Mohon tunggu...
galih pradipta
galih pradipta Mohon Tunggu... Atlet - Galih Pradipta, Universitas muhammadiyah malang, psikologi

Nama saya Galih Pradipta Rahmandani. Saya adalah seorang Mahasiswa yang menempuh pendidikan di Universitas muhammadiyah malang pada jurusan psikologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyabab Terjadinya Halusinasi yang Disebabkan oleh Intensitas Melihat Film Horor

12 November 2019   09:40 Diperbarui: 12 November 2019   10:03 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hiburan merupakan yang sangat dibutuhkan pada diri setiap manusia untuk melepas kepenatan yang didapatkan dari perkerjaan hariannya. Dan salah satu bentuk hiburan yang paling banyak diminati adalah menonton sebuah film. Menonton sebuah film merupakan hal yang sangat di gemari di hamper setiap kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa. Di Indonesia sendiri pemerintah sudah menggolongkan film-film yang akan ditayangkan ke dalam beberapa kategori yang berdasarkan dengan usia,

Film label konten Semua umur (SU) yang bisa disaksiakan oleh setiap kalangan, Film dengan label Remaja (R) yang menampilkan kisah suka duka peralihan anak jadi remaja tanpa adanya unsur negative, dan yang terakhir film dengan label Dewasa (D) yang berlaku untuk 17 tahun keatas yang dimana film boleh menyantumkan hal-hal seperti pendidikan seksual dan penggunaan kata sudah boleh sedikit lebih vulgar. Negara membuat beberapa kategori film tersebut untuk menghindari efek-efek yang tidak di inginkan disaat menonton film

Film horror sebenernya adalah film yang diperbolehkan untuk 17 tahun keatas (R) dikarenakan film horror mempunyai beberapa efek samping yang bisa ditimbulkan jika diperlihatkan kepada penonton yang berumur dibawah 17 tahun. Film horror adalah timbulnya rasa takut yang bisa memberikan dampak jaga panjang bagi anak-anak di bawah 17 tahun.

Dalam menyaksikan sebuah film horror, seseorang akan merasakan sebuah sensasi berupa rasa takut dan tegang yang dimana perasaan tersebut bahkan tetap muncul pada beberapa hari kedepan setelah melihat film tersebut. Hal ini dapat terjadi dikarenakan sinyal otak muncul ketika neuron aktif sehingga mengakibatkan adanya aktivitas elektrik pada otak atau disebut juga Electroencephalography (EEG) yang merupakan kegiatan merekam aktivitas yang telah kita lakukan.

Saat diperlihatkan dengan film horror, seseorang akan mengalami penyimpangan pikiran dan persepsi serta efek yang tidak wajar. Mereka akan beranggapan bahwa apa yang mereka lihat di film horror adalah suatu hal yang nyata. Rasa takut dan ketegangan yang tinggi bisa membuat mereka berspekulasi bahwa mereka mengalami hal yang sama dengan yang mereka lihat di film.

Beberapa saat sesudah seseorang menyaksikan film horror, mereka berasumsi bahwa mereka merasa mendengar sebuah suara misterius, merasa ada seseorang yang sedang mengikuti, mengintai, atau bahkanmelihat mereka, bahkan sebagian besar mengaku bahwa mereka bisa melihat sesuatu hal yang berbeda. Dalam ilmu psikologi hal ini dapat disebut dengan halusinasi.

Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya ini tidak terjadi. Saat berhalusinasi banyak orang yang merasa mendengar sebuah suara yang membisikan atau mengatakan sesuatu. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya neuropatologi pada system limbic dang ganglia basalis, termasuk abnormalitas neuropatologi atau neurokimiawidi korteks serebri, thalamus, dan batang otak.

Berkurangnya volume pada otak merupakan akibat dari berkurangnya kepadatan akson, dendrit, dan sinaps yang memfasilitasi fungsi asosiatif (Sadock et al, 2015). Kerusakan otak lobus temporalis dapat meyebabkan gangguan fungsi auditori sehingga menyebabkan seseorang mendengar suatu suara tertentu  atau dengan kata lain halusinasi suara (Guyton & Hall, 2012).

Anadurrotulisma,Iwijayanto,sugondohadoyoso. (2018). ANALISIS PERBANDINGAN POLA SINYAL DELTA DAN THETA EEG CHANNEL TERHADAP EFEK YANG DITIMBULKAN PADA SESEORANG SAAT DIBERIKAN STIMULUS BERUPA FILM HOROR. E-proceeding of Engineering. Vol 5, No.3

Yosep, iyus. 2009. Keperawatan jiwa, Edisi 4. Jakarta : Refika Aditama

Azizah L. (2011). Keperawatan jiwa aplikasi praktik klinik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Depkes RI. (2009). Profil kesehatan Indonesia. Jakarta: departemen republic Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun