Mohon tunggu...
Garvin Goei
Garvin Goei Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Akademisi, Penyuka Budaya

Penulis buku Psikologi Positif yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 2021. Pengelola akun instagram @cerdasmental.id. Selain psikologi, suka mempelajari budaya dan mencoba makanan baru.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sebuah Analisa tentang Kegagalan Membentuk Habit di 2022

3 Desember 2022   09:00 Diperbarui: 3 Desember 2022   09:00 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: lukasbieri (https://pixabay.com/photos/youtuber-blogger-screenwriter-2838945/)

Merekam sebuah video membutuhkan tempat yang tenang sekaligus nyaman. Pastinya bukan di rumah tempat saya tinggal (rumah orang tua saya), karena terletak di pemukiman yang ramai; setiap beberapa menit sekali selalu ada kendaraan lewat atau pedagang lewat. Suara pedagang tahu bulat dan kentongan tukang bakso sering masuk ke dalam video saya, dan akhirnya tidak jadi saya unggah karena beradu dengan suara ucapan saya. Akhirnya, saya menjadikan rumah saya di Jakarta Barat yang masih kosong dan belum saya tinggali sebagai tempat rekaman.

Tetapi letak rumah saya jauh dari rumah orang tua saya, meski sama-sama berada di Jakarta. Butuh setidaknya perjalanan sekitar 45 menit bila jalanan sedang sepi, atau bisa 1 jam lebih bila jalanan sedang padat (dan jalanan di Jakarta sangat jarang sepi, kecuali tengah malam). Cukup melelahkan bila harus menempuh perjalanan dengan jalanan yang padat.

Selain itu, rumah saya masih kosong; dalam artian tidak ada penghuni dan tidak ada perabotan. Tidak ada tempat duduk, tidak ada meja, bahkan pompa airnya pun mati sehingga kamar mandi tidak dapat digunakan. Jangan heran bila sebagian besar video saya direkam dalam posisi berdiri, karena memang tidak ada meja dan tempat duduk. Walhasil, pengalaman mengunjungi rumah saya (yang kosong) untuk membuat video menjadi tidak mudah, karena tidak ada alat bantu sama sekali.

Hal ini melanggar kaidah kedua dalam Atomic Habits. Perilaku yang ingin dijadikan sebuah kebiasaan hendaknya dibuat mudah, tetapi justru perilaku merekam video yang saya alami malah terasa sulit karena jarak dan alat yang pas-pasan. Tidak heran, saya jadi malas membuat video baru.

Solusinya, saya harus mulai membeli beberapa alat yang mendukung proses rekaman saya. Hal ini sudah saya lakukan: saya sudah memperbaiki pompa air sehingga saya bisa menggunakan kamar mandi (ini penting, terutama bila saya sedang butuh mandi atau buang air), pun saya juga sudah membeli meja dan kursi, sehingga saya dapat merekam video dengan lebih layak.

Soal jarak, ini memang tidak bisa diubah. Tapi saya yakin, dengan kehadiran fasilitas dan peralatan yang layak di "studio rekaman amatir" saya, proses rekaman akan menjadi lebih mudah.

Analisa Ketiga: Proses Produksi Video yang Tidak Menyenangkan

Hampir semua video di channel Youtube "Garvin Goei" saya rekam sendirian. Dan dipikir-pikir, salah satu faktor yang membuat saya malas merekam video adalah karena saya harus mengerjakannya sendirian.

Saya memang orang yang tidak suka keramaian, tetapi saya masih makhluk sosial (semua manusia adalah makhluk sosial). Ternyata saya butuh kehadiran satu atau dua orang untuk menemani saya merekam video agar saya tidak merasa terlalu sepi. Saya hanya butuh "tim hore" untuk memberi motivasi.

Dipikir-pikir lagi, ini melanggar kaidah ketiga dari Atomic Habits, yaitu saya harus membuat perilaku menjadi menyenangkan agar bisa menjadi sebuah rutinitas.

Solusinya, saya akan mengajak teman dekat untuk menemani saya dalam merekam video. Saya sudah mencobanya sekali. Ternyata kehadiran seorang teman memang bisa memberi motivasi, sebab saya tidak merasa kesepian ketika merekam video. Selain itu, ternyata kehadiran seorang teman bisa memberi masukan kepada saya, seperti posisi duduk atau pencahayaan. Dan setelah selesai merekam video, kami bisa pergi mencari makan sambil mengobrol menghabiskan waktu di akhir pekan. Aktivitas rekaman jadi menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun