[caption id="attachment_303025" align="aligncenter" width="592" caption="Kiri: Lukisan karya I Putu Bagus Arya Dewangga, dan kanan: Lukisan karya I Dewa Gede Anom Wisnu Wardana. Kedua siswa SMP kelas III di Kuta Selatan ini sama-sama memberi judul lukisannya Barong Dance, dan turut dipamerkan di Museum Pasifika. (Foto: Dokpri)"]
[/caption] Mencermati lukisan para siswa di Bali yang begitu indah ini, tentu dapat menjadi alasan untuk semakin melibatkan kreatifitas pelajar (tak harus dari Bali saja) guna menuangkan tulisannya, sehingga dapat turut dipamerkan, atau mengadakan kegiatan pameran lukisan bersama, khusus para pelajar. Tujuannya, selain ‘mendekatkan’ para pelajar kepada museum sebagai tempat edukasi, juga untuk memupuk dan memperdalam bakat serta kemampuan mereka di bidang seni, terutama melukis. Hasil karya terbaik, tentu layak dipromosikan untuk dijual dengan harga pantas, sehingga dapat berdaya-guna sebagai penunjang dana pendidikan maupun peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga. Adapun terobosan secara eksternal dalam rangka melestarikan dan mengembangkan Museum Pasifika, saya pikir bisa dilakukan melalui kerjasama dengan pihak museum ternama di negara-negara se-Asia Pasifik. Kerjasama ini dalam rangka saling meminjamkan koleksi karya seni dan melakukan pameran bersama secara bergiliran. Tentu, tidak hanya lukisan, melainkan juga karya seni dalam bentuk lainnya sepert ukiran, patung, tekstil, seni tari, musik dan lainnya. Dengan demikian, penyelenggaraan
event di Museum Pasifika dapat selalu
full and busy setiap tahunnya. Brosur dan katalog serta informasi mengenai
event tersebut dapat disebarluaskan secara
free sejak di
airport international Ngurah Rai, hingga ke hotel-hotel dan
resort yang ada di wilayah Nusa Dua dan sekitarnya, serta Bali pada umumnya. Apalagi, sejauh ini antusiasme turis mancanegara terhadap Museum Pasifika sangat baik sekali. Simak saja penuturan
Nataliya Brezhneva asal Moskow, Rusia, yang mengaku berkunjung pada Oktober 2012. Di situs
tripadvisor.co.id, ia menuturkan:
“There are a lot of really beautiful portraits of really beautiful asian women. My friends and I enjoyed the collection. I was surprised to find there a work of russian artist Yuriy Gorbachev. The managers of Pasifika believe that the artist is a nephew of Russian ex-president Mikhail Gorbachev :) If you don't want to go far from the beaches to Ubud museums, Pasifika - is a best place to visit. No. you must see both. Pasifika is something absolutely different, with it's own concept and a very pleasant atmosphere. We spent three hours among great paintings and I'm still keeping very good memories of that time”. Juga, opini
Drew Jones dari Brisbane, Australia di
tripadvisor.co.id yang pada Agustus 2013 berkunjung dan langsung menyatakan kekagumannya sekaligus ingin mengajak rekan-rekannya mengunjungi Museum Pasifika:
“We were passing by on a scooter ride and went in. We were glad we did. A great place to spend some time and view some local art work. Worth the visit and I will be sending friends here in future”. Akhirnya, pernyataan
Philippe Augier selaku
founder of the Pasifika Museum patut kita renungkan. Menurutnya,
“A collection is not just a group of beautiful paintings, but it is an ensemble of artwork with a common thread binding it all together”. (Koleksi bukanlah hanya sekumpulan lukisan-lukisan yang indah saja, tapi itu adalah merupakan sebuah
ensemble karya seni dengan benang merah yang mengikat semuanya secara bersama-sama). Ya, menjadi tugas kita bersama untuk turut melestarikan dan mengembangkan salah satu destinasi wisata di Nusa Dua, yakni Museum Pasifika demi kemajuan anak-cucu, kini dan nanti. Sekaligus, kemaslahatan tersendiri bagi Bali dalam percaturan di fora internasional.
I Love Bali. I Love Indonesia, Full!!!Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Travel Story Selengkapnya