Mohon tunggu...
kusnun daroini
kusnun daroini Mohon Tunggu... Petani - Pemerhati sosial politik dan kebudayaan dan sosial wolker

Pemerhati / penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Dibutuhkan "Letupan" Para Legendaris kita untuk Memenangkan Asian Games 2018

3 Agustus 2018   11:34 Diperbarui: 8 Agustus 2018   03:15 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Impian Elly Pical untuk menjadi juara dunia akhirnya terwujud tak sampai setahun setelah menjadi juara OPBF. Dia menjadi juara kelas super flyweight dengan mengalahkan Chun Ju Do.

Yel-yel "Hidup Ely, Viva Ely, Ely manise!"terus berkepanjangan menggema di Istora Senayan yang dipadati hampir 12.000 Penonton. Sebuah straight kiri jarak pendek yang menerpa keras rahang kanan pemegang gelar Chun Ju Do, mengantar petinju berusia 25 tahun kelahiran Saparua, Maluku Utara, Ellyas Pical, menjadi juara dunia kelas super terbang Federasi Tinju Internasional (IBF).

Elly masih disebut sebagai petinju kelas Super Flyweight paling menakjubkan sepanjang sejarah. Dia mencatatkan 20 kali menang, 11 di antaranya dengan kemenangan KO, satu kali seri, dan lima kali kalah.

Dan rasa  bangga sampai hari ini adalah bahwa sang juara dunia tersebut  terlanjur menyatu dan dan bersemayam dalam hati sanubari bangsa Indonesia. Bahkan akan terus menjadi sang legendaris selama-lamnya.

sport.detik.com
sport.detik.com
Kilasan lembaran sejarah diatas hanyalah sekedar untuk mengingatkan bahwa bangsa kita adalah bangsa besar. Bangsa ini seringkali menciptakan  maha bintang dan para juara-juara dengan kemunculan yang tak terduga. 

Padahal setelah sang legendaris Ellyas Pical bangsa ini masih melahirkan jawara-jawara petinju dikelasnya seperti Nico Tomas, hinggga Chris Jon sebagai generasi paling mutakhir yang prestasinya nyaris menyamai Elly.

Selain bidang keolahragaan tinju, Indonesia juga terkenal sebagai pemborong medali emas pada bidang olah raga bulutangkis. Sebutlah nama-nama seperti Rudi Hartono yang jaya di era 70 hingga 80-an hingga Liem   Swie King serta pahlawan-pahlawan lainnya  yang boleh kita sebut sebagai legendaris dalam sejarah keolahragaan  Indonesia.

Rudi Hartono dan Liem Swie King  menjadi legenda hidup ditengah  perbulutangkisan Indonesia hingga saat ini.  Bahkan kedua orang inilah yang kemudian mengantarkan nama bangsa Indonesia diera 70-80 an menjadi bangsa yang disegani di dunia olahraga karena bulutangkisnya.

Tidak hanya berhenti disitu, baru-baru ini kita dikejutkan juga  oleh putra bangsa yang menjadi juara dunia.  Dia mampu memecahkan rekor dunia pada kejuaraan lari sprint 100 Meter. Lagi-lagi bangsa ini  dibikin terperanga dengan perasaan bercampur heran oleh  prestasi tersebut. 

Siapa lagi kalu bukan Lalu Muhammad Zohri yang kemudian kita sebut mutiara bersinar dari Timur.  Lalu (demikian sebutan akrabnya) sebelumnya sama sekali tidak menjadi perhatian dalam dunia olah raga ke Atlitan di Indonesia. Atau bahkan cenderung terabaikan dari fasilitas Pemerintah layaknya seorang anak negeri yang sudah semestinya mendapat perhatian lebih karena prestasinya.

Lucunya, setelah Lalu memecahkan rekor dunia tersebut seolah publik dan dunia olah raga di Indonesia baru merasa tertampar keras olehnya. Bagaimana tidak, disaat Lalu menginjakkan kakinya digaris finis dan dipastikan menang, peristiwa haru dan mengejutkan muncul. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun