Mohon tunggu...
Gantari
Gantari Mohon Tunggu... Mahasiswa Prodi Belanda Universitas Indonesia

Penyuka bahasa, sastra dan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Narasi Sejarah Kolonial Belanda-Indonesia di Belanda dan di Indonesia melalui Media Massa Tahun 2019-2025

5 Juni 2025   15:04 Diperbarui: 5 Juni 2025   15:04 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi armada dagang Belanda.

Sejarah kolonial (tahun 1600-1942) yang terjadi antara Indonesia (dahulu wilayah Nusantara lalu Hindia-Belanda) dan Belanda disampaikan dengan dua narasi yang berbeda di kedua negara. Di Belanda, sejarah kolonial Belanda disampaikan dengan rasa nostalgia (Bijl, 2013). Istilah Tempo Doeloe digunakan untuk menggambarkan masa-masa kehidupan tenang, saat kemewahan kolonialisme masih tidak tersentuh modernitas (Bijl, 2013). Bersamaan dengan itu, terdapat juga karya yang menampilkan kekerasan kolonial Belanda di Hindia-Belanda seperti contohnya karya Ewald Vanvugt Black book of the Netherlands overseas yang merangkum semua kekerasan yang pernah dilakukan negara Belanda termasuk saat masa kolonial Hindia-Belanda (Bijl, 2012).

Di Indonesia, sejarah kolonial Belanda dibawakan dengan menunjukkan kekerasan yang dilakukan Belanda, seperti foto para tentara Belanda yang berdiri dengan bangga di samping para rakyat pribumi yang telah gugur di Kuta Reh, Aceh pada tahun 1904 (Bijl, 2012). Foto ini kemudian direka ulang menjadi salah satu adegan dalam film Tjoet Nja' Dhien (1988) yang memenangkan sembilan penghargaan Citra (Bijl, 2012). Sejarah kolonial Belanda juga dibawakan dengan narasi "anti-Dutch" atau "anti-Belanda" dalam pendidikan Indonesia (Purnomo dkk, 2023; Bijl 2012; Zurbuchen 2005)

Narasi ini juga dapat dilihat melalui YouTube sebagai media platform media massa yang dipilih untuk menyediakan sumber data dalam penelitian ini. Hasil pencarian dengan kata kunci "Nederland Indonesi geschiedenis", video yang muncul menggunakan judul "Nederland-Indonesi" (diunggah oleh NOS op 3). 

Di sisi lain, jika memasukkan kata kunci pencarian "Sejarah Indonesia Belanda", video yang muncul memuat judul dengan narasi "penjajahan" dan "kompeni" (diunggah oleh Melawan Lupa Metro Tv). Istilah "kompeni" sendiri menurut KBBI memiliki arti 1. Persekutuan dagang Belanda di Nusantara pada pertengahan abad ke-17 sampai dengan awal abad ke-19 (VOC); 2. Pemerintah Belanda (pada zaman penjajahan); 3. Serdadu (terutama serdadu VOC atau serdadu Belanda).

Narasi Sejarah kolonial Belanda-Indonesia di Belanda tahun 2020

Dalam video berbahasa Belanda yang berdurasi 15 menit dan berjudul "Het eeuwenlange geweld in Nederlands-Indi", sejarah dibawakan dengan cara yang runut dan terfokus pada kejadian besar seperti saat kedatangan VOC, kebangkrutan VOC dan Belanda yang mengkolonisasi Hindia-Belanda.

Video dibuka dengan penjelasan mengenai kedatangan bangsa Belanda di bawah kongsi dagang VOC pada tahun 1602. Sejarah VOC dibawakan secara singkat dengan menjelaskan mengenai perdagangan yang menguntungkan dan juga sejarah kelamnya terkait perbudakan. Penjelasan dilanjutkan dengan kebangkrutan VOC sehingga tanah Nusantara diambil alih oleh pemerintah Belanda, dan untuk selanjutnya disebut sebagai Hindia-Belanda. 

Pemerintah Belanda, dibantu oleh tentara KNIL (Koninklijk Nederlands-Indische Leger) berusaha memperluas kekuasaan, dan memicu peperangan. Perang Jawa yang terjadi pada 1803 menyebabkan hingga 200.000 korban dan kerugian yang sangat memberatkan Belanda. Meski begitu, wilayah Jawa berhasil jatuh ke bawah kekuasaan Belanda.

Kerugian berat yang diakibatkan oleh Perang Jawa melahirkan kebijakan cultuurstelsel. Kebijakan yang dalam bahasa Indonesia lebih kita kenal sebagai "Tanam Paksa" ini berhasil memberikan keuntungan bagi Belanda, namun mengeksploitasi para petani pribumi untuk menghasilkan komoditi gula agar dapat dijual oleh Belanda. Selain penjelasan tentang eksploitasi petani Jawa, Sumatra dan Tionghoa dalam praktik cultuurstelsel, topik mengenai Nyai dan ketidakadilan yang dialami para Nyai juga dibahas. Disebutkan bahwa para Nyai dapat dibuang kapan saja, bahkan dijual bersama dengan rumah tinggal sebagai bagian dari perabotan rumah. (Menit 3.22 hingga 3.36; "Die vrouwen, de njai, hebben namelijk geen rechten, zin ondergeschikt en leven in angst. Ze kunnen ieder moment worden afgedankt. Als de man bijvoorbeeld zijn huis verkoopt, samen met zijn inboedel, dan wordt de njai meeverkocht en 'inlandsch meubel' genoemd").                            

Perang Aceh disebut sebagai tahap terakhir dari penjajahan Belanda. Sejarah mengenai Perang Aceh tidak dibahas secara terperinci, hanya bahwa tentara KNIL ikut bertempur dalam perang yang penuh kekerasan ini. Melalui perang ini, seluruh wilayah Nusantara disebutkan telah berada di bawah kekuasaan Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun