Wabah virus Covid 19 telah menyerang dunia temasuk infonesia dalam hal itu menyebabkannya tidak boleh berkerumun dengan banyak orang hal itu jelas berpengaruh kepada banyak hal, baik dalam kegiatan jual beli, pekerjaan, dan juga salah satunya adalah kegiatan belajar mengajar, hal ini menyebeabkan perubahan proses belajar menajar yang semula guru dengan murid berinteraksi langsung digantinkan dengan sebuah meet virtual dan lain sebagainya. Hal ini membuat system pembelajaran sekarang disebut dengan pembelajaran daring ataua yang dikenal dengan pembelajaran dalam jaringan pembelajaran dalam jaringan yang dimaksud adalah pembelajaran yang menggunakan jaringan data internet.
Kegiatan tersebut tentula banyak dampaknya, baik kepada siswa maupun guru. Karena pembelajaran seecara daring ini baru dilaksanakan pada tahun 2020 dan kurangnya akses pembelajaran menggunakan media gadget pada tahun sebelum-sebelumnya sehingga mengakibatkan banyak kesulitan baik kepada guru dan juga siswa.
Permasalahan yang paling dasar pada sistem Pembelajaran ini adalah banyaknya siswa yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran. Karena tidak memiliki gadget ataupun kurang tersedianya akses internet dilingkungannya, sehingga banyak siswa yang tidak mendapatkan pembelajaran seutuhnya. Hal ini sempat diutarakan dalam suatu pers "Persoalan hambatan selama PJJ tak hanya keterbatasan terhadap akses internet dan listrik tetapi juga pada kepemilikan gawai pintar," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Satriwan Salim.
Permasalahann dalam kegiatan belajar daring tidak dialami oleh murid saja banyak juga guru yang tidak paham dalam proses pembelajaran secara online yang dituntut harus bisa dalam bidang IT dan segala sesuatu yang berhubungan dengan computer karena dalam pembelajaran daring media pembelajaran sepenuhnya diberikan ke guru jadi kadang banyak kendala yang terjadi kepada guru ketikka ingin memulai pembelajaran .
Dengan banyaknya permasalahan yang terjadi nadiem makarim selaku menteri pendidikan dan kebudayaan memberikan beberapa bantuan kepada siswa dan juga guru salah satunya adalah dengan memberikan kuota gratis terhadap siswa dan guru hal itu seperti yang diucapkan Kemendikbud diperkirakan mengeluarkan anggaran sebesear 9 triliun untuk membantu kebutuhan subsidi kuota, namun rencana kedepannya bukan hanya kuota saja mengingat masih banyaknya siswa dan guru yang belum memiliki gadget untuk mediasi pembelajaran online rencananya anggaran tersebut tidak hanya bantuan kouta saja tetapi bantuan smartphone juga.
"Persoalannya itu tidak berhenti kepada ketersediaan kuota karena faktanya banyak siswa dan mahasiswa, termasuk guru pun kadang ada yang nggak punya smartphone, pada kasus ini, kita dorong ke Kemendikbud gimana supaya Rp 9 T ini tidak semuanya untuk kuota, tapi bisa juga untuk subsidi untuk smartphone," kata Syaiful
Bantuan tidak datang dari kemendikbud saja bantuan pun datang dari sekolah itu sendiri seperti yang dilakkukan oleh SMPN 1 Pagedangan dengan mendata para siswanya yang tidak memiliki gadget untuk melakukan pembelajaran secara online dan juga pemberian kartu perdana dengan berisikan kuota belajar sehingga itu dapat membantu kegiatan pembelajaran terhadap siswa disekolah tersebut.
Dengan banyaknya solusi yang diberikan oleh kemedikbud, harapan kemendikbud kedepannya ialah banyaknya fasilitas terpenuhi dari sekolah itu sendiri untuk menunjang pembelajaran secara daring dan mepermudah murid dalam menerima pembelajaran dari guru begitupun dengan guru agar mudah untuk memberikan pengajaran seperti sedia kala .
Dari hasil yang diatas dapat disimpulkan bahwa meskipun banyaknya kendala dalam pembelajaran daring namun kemendikbud dan sekolah banyak memberikan solusi untuk menutupi masalah tersebeut agar pembelajaran kembali efektif seperti sebelum-sebelumnya
