Dengan segala label yang disandangnya, malah ia berhasil menemukan rumus tentang relativitas sehingga diganjar nobel pada tahun 1921 karena sumbangannya pada Teori Fisika dan khususnya pada penemuan hukum efek fotoelektriknya (Wikipedia, 2018). Jadi kelemahan dalam bidang akademik tidak bisa dipakai untuk mengecap sesorang akan berhasil atau tidak.Â
Keprihatinan ini memunculkan teori baru yaitu muliple intelligences. Adalah berkebangsaan Amerika bernama Howard Gardner pada tahun 1983 telah membagi kecerdasan menjadi delapan, yaitu linguistik, logik matematik, visual spasial, musik, iterpesonal, intrapersonal, kinestetik, dan naturalis (Armstrong, 2018).Â
Munculnya teori ini memberikan gambaran yang komprehensif bahwa manusia tidak hanya bisa dinilai dari satu dimensi. Barangkali ada anak yang lemah dalam pelajaran, justru menonjol dalam bidang olahraga.
Untuk itu tugas orang tua adalah menyelami kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Chatib menyebutnya sebagai discovering ability (menjelajahi kemampuan dan bakat anak). Jelajahi kemampuan anak meskipun sekecil debu (Chatib, 2018, p. 113). Hindari perilaku yang selalu melihat sudut pandang anak dari kesalahannya (discovering disability). Tindakan ini malah akan membatasi kreativitas anak.Â
Berikanlah apresiasi sekecil apapun yang telah dicapai oleh anak. Berikan penghargaan berupa pelukan, ciuman pipi atau kening, ucapan semangat agar kepercayaan diri anak selalu tumbuh dengan baik.Â
Sadari bahwa hal-hal kecil yang dilakukan anak adalah sebuah pencapaian luar biasa. Hal-hal kecil yang kadang diabaikan orang tua  sebagai prestasi hebat misalnya anak bisa menutup pintu, memakai baju sendiri, mandi tepat pada waktunya, pamit berangkat sekolah dan lain-lain.
Sudah susahkah kita memberikan penghargaan kepada anak kita sendiri dibandingkan menghakimi anak dengan kata-kata negatif. Saya yakin anak anda akan tersenyum jika diberikan sanjungan dari orang tua sendiri.Â
Oleh karena itu mari sama-sama mejitkan potensi anak dengan kata-kata yang positif. Dengan begitu anak akan tumbuh dan berkembang dengan sesuai fitrahnya. Dan pada akhirnya orang tua akan memanen harta karun dalam diri anak kelak ketika dewasa.
Sumber Bacaan
Armstrong, T. (2018). Multiple Intelligences. Retrieved December 27, 2018, from http://www.institute4learning.com/resources/articles/multiple-intelligences/
Chatib, M. (2018). Orangtuanya Manusia (Melejitkan Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah SetiapAnak) (3rd ed.). Bandung: Penerbit Kaifa.