Setiap menjelang tanggal 10 Mei, kesibukan Dian Syarief selalu lebih meningkat. Maklum, tanggal itu merupakan Hari Lupus Sedunia (World Lupus Day), dan Dian Syarief termasuk satu dari sekian banyak Odapus alias Orang dengan Lupus.
"Dalam kasus saya, kategori Lupus yang saya derita sebenarnya Lupus Sedang karena menyerang darah dan sendi, tetapi menjadi Lupus Berat ketika efek samping dari terapinya itu membuat saya kena akses otak dan kehilangan penglihatan," ujar Dian kepada penulis dalam wawancara menggunakan fitur WhatsApp Call, pada Senin pagi, 7 Mei 2018.
Sejak berusia 31 tahun atau tepatnya pada 1999, Dian Syarief harus menerima kenyataan bahwa dirinya mengidap Lupus. Tetapi kini, ia mengaku sudah berstatus remisi atau sudah tidak mengonsumsi obat Lupus lagi. Lupus merupakan penyakit kronik autoimun, dimana antibodi seseorang menyerang jaringan dalam tubuh. Antibodi yang berlebihan dan seharusnya melawan kuman, bakteri, atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh, nyatanya justru menyerang jaringan tubuhnya sendiri.
Tercatat, pada 2007, SDF pernah memainkan peran pada gelaran International Lupus Congress di Shanghai, Tiongkok. Sedangkan pada 2012, SDF mewakili Indonesia terpilih untuk menerima Sasakawa Health Prize dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atas segala kreativitas dan inovasi bidang kesehatan yang dilakukan Non-Government Organization (NGO). Â
Berikut kutipan wawancara penulis dengan Dian Syarief:
o o o O o o o
Pada 6 Mei, kami sudah meluncurkan hasil penelitian bahan alam pertama untuk Lupus. Dua bulan sebelumnya, kami juga membuat Virtual Charity Run & Walk for Lupus (CRL) untuk fund raising supaya dana yang terkumpul bisa mendanai penelitian bahan alam kedua. CRL diikuti oleh sekitar 300 pelari dari berbagai daerah dan komunitas pelari.
Selain itu, program sosialisasi jalan juga, dengan bikin kelompok edukasi untuk Lupus ke masyarakat. Lalu campaign tentang Lupus itu apa, dan bagaimana cara menghadapinya. Nah, yang lain lagi, memang program rutin yaitu pendampingan pasien Lupus. Pendampingan ini meliputi pendampingan psikologis, finansial dan juga informasi medis. Untuk informasi medis ini artinya kita membantu memberikan informasi dan menjembatani juga komunikasi dengan dokter, rumah sakit, dan institusi lainnya.