Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serial Pak Erte | Preman Pengkolan (Bagian 2 - Selesai)

3 Juli 2019   13:18 Diperbarui: 3 Juli 2019   13:43 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kaltim.tribunnews.com

Selain kewajibannya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah yang di pimpinnya. Naluri seorang mantan jawara pun terusik dengan kelakuan preman-preman yang reseh terhadap warganya. 

Konon menurut cerita dari mulut ke mulut, semasa mudanya Pak Erte adalah seorang Jawara yang disegani baik kawan maupun lawan.

Selain jago silat, belio juga punya ilmu enggak mempan. Mulai dari nggak mempan dibacok, sampe enggak mempan diomelin. Makanya Mpok Saidah sering sebel dan nyerah kalo disuruh ngomelin Pak Erte. Orang nggak mempan!  Hihihi. 

Meski belum ada satu pun dari mereka yang pernah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri. Namun cerita mengenai 'sepak terjang' Pak Erte di dunia ke-Jawara-an sudah begitu kesohor dan santer terdengar.

Jreng... Jreng... Jreng!

(Sengaja pake ilustrasi musik biar makin mencekam) hiks... 

Malam semakin larut. Angin dingin berdesir menyapu pohon jambu yang berbuat lebat. Burung hantu yang tadi diam mematung, tiba-tiba merentangkan kedua sayapnya yang tiga kali panjang tubuhnya, saat melihat seekor tikus melintas di dekat kandang ayam. 

Bersamaan dengan itu.... 

Mulut Pak Erte tampak komat kamit seperti sedang merapalkan sesuatu. Sejenak kemudian bibirnya telihat berhenti bergerak dan mulai menahan nafas.

Tiba-tiba hanya dengan satu gerakan, Pak Erte melompat tinggi dan sudah menjejakkan kedua kakinya di atas genteng rumah. 

Tidak lama kemudian, dengan ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya, Pak Erte sudah terlihat berkelebat dari satu atap ke atap rumah lainnya tanpa menimbulkan suara sedikit pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun