Mohon tunggu...
Galuh Dianasti
Galuh Dianasti Mohon Tunggu... Mahasiswa Psikologi

Mahasiswa jurusan psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Self-Love, Cara Mencintai Diri Sendiri dan Menerima Kekurangan Diri

18 September 2022   02:01 Diperbarui: 18 September 2022   02:33 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

               Dewasa ini banyak bermunculan kata ‘’insecure’’ di kalangan remaja. Jadi, apakah itu ‘’insecure’’? Insecure merupakan suatu perasaan tidak aman, cemas, dan kurang percaya diri. Insecure juga suatu perasaan adanya kekurangan terhadap diri sendiri. Fenomena kurangnya rasa percaya diri ini sering terjadi pada remaja. Lalu, apakah ada solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut?

                Kebanyakan dari remaja yang merasa kurang terhadap dirinya sendiri cenderung untuk selalu melihat suatu kekurangan diri daripada melihat kelebihan yang mereka miliki. Permasalahan insecurity ini sebenarnya dapat teratasi jika para remaja fokus untuk melihat kelebihan yang ada dalam diri mereka dan mencintai apapun yang ada dalam diri mereka. Lebih tepatnya adalah Self-Love. Melakukan suatu tindakan yang membawa kesejahteraan adalah cara untuk mencintai diri sendiri (Khoshaba, 2012).

              Mencintai diri sendiri dan tidak selalu melihat kekurangan pada diri sendiri bukan perkara yang mudah karena setiap individu memiliki suatu keinginan untuk bisa sama seperti apa yang mereka lihat pada diri orang lain yang tidak dimiliki dirinya. Salah satu contohnya adalah body-shaming yang kerap terjadi di suatu platform media sosial. Mereka menganggap semua individu akan sempurna jika memiliki badan yang indah dan menarik. Padahal ketertarikan seseorang terhadap orang lain itu relatif  dan bukan hanya dilihat dari penampilan yang menarik tetapi ada juga yang melihat dari value yang dimiliki.

                Penerapan Self- Love dalam kehidupan sangat penting karena kita dapat menerima diri kita apa adanya dan tidak perlu merasa kurang terhadap diri sendiri.  Selain itu, Self- Love juga bisa membawa energi positif, dimana semua hal yang dilakukan dengan  positif akan menghasilkan sesuatu yang memuaskan. Orang yang mencintai dirinya berbeda dengan orang yang narsisme atau orang yang mencintai dirinya secara berlebihan dan mereka cenderung merasa dirinya selalu benar dan mereka cenderung lebih egois. Berbeda dengan orang  orang yang Self- Love, karena orang yang Self- Love adalah orang yang  menerima diri mereka sendiri apa adanya dan mampu berteman dengan diri sendiri untuk menjadi individu yang lebih baik untuk diri sendiri maupun orang lain (Evi Sulistyanti dan Heru Sujarwoko, 2021).

                Self-Love bukan hanya tentang mencintai diri sendiri dan kekurangannya, melainkan juga tentang mengapresiasi pencapaian diri sendiri, menghargai semua usaha yang telah dilakukan dan juga selalu mensyukuri apa yang telah diberikan terhadap diri kita. Selain itu, dipercaya syarat yang diperlukan untuk mencintai orang lain adalah mencintai diri sendiri.  Self Awareness, Self Worth, Self Esteem, dan Self Care merupakan 4 aspek yang harus dipenuhi untuk melakukan Self-Love (Khoshaba,2012). Berikut ini 4 aspek yang saling berkaitan :

  • Self-Awreness atau kesadaran diri. Artinya kamu harus benar—benar memahami karakter, kelemahan, dan kekuatan yang ada dalam diri kamu.
  • Self-Worth atau harga diri. Artinya, jika seseorang sudah mengenal dirinya sendiri, dia tidak perlu mengikuti standar orang lain karena dia lebih mengerti apa yang dia butuhkan.
  • Self-Esteem atau kepercayaan diri. Artinya, adalah mengevaluasi diri kita sendiri, menilai sesuatu yang kita kuasai dan yang kurang kita kuasai (Santrock,2007).
  • Self-Care atau perawatan diri. Artinya, suatu tindakan untuk menjaga kesehatan fisik maupun kesehatan mental


Daftar Pustaka

Love, W. I. Peran Konselor dalam Meningkatkan Rasa Cinta Kepada Diri Sendiri Evi Sulistyanti, Heru Sujarwoko.

Febrianti, Y., & Fitria, K. (2020). Pemaknaan Dan Sikap Perilaku Body Shaming Di Media Sosial (Sebuah Studi Etnografi Digital Di Instagram) The Interpretation And Attitude Of Body Shaming Behavior On Social Media. Diakom: Jurnal Media dan Komunikasi, 3(1).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun