsa Indonesia tak acuh pada warisan budaya kita, sehingga terlupakan dan akibatnya diakui oleh negara lain. Dengan lewat kampanye mbatik sesarengan ini kita bisa ikut menjaga warisan budaya kita.

Suasana Kegitan Batik Sesarengan. Dokpri
Suasana Kegitan Batik Sesarengan. Dokpri

Kegiatan ini mendapat antusias dari masyarakat khususnya orang tua yg membawa anak-anak mereka, agar mereka tidak hanya mengenal, tetapi juga tahu cara membatik sejak dini.

"Setuju sekali apabila diadakan acara seperti ini lagi. Karena mengedukasi anak-anak sejak dini untuk lebih kreatif dan mengenal batik" ucap salah satu orang tua anak.

Kegiatan ini diadakan gratis, tanpa dipungut biaya sepersenpun. Sehingga para orang tua tidak perlu khawatir mengenai biaya.

Metode yang diajarkan adalah membatik dengan cara mencanting. Mula-mula anak-anak diajarkan untuk membuat pola batiknya, setelah polanya sudah jadi barulah mereka diajarkan mencanting dengan didampingi oleh kakak-kakak dari Universitas Semarang (USM).

Tidak hanya diikuti oleh warga Indonesia saja, mereka juga mengajak foreigner untuk ikut bergabung dalam acara ini. Sehingga warga negara asing (WNA) juga mengenal budaya Indonesia.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun