Mohon tunggu...
Gangsar Fadhil Muhammad
Gangsar Fadhil Muhammad Mohon Tunggu... Penulis Lepas

pegawai proyek dan juga pemiliki UMKM yang suka mengamati ekonomi dan keuangan sosial

Selanjutnya

Tutup

Money

Kenapa Masyarakat Indonesia Cenderung Konsumtif?

7 Mei 2025   09:15 Diperbarui: 21 Juni 2025   08:48 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah nggak sih kamu merasa pengen beli sesuatu padahal sebenarnya nggak terlalu butuh? Atau tergoda diskon besar padahal isi dompet lagi pas-pasan? Kalau iya, kamu nggak sendirian. Perilaku konsumtif memang jadi salah satu ciri khas masyarakat Indonesia, khususnya di era digital sekarang ini. Tapi, kenapa sih hal ini bisa terjadi?

Yuk kita bahas dengan santai tapi tetap mendalam.

1. Budaya dan Gaya Hidup yang Serba Tren

Gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar, sangat dipengaruhi oleh tren. Ketika ada barang baru yang viral, entah itu gadget, fashion, atau makanan kekinian, langsung deh banyak yang ikut-ikutan beli.

Fenomena ini sering disebut sebagai "fear of missing out" alias FOMO. Nggak mau ketinggalan, banyak orang jadi tergoda buat beli demi tampil up-to-date. Nggak jarang, ini jadi ajang pembuktian sosial: "Kalau kamu nggak punya ini, berarti kamu nggak gaul."

2. Iklan dan Media Sosial yang Menggoda

Coba bayangin, dalam sehari berapa kali kamu lihat iklan di media sosial? Dari Instagram sampai TikTok, iklan tampil dengan visual menarik, testimoni bombastis, dan kadang dibungkus dengan gaya lucu atau menyentuh hati.

Belum lagi para influencer yang mempromosikan berbagai produk. Kita cenderung percaya sama rekomendasi mereka karena terasa lebih "dekat" dan relatable. Tanpa sadar, kita termakan sugesti dan mulai berpikir: "Kayaknya aku juga butuh deh barang ini."

Padahal, sering kali itu hanya keinginan, bukan kebutuhan.

3. Belanja Semudah Klik

Dulu, kalau mau beli sesuatu harus keluar rumah, nyari toko, dan bawa uang tunai. Sekarang? Tinggal buka aplikasi, klik beberapa kali, barang langsung diantar ke rumah. Super praktis!

Ditambah lagi ada fitur "beli sekarang bayar nanti", cicilan tanpa kartu kredit, dan cashback besar-besaran. Semuanya bikin kita lebih impulsif saat belanja, karena merasa belanjaan itu "nggak kerasa" beratnya. Padahal, tagihan tetap akan datang.

4. Kurangnya Literasi Keuangan

Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum terbiasa dengan konsep perencanaan keuangan jangka panjang. Menabung, investasi, atau budgeting bulanan masih dianggap rumit atau bahkan membosankan.

Padahal, tanpa pemahaman ini, seseorang cenderung lebih mudah tergoda untuk menghabiskan uang demi kesenangan sesaat. Bahkan, banyak yang belum membedakan antara kebutuhan dan keinginan, yang akhirnya membuat pengeluaran membengkak.

5. Fokus pada Kepuasan Instan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun