Mohon tunggu...
Gastin GabrielJangkang
Gastin GabrielJangkang Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Ingin berkembang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kain Sasirangan, Aset Tak Ternilai yang Tersembunyi di Tengah Kehidupan Masyarakat Kalimantan Selatan

28 Agustus 2020   16:14 Diperbarui: 28 Agustus 2020   16:09 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kain Sasirangan merupakan budaya khas suku Banjar Kalimantan Selatan. Menurut sejarahwan yang meneliti kebudayaan Kalimantan Selatan, kain Sasirangan pertama kali dibuat oleh Patih Lambung Mangkurat dan diturunkan secara turun-temurun hingga saat ini. Pada awalnya, kain ini banyak digunakan dalam bentuk selendang, kerudung, dan sarung dan dipercaya memiliki kekuatan magis.

Menurut budayawan Banjar, H.M. Syamsiar Seman dalam salah satu bukunya menjelaskan setidaknya terdapat 21 motif tradisional kain Sasirangan. Dilihat dari segi pemanfaatanya, masyarakat zaman dahulu menggunakan kain tersebut untuk pengobatan serta sebagai sarana mengusir roh-roh jahat.

Pada zaman sekarang, keberadaan kain Sasirangan sudah mulai terancam dan mulai kehilangan esensinya.Masyarakat sekarang jarang menggunakan kain tersebut dan jika digunakan dalam bentuk pakaian sehari-hari. Hal tersebut disebabkan karena adanya arus globalisasi yang membuat pola pikir masyarakat berfokus ke dunia internasional dan mulai kehilangan ciri khasnya. Padahal jika dilihat dengan penuh makna kain ini merupakan perwujudan dari pengetahuan lokal masyarakat Kalimantan Selatan yang mengandung nilai keyakinan, budaya, dan ekonomi.

Jika kain Sasirangan dikelola dengan benar maka kain Sasirangan dapat menjadi budaya khas Indonesia yang memancarkan daya tarik internasional. Seperti kain Batik yang mendunia dan mengharumkan nama bangsa, semua budaya khas Indonesia juga memiliki peluang yang sama untuk membawa nama bangsa. Perlu kita ingat bahwa aset terbesar negara kita adalah keberagaman yang tidak dimiliki oleh banyak negara. Oleh karena itu, sudah sewajarnya kita mengembangkan kebudayaan khas yang negara kita miliki untuk mengharumkan nama bangsa di mata dunia.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Kalimantan Selatan mengenai pentingnya kain Sasirangan harus dilakukan dengan cara yang unik. Pemerintah daerah dapat memberlakukan berbagai cara seperti diadakannya hari Sasirangan yang mewajibkan masyarakat yang sedang bersekolah, bekerja, atau kegiatan lainnya menggunakan pakaian Sasirangan.

Selain itu, pemerintah juga dapat meningkatkan pemahaman generasi penerus bangsa dengan memberikan pelajaran tambahan mengenai kebudayaan khas Kalimantan Selatan selama bersekolah. Dengan adanya kerja sama berbagai pihak di Kalimantan Selatan baik dari pemerintah, tokoh adat/ tokoh masyarakat, serta rakyat maka keberadaan kain Sasirangan dapat terus dilestarikan.

Regulasi tahap implementasi mengenai upaya pelestarian dapat dibuat mendetail agar bisa memberikan dampak yang diharapkan. Pada awalnya pemerintah melakukan perencanaan bersama dengan pihak yang terkait nantinya seperti tokoh adat/ masyarakat, perwakilan sekolah dan perusahaan, dan sebagainya mengenai kebijakan yang akan dibuat. Kemudian pemerintah daerah bisa menetapkan peraturan daerah mengenai kebijakan upaya pelestarian tersebut berdasarkan hasil perundingan. Akhirnya barulah semua pihak bekerja sama melakukan sosialisasi penerapan kebijakan tersebut dan melakukan evaluasi rutin agar hasil yang diharapkan tercapai.

Hasil yang dapat kita rasakan jika penerapan kebijakan ini berhasil diterapkan dan mendapatkan dukungan dari masyarakat sangat banyak. Kain Sasirangan dapat terus lestari karena sadarnya masyarakat akan kebudayaan daerah mereka yang mungkin sebelumnya tak pernah mereka dengar.

Banyaknya usaha lokal masyarakat yang membuat produk dari kain Sasirangan meningkatkan perekonomian daerah. Wisatawan asing dan lokal akan tertarik mengunjungi Kalimantan Selatan karena khasnya kebudayaan yang ada dan hidup di masyarakat. Hal tersebut tentu akan meningkatkan perekonomian negara secara keseluruhan dan membawa nama kain Sasirangan dari Indonesia ke dunia internasional.

Dalam penerapan kebijakan pelestarian ini, mungkin akan menimbulkan stigma pemaksaan di tengah masyarakat. Namun perlu kita ingat, jika pemerintah daerah memberikan regulasi yang jelas serta sosialisasi yang mendalam ke seluruh masyarakat maka hal tersebut dapat kita cegah.

Upaya lebih jauh yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kebudayaan khas Kalimantan Selatan adalah memadukan berbagai kebudayaan daerah yang ada. Sebagai contoh di Kalimantan Selatan terdapat pasar terapung yang merupakan pasar tradisional khas Kalimantan Selatan dengan proses jual beli dilakukan di atas sungai. Jika pemerintah bisa menggerakan dan memadukan kebudayaan yang ada seperti mewajibkan penjual menggunakan pakaian adat Sasirangan, maka daya tarik dan perekonomian Kalimantan Selatan akan berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun