Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lomba Fotografi Angkat Potensi Lokal Tangsel

8 Desember 2017   06:48 Diperbarui: 8 Desember 2017   10:20 2210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shania, peserta Lomba Fotografi sibuk membidik. (Foto: Gapey Sandy)

Menurut Na'ih lagi, dari sebanyak 6 ton kacang kulit tadi, ia kemudian menjualnya dalam hitungan liter, bukan kilogram. "Untuk Kacang Sangrai kering, dijual Rp 8 ribu per liter. Sedangkan yang basah, Rp 9 ribu per liter. Ongkos lain yang harus dikeluarkan adalah untuk kayu bakar dan pekerja penyangraian. Harga kayu bakar untuk 1 bak mobil terbuka jenis Cary seharga Rp 300 -- Rp 500 ribu. Sedangkan untuk ukuran angkut 1 truk, harga kayu bakarnya Rp 1.250.000," jelas Na'ih sembari menyebut upah pekerja penyangrai adalah Rp 50 ribu untuk menyangrai sebanyak 1 kuintal kacang kulit dengan durasi sekitar 1 jam.

Na'ih dan Mamnu'ah kompak menjawab sekitar tahun 2005 sebagai start awal membuka usaha Kacang Sangrai ini. "Sekarang, anak saya yang mengendalikan usaha ini," ujar Na'ih.

Shania, peserta Lomba Fotografi sibuk membidik. (Foto: Gapey Sandy)
Shania, peserta Lomba Fotografi sibuk membidik. (Foto: Gapey Sandy)
Karya terbaik peserta Lomba Fotografi di sentra produksi Kacang Sangrai. (Foto: Dok. Panitia Lomba)
Karya terbaik peserta Lomba Fotografi di sentra produksi Kacang Sangrai. (Foto: Dok. Panitia Lomba)
Lewat waktu Ashar, karya-karya foto dikumpulkan. Mereka masing-masing menyetorkan 3 foto terbaik. Sehingga total, ada 150 karya foto. Dari jumlah sebanyak ini, langsung diseleksi pakai sistem gugur dengan acuan kesesuaian tema, menjadi 50 karya foto saja. Setelah itu, tim juri menyeleksi 3 foto paling the best sebagai juara 1, 2 dan 3.

Empat Kawasan Industri Tangsel

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangsel, Maya Mardiana dalam sambutannya mengiringi lomba fotografi dan aneka lomba lainnya mengatakan, ada empat kawasan industri yang kini terus dikembangkan Pemkot Tangsel.

Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany sempat hadir melihat-lihat pameran hasil lokal Keranggan di lokasi Festival Industri Kreatif Keranggan, Setu, Tangsel. (Foto: Yudi/Indag)
Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany sempat hadir melihat-lihat pameran hasil lokal Keranggan di lokasi Festival Industri Kreatif Keranggan, Setu, Tangsel. (Foto: Yudi/Indag)
Kadis Indag Tangsel, Maya Mardiana, nomor dua dari kiri. (Foto: Gapey Sandy)
Kadis Indag Tangsel, Maya Mardiana, nomor dua dari kiri. (Foto: Gapey Sandy)

"Empat kawasan industri di Tangsel adalah industri tempe di Kedaung -- Ciputat, industri konveksi di Jurangmangu, industri kuliner - kreatif - ecowisata di Keranggan -- Setu, dan industri kerajinan pernik di Ciputat Timur. Karena itu, perlu ada kolaborasi yang baik dari semua pihak, seperti akademisi, kalangan bisnis, community dan Pemerintah sebagai fasilitator. Sehingga kolaborasi ini akan membawa hasil dan berdampak positif bagi masyarakat. Kalau Keranggan ingin terus mengembangkan ecowisata, maka kawasan ini harus eye catching. Caranya, selalu kedepankan kreativitas dan karya produktif terbaik," tutur Maya dari atas panggung utama.

Semoga Keranggan semakin terus maju. Keranggan semakin jadi teladan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun