Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tatkala Para Ibu Resah Lantaran Ahok

16 April 2016   09:33 Diperbarui: 16 April 2016   09:44 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto: Metrotvnews.com"][/caption]PARA ibu resah gara-gara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Lagi-lagi pangkal soalnya adalah ucapan-ucapan Ahok yang membuat bulu kuduk berdiri: ngeri!

“Mas, tolong kasih masukan, dong, ke Ahok agar jangan terpancing emosi gara-gara lawan-lawannya. Kalau ia difitnah, suruh saja tersenyum agar tidak membuang-buang energi. Jangan-jangan lawan Ahok memang sengaja membuat pernyataan yang memancing Ahok agar ia marah-marah dan bicara kasar.”

Pagi tadi (Sabtu 16 April), kata-kata di atas masuk ke grup WA saya. Yang mengirim seorang ibu. Tak lama kemudian, ibu lain menimpali: “Iya, itu urun rembuk buat Ahok, kalau ngomong jangan emosi. Tolong sampaikan ke dia.”

Membaca dua pesan itu, saya cuma bisa tersenyum. Dalam hati, saya hanya bisa berujar: “Memangnya saya siapa?”

Ya, siapakah saya? Kenal Ahok pun saya tidak. Relawan Ahok juga bukan. Bergabung dengan Teman Ahok yang bermarkas di Pejaten Pasar Minggu Jakarta Selatan, saya juga belum pernah. Saya hanya warga Jabodetabek yang doyan iseng menulis di Kompasiana. Itu saja!

Entahlah kalau ibu-ibu di atas menganggap saya berkelas seperti Sunny Tanuwidjaja, orang dekat Ahok, yang dicegah ke luar negeri gara-gara kasus reklamasi Teluk Jakarta  yang bikin Mohamad Sanusi jadi pesakitan KPK karena telah resmi berompi oranye.

Ya, rompi itulah yang diharapkan Karni Ilyas dan para nara sumber yang tidak senang dengan Ahok dikenakan ke tubuh Ahok setelah Basuki diperiksa selama 12 jam di KPK, Selasa (12 April) lalu, bertepatan dengan acara ILC yang dipandu Karni Ilyas di TV One.  Alamak! Mereka kecewa, sebab Ahok keluar dari gedung KPK masih mengenakan kemeja batik. Ada kompasianer yang menulis KPK kehabisan stok rompi aranye yang ukurannya pas dengan badan Ahok.

Gubraaak! Ngeri! Setelah diperiksa KPK, Ahok,  bukannya semakin takut, melainkan tambah bernyali. Ia menuding Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mengaudit pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras “ngaco”. Ahok pun berang lantaran surat keberatannya yang dikirim ke BPK delapan bulan lalu hingga saat ini tidak direspons. Jebreeet!! Saat menjelaskan soal itu (disiarkan pula oleh banyak televisi), urat leher Ahok menegang sambil mengibas-ngibaskan fotokopi suratnya ke BPK yang dianggap angin lalu.

Boleh jadi gaya Ahok seperti itulah yang membuat  para ibu yang mengirim pesan WA ke saya resah dan berdesah (maklum, mereka, kan perempuan): “O .... seram!”

Saya lantas mencoba mencari referensi tentang gaya Ahok berkomunikasi yang bikin kaum perempuan ngeri-ngeri tak sedap.

Apa mau dikata. Hasilnya? Banyak ahli dan “pembela” Ahok yang memaklumi gaya berkomunikasi mantan bupati Belitung Timur itu. Seorang sahabat yang kebetulan berprofesi sebagai wartawan mengatakan: “ Ahok berani  bicara sekeras itu dan bikin merinding banyak orang karena dia bersih. Ya, inilah yang menjadi modal Ahok. Selama yang dihadapi adalah orang-orang yang diketahuinya kotor dan maling, sampai mati pun Ahok ya akan seperti itu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun