Merasa sudah cukup punya perlengkapan membatik, durasi praktik membatik pun lebih digenjot lagi: setiap Rabu dan Jumat, dari jam 08.00 -- 16.00 wib. Lokasinya? Bersyukur, Ketua RW memberi lampu hijau supaya gedung Posyandu saja yang diberdayagunakan.Â
"Usai lebaran kemarin, atau sekitar bulan Juli, kami mulai membeli perangkat untuk proses membatik di Rumah Batik Palbatu. Dananya, lagi-lagi dari kas RT. Sejak itu, kami terus mempraktikkan pelajaran membatik. Alhamdulillah, kami sekarang sudah mulai terbiasa dan hasilnya, pada Senin, 2 Oktober 2017 ini, bertepatan dengan Hari Batik Nasional, kami melakukan soft launchingKampung Batik Kembang Mayang di Kelurahan Larangan Selatan, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang ini," terang Farah bangga.
Meski baru belajar membatik dan mengasah 'pede' untuk menuangkan karya kreatif menggunakan canting di atas kain, tapi karya-karya pembatik pemula ini sudah mulai menampakkan hasil. Makanya, kalau kelak dari aktivitas di Kampung Batik Kembang Mayang ini para ibu-ibu dapat menghasilkan pemasukan secara ekonomi, Farah menganggap hal demikian adalah sebagai berkah sekaligus bonus.
 "Sekarang ini, karena masih dalam tahap praktik pembelajaran membatik, maka kami masih membatik dengan ukuran yang kecil. Belum seukuran kain lebar. Tapi, insya Allah, kedepannya kami akan memproduksi batik dengan ukuran kain 2 x 1 m, sehingga dapat digunakan untuk membuat busana pria maupun wanita. Selain itu, kami juga berharap untuk terus bisa melahirkan model pola-pola sendiri, untuk kemudian hasilnya kami pasarkan, sehingga dapat menghasilkan pendapatan ekonomi yang oleh ibu-ibu di sini dianggap sebagai bonus," urainya.


"Untuk sementara ini, motif batik yang kami buat bukan batik etnik atau batik batik tradisional. Kami mencoba lebih kekinian, supaya para remaja dan anak-anak di sini juga tertarik untuk belajar membuat batik dengan kreasinya sendiri. Artinya, mereka akan mengerti bahwa ternyata motif batik bukan cuma sekadar seperti yang etniknya tradisional saja. Begitu juga dengan pewarnaan yang lebih kontras dan pilihan warna mencolok. Istilahnya, batiknya dibuat dengan motif kekinian," ungkap Farah.
Soal motif khas kampung batik ini, uajr Farah, semua sedang memikirkan mengenai hal ini. "Nah, sampai sekarang yang sudah terpikirkan adalah membuat motif Kembang Mayang, yang kalau digambarkan mirip 'Kembar Mayang' untuk asesoris pesta pernikahan, dengan ada janur-janur menjuntai lengkap dengan ornamen lainnya," terang Farah yang kediamannya berseberangan dengan gedung Posyandu.


"Nantinya, siapa saja yang hendak belajar membatik di Kampung Batik Kembang Mayang ini, kami akan sediakan fasilitas belajarnya pada setiap hari Sabtu dan Minggu. Biasanya, untuk anak-anak sekolah, dan ibu-ibu yang sibuk bekerja," kata Farah sembari mengatakan bahwa sebelum soft launching Kampung Batik Kembang Mayang, gaung kegiatan membatik di lingkungan sini sudah sampai ke Pak Walikota Tangerang, melalui beberapa kali informasi dan komunikasi yang disampaikan. "Sehingga insya Allah, Kecamatan Larangan ini pada akhirnya akan dijadikan Kampung Batik," optimis Farah.
Karena sudah menjadi harapan dan keinginan dari warga untuk menjadikan Kelurahan Larangan Selatan menjadi sentra batik di Kota Tangerang, maka sedikit demi sedikit semua pihak mulai berusaha untuk berpartisipasi aktif demi kesuksesannya. Beberapa bahagian kantor kecamatan mulai 'digambari' batik, begitu juga kantor kelurahan, dan sudah pasti tembok-tembok rumah warga.Â
"Demi mendukung terwujudnya Kampung Batik Kembang Mayang ini, silakan lihat sendiri bahwa sekarang, gedung kantor kelurahan pun sudah dibuatkan ornamen batiknya pada beberapa bagian. Begitu juga dengan kantor kecamatan yang mulai dikerjakan pembuatan ornamen batik pada beberapa bagian gedung. Hal yang sama dilakukan juga pada bagian-bagian tembok rumah warga," ujar Farah.