Mohon tunggu...
Galuh Ayu
Galuh Ayu Mohon Tunggu... lainnya -

seorang gadis biasa yang lebih suka dianggap biasa-biasa yang punya mimpi yang tidak biasa yang selalu berpikiran yang tidak biasa dan selalu mendengar orang berkata luar biasa namun selalu mengingat bahwa hanya DIA lah yg LUAR BIASA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FSC] Surat yang Tak Terbaca

13 Agustus 2011   16:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:49 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_124483" align="aligncenter" width="240" caption="googling.com"][/caption] Teruntuk DIA...

Dalam keheningan malam, ku coba mengerti apa terjadi. Merangkai puing-puing kisah yang tak pernah bisa terjawab oleh logika. Menyatukan getir dan manis berpadu menjadi bingkai kesalahpahaman yang berkepanjangan. Ini bukan mauku. Ini juga bukan inginku. Semua terjadi di luar kendaliku.

Apakah aku salah?

Sebuah pesan dari sanubari muncul ketika jiwa tersayat oleh nyatamu. Senyum mengelakkan luka yang tersamar. Meskipun mata tak akan pernah mampu untuk bersembunyi. Lalu, hanya penyesalan yang kemudian menjabat erat keterasingan antara maaf dan seandainya.

Dan diri menepi, mencoba merenungi. Hingga lahirlah sebuah kejujuran hatinya dalam puisi ini:

Letter from the heart

Sungguh aku tak pernah meminta hati dan cintamu

Sungguh aku tak ingin kau membalas rasa ini

Ingin aku mengatakan itu, jujur, tulus dihadapanmu

Namun beraniku tak pernah hinggap didiriku, walau sesaat

Aku takut kau lebih menjauhiku

Aku takut kau lebih membenciku

Meskipun aku tak tahu apa yang ada dibenakmu saat ini

Telah bencikah itu ada untukku

Telah menjauhkah pilihanmu kini kepadaku

Sungguh aku ingin berkata maaf

Maafkan aku jika telah melukaimu dengan rasaku

Maafkan aku jika aku tak bisa untuk tidak mempedulikanmu

Maafkan aku yang selalu mengganggumu hanya karna ingin mendengar suaramu

Maafkan aku yang pernah menjadikanmu sebagai penyemangat hidupku

Maafkan aku untuk semua yang telah aku lakukan....

Dan sungguh aku ingin berkata terima kasih

Terima kasih atas penerimaanmu terhadapku meski terkadang seakan terpaksakan

Terima kasih kau mengijinkanku sedikit hadir di kisahmu walau hanya sepenggal

Terima kasih kau pernah mengajakku masuk dalam duniamu meski sepintas lalu

Terima kasih karna kau telah membangkitkan semangatku walau kau tak pernah tahu

Terima kasih kau pernah mewarnai dunia kecilku ini...

Tuhan sampaikan kata-kata ini untuknya..

Agar dia tahu aku tak meminta hati dan cintanya

Agar dia tahu aku takut kehilangan dirinya

Agar dia tahu aku selalu mempedulikanya

Meski dia tak pernah mempedulikanku...

Tuhan katakan padanya aku merindukannya

Aku hanya ingin dia menggangapku ada

Ada di mata dan di hatinya

140510

Terpaku. Mulut terkatup. Tak satupun kata bersuara saat puisi ini terlahir. Surat yang tak pernah terjamah mata siapapun. Surat yang selalu tersimpan nyaman di dalam laci hati. Jiwa bergetar, berharap puisi ini sampai ke relung terdalamnya. Bukan untuk mengganggu, bukan pula mengusik ketenangan di sana. Namun, sepenggal mengertimu itu, akan menjadi nafas kehidupanku selanjunya.

Maka, kelak lihatlah aku dengan hatimu. Sentuhlah aku dengan jiwamu. Tatap mataku dengan tulusmu. Dengan begitu ku kan tahu sebening embun pagi nanti senyummu tertumpah dalam cawan keikhlasanku, melepasmu.

Lakz yu^^

Karya PesertaNo.41

Untuk membaca hasil karya para peserta Fiksi Surat Cinta yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke Malam Perhelatan & Hasil Karya Fiksi Surat Cinta [FSC] di Kompasiana


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun