Mohon tunggu...
Galuh Kirana
Galuh Kirana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Stunting di Indonesia

16 Mei 2024   18:39 Diperbarui: 16 Mei 2024   18:42 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Stunting merupakan permasalahan yang terus terjadi di banyak negara berpendapatan rendah dan menengah. UNICEF atau WHO mengatakan bahwa UNICEF/WHO dan Bank Dunia menunjukkan bahwa jumlah anak-anak yang mengalami stunting adalah sekitar 151 juta, atau merupakan 22,2% dari jumlah anak-anak di dunia. Presentase terjadinya stunting pada negara berpendapatan rendah adalah 16%, negara dengan pendapatan menengah ke bawah sebanyak 47%, apabila dibandingkan negara dengan berpendapatan menengah atas sebanyak 27% dan berpendapatan tinggi sebanyak 10%. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban gizi buruk yang tinggi, termasuk stunting. 

Namun hal ini berbeda dengan hasil perekonomian Indonesia dimana Indonesia termasuk perekonomian terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ke-17 di dunia. Menurut World Bank Indonesia memiliki performa yang buruk dalam mengurangi terjadinya tingkat stunting dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah ke atas dan negara-negara lain.

Terdapat beberapa banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting di Indonesia menurut kerangka konseptual WHO tentang stunting pada anak salah satunya adalah faktor martenal. Faktor maternal yang terjadi adalah gizi buruk pada masa sebelum hamil, pada masa hamil, dan menyusui, postur tubuh ibu yang pendek, mengalami infeksi, kehamilan remaja, kesehatan mental, kelahiran premature, jarak kelahiran yang pendek, dan hipertensi. 

Faktor lingkungan rumah yang menyebabkan terjadi stunting antara lain adalah stimulasi dan aktivitas anak yang kurang, praktik perawatan yang buruk, sanitasi dan pasokan air yang tidak sesuai, ayah dan ibu merokok, makanan dalam rumah tangga. Selain itu makanan berkualitas buruk juga mempengaruhi terjadinya kejadian stunting dimana kualitas mikronutrien pada makanan yang buruk. Selain itu keamanan pangan dan air juga memiliki faktor dalam terjadinya stunting seperti air dan makanan yang terkontaminasi, tidak menjaga kebersihan, dan penyimpanan dan penyiapan makanan yang tidak aman.

Berdasarkan TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) terdapat beberapa program pencegahan stunting di Indonesia salah satunya pada Intervensi gizi spesifik --Sasaran prioritas

1. Ibu hamil

  • Intervensi prioritas:

a. Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskin

b. Suplementasi tablet tambah darah

  • Intervensi penting

a. Suplementasi kalsium

b. Pemeriksaan kehamilan

  • Intervensi sesuai kondisi

a. Perlindungan dari malaria

b. Pencegahan HIV

2. Ibu menyusui dan anak 0-23 bulan

  • Intervensi prioritas:

a. Promosi dan konseling menyusui

b. Promosi dan konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA)

c. Tata laksana gizi buruk akut

d. Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak gizi kurang akut

e. Pemantauan pertumbuhan

  • Intervensi penting

a. Suplementasi kapsul vitamin A

b. Suplementasi taburia

c. Imunisasi

d. Suplementasi zinc untuk pengobatan diare

e. Manajemen terpadu balita sakit (MTBS)

  • Intervensi sesuai kondisi

a. Pencegahan kecacingan

Perlunya ada dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah, ibu, dan dukungan keluarga dalam menurunkan prevalensi kejadian stunting di Indonesia.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun