Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rayakan Hari Pangan Sedunia dengan Tempe

16 Oktober 2015   20:21 Diperbarui: 16 Oktober 2015   23:03 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau UNESCO mengakui, maka tempe sebagai simbol budaya Indonesia akan sama statusnya seperti Batik yang sudah semakin mendunia lantaran lebih dahulu diakui sebagai The Intangible Cultural Heritage of Humanity. Disinilah, kami menyatakan dukungan kalau tempe akan dijadikan sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia,” semangat Bunda Citta.

Tempe, menurut Bunda Citta, banyak mengandung nutrisi dan senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh tubuh. “Sebut saja misalnya, kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B, dan zat besi,” ujarnya.

Kanan: Kiki M Syaat selaku Ibu Lurah Pondok Benda, Pamulang, Tangsel, sedang bertugas menjadi juri. (Foto: Gapey Sandy)

Baju merah: Ketua PKK Kelurahan Pondok Benda, Pamulang, Sri Suharti, sedang menilai dari sisi penampilan. (Foto: Gapey Sandy)

Sementara itu, Ketua PKK Kelurahan Pondok Benda, Sri Suharti dalam sambutannya menyatakan, Lomba Masak masakan berbahan dasar non terigu dan juga tempe ini sangat penting artinya untuk menaikkan gengsi makanan lokal.

“Bukan berarti kita tidak boleh mengonsumsi makanan yang kebarat-baratan, tapi mulai saat ini ayolah kita mulai kembali kepada makanan lokal. Contohnya saja, untuk kue bolu yang biasanya berwarna putih karena memang menggunakan tepung terigu, bisa diganti bahan dasarnya dengan ubi ungu. Begitu juga dengan pemanis makanan, kita bisa mulai menggantinya dengan yang lebih sehat, mengurangi atau mengganti gula pasir yang putih menjadi gula aren. Atau, tidak menggunakan zat pewarna makanan tetapi mencoba untuk menggunakan pewarna lain yang lebih sehat seperti daun suji yang mampu memberi warna hijau lebih pekat dibandingkan daun pandan wangi, juga ubi ungu dan sebagainya,” tutur Bunda Sri.

Sate Tempe yang kreatif dan inovatif. Masakan Sang Juara. (Foto: Gapey Sandy)
Masakan berbahan dasar Tempe yaitu Sarang Tempe. (Foto: Gapey Sandy)

Dari masakan yang diolah para ibu bersama siswa-siswi PAUD Pelangi Dewi Kunti ini, kelompok A menyajikan masakan Perkedel Tempe, dan Sawut dari singkong yang dikukus. Kelompok B menyajikan Tempe Bacem, dan Timus yang dibuat juga dari singkong. Kelompok C menampilkan masakan Sate Tempe, dan Getuk yang juga dari singkong dengan bumbu parutan kelapa. Dan kelompok D, menyuguhkan Sarang Tempe lengkap dengan Telor Puyuhnya, juga Combro dan Misro yang berbahan dasar singkong.

Dewan juri yang menilai berdasarkan empat kriteria yakni rasa, kebersihan, kreativitas, dan penampilan masakan, akhirnya menentukan juaranya adalah kelompok C yang sukses dengan Sate Tempe yang memang menggiurkan, dan Getuknya.

Masakan berbahan dasar Tempe yaitu Perkedel Tempe. (Foto: Gapey Sandy)

Kelompok C penyaji Sate Tempe dan Getuk Singkong menjadi juara. Kepala Sekolah PAUD Pelangi Dewi Kunti, Bunda Citta Purnawati paling kanan. (Foto: Gapey Sandy)

Dari pelosok Kota Tangerang Selatan kami mengucapkan: Selamat Hari Pangan Sedunia XXXV Tahun 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun