Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lahirlah, Kampung Batik Kembang Mayang

2 Oktober 2017   20:19 Diperbarui: 2 Oktober 2017   22:19 3864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor Kelurahan Larangan Selatan, mulai diberi ornamen batik pada bangunannya. (Foto: Gapey Sandy)

Memperingati Hari Batik Nasional, 2 Oktober 2017, sekaligus soft launching Kampung Batik Kembang Mayang. (Foto: Gapey Sandy)
Memperingati Hari Batik Nasional, 2 Oktober 2017, sekaligus soft launching Kampung Batik Kembang Mayang. (Foto: Gapey Sandy)
Karya-karya batik hasil kreasi Kampung Batik Kembang Mayang. (Foto: Gapey Sandy)
Karya-karya batik hasil kreasi Kampung Batik Kembang Mayang. (Foto: Gapey Sandy)
Memang, kalau kita baru pertama kali melintas di Kompleks Kembang Larangan, khususnya di Jalan Mayang, maka nuansa batik begitu kental. Inilah bukti bahwa warga masyarakat setempat, khususnya kaum ibu, serius untuk mewujudkan sentra batik. Tentu, atas dukungan Pemkot Tangerang beserta seluruh jajarannya.  

"Nantinya kalau orang bertanya, kemana harus belajar membatik di Kota Tangerang, maka jawabannya adalah di Kampung Batik Kembang Mayang sini. Sekaligus menjadi sentra batik dengan bonusnya berupa produksi batik yang kemudian dipasarkan sehingga dapat menghasilkan pendapatan ekonomi yang berujung pada peningkatan kesejahteraan warga," harap Farah yang juga bertekad mempertahankan filosofi batik beserta aneka macam makna dibalik motifnya. "Artinya, kami akan mempertahankan batik Indonesia yang kaya filosofi berikut makna-makna dibalik setiap motif karyanya. Hanya saja, kami yang masih terus belajar membatik belum memperdalam ilmunya untuk hal-hal mengenai filosofi batik".

Meskipun baru beberapa bulan bisa membatik, tapi ibu-ibu pembatik di Kampung Batik Kembang Mayang sudah memiliki landasan formal yang tidak sembarangan, lho. Empat dari mereka, termasuk Farah, sudah berhasil meraih tanda lulus Uji Kompetensi SDM Batik. Bentuknya berupa sertifikasi membatik dalam dua bahasa yang bukan saja berlaku secara nasional tapi juga dunia global pun mengakuinya.

"Pada 11 September kemarin, kami mengikuti Uji Kompetensi SDM Batik yang difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian di Rumah Batik Palbatu, Menteng Dalam, Jakarta. Acara ini dilaksanakan secara gratis, dan dari sini, kami berangkat berombongan sebanyak tujuh pembatik. Hasilnya, empat pembatik -- Ibu Farah, Ibu Nar, Ibu Dewi dan Ibu Yeti --- dinyatakan lulus sertifikasi. Sertifikasi ini diakui tidak saja secara nasional bahkan dunia internasional," terang Farah.

Proses melakukan water glass. (Foto: Gapey Sandy)
Proses melakukan water glass. (Foto: Gapey Sandy)
Suasana pelatihan membatik dalam rangka memperigati Hari Batik Nasional di Kampung Batik Kembang Mayang. (Foto: Gapey Sandy)
Suasana pelatihan membatik dalam rangka memperigati Hari Batik Nasional di Kampung Batik Kembang Mayang. (Foto: Gapey Sandy)
Pada saat Uji Kompetensi SDM Batik, cerita Farah, selain praktik membatik, ada juga teori. Misalnya, teori bagaimana cara membuat batik yang benar. Prosesnya bukan langsung diawali dengan cara menyanting, tapi justru dari mulai bagaimana menyiapkan tempat, peralatan, bahan, cara menyanting yang benar, sampai terakhir tempat harus dibersihkan.

"Kami juga belajar bagaimana menyiapkan tempat membatik yang baik, mulai dari kebersihan, ventilasi udara, nyaman dan masih banyak lagi teori lainnya. Termasuk soal limbah membatik. Makanya, di sini, kami tidak pakai celup tetapi batik colet, karena mempertimbangkan masalah pembuangan sampahnya kalau harus pakai yang metode celup. Kalau memakai metode colet, limbahnya paling-paling hanya menyisakan air sisa proses ngelorod saja, tidak banyak jumlahnya," urai Farah.

Motif Kembang Mayang, Filosofi Kebersamaan

Sementara itu, Budi Darmawan selaku penggagas Kampung Batik Kembang Mayang berharap, keberadaan ibu-ibu pembatik yang sudah ada sekarang ini harus terus menularkan dan mengajarkan ilmu membatiknya kepada lebih banyak lagi orang-orang di sekitar lingkungan. "Nantinya, harapan menjadikan Kelurahan Larangan Selatan sebagai sentra batik di Kota Tangerang dapat terwujud dengan lancar, apabila muncul kluster demi kluster pembatik di berbagai lokasi. Semua berawal dari Kampung Batik Kembang Mayang, kemudian meneruskan untuk menciptakan kluster baru, dan begitu seterusnya," ujar sosok yang juga berada dibalik suksesnya penyelenggaraan Jakarta Batik Carnival di Rumah Batik Palbatu ini.

Budi Darmawan, Ketua RT 002 RW 011, penggagas Rumah Batik Palbatu (Jakarta Selatan), dan Kampung Batik Kembang Mayang di Kota Tangerang. (Foto: Gapey Sandy)
Budi Darmawan, Ketua RT 002 RW 011, penggagas Rumah Batik Palbatu (Jakarta Selatan), dan Kampung Batik Kembang Mayang di Kota Tangerang. (Foto: Gapey Sandy)
Budi Darmawan menjelaskan cara tepat memegang canting. (Foto: Gapey Sandy)
Budi Darmawan menjelaskan cara tepat memegang canting. (Foto: Gapey Sandy)
Terhadap motif khas Rumah Batik Kembang Mayang, praktisi MICE ini berharap, setelah proses pembelajaran batik berlangsung lancar dan menyenangkan, barulah kemudian coba diingatkan untuk membuat motif khas tersendiri.

"Motif yang sedang dipikirkan ibu-ibu pembatik dan juga kami di sini adalah motif 'Kembang Mayang'. Namanya memang mirip dengan Kembar Mayang, salah satu asesori penting yang biasanya untuk hiasan suasana pelaminan ketika resepsi pernikahan. Gambarnya nanti dibuat seperti asesori Kembar Mayang, dan punya filosofi bahwa motif Kembang Mayang mencerminkan keindahan apabila seluruhnya bersatu padu. Maknanya, seluruh warga dalam hal ini, kelak adanya kluster-kluster pembatik yang semakin banyak jumlahnya, apabila bersatu padu maka akan menampilkan keindahan, kecantikan, kesejahteraan dan sebagainya," tutur Budi Darmawan.

Selamat atas kehadiran Kampung Batik Kembang Mayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun