Mohon tunggu...
Muhamad Jalil
Muhamad Jalil Mohon Tunggu... Dosen - Orang pinggiran

Write what you do

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menabur Benih Konservasi di Era Teknologi

15 November 2018   16:20 Diperbarui: 15 November 2018   16:32 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengakuan salah satu guru Adiwiyata Kudus dan Semarang, selama ini sekolah adiwiyata harus menguras otak untuk membiayai program sekolah yang dirasa mengeluarkan banyak dana. Karena sekolah dengan model ini memiliki program tambahan dalam rangka menyemai semangat konservasi terhadap spesies, habitat, dan ekosistem hewan dan tumbuhan.  

Konservasi spesies dilakukan dengan membuat rumah hijau di sekolah. Penanaman tanaman di lingkungan sekitar akan memberikan suasana sejuk, sehingga belajar akan lebih nyaman. 

Gas oksigen yang dihasilkan oleh tanaman di sekitar sekolah akan ikut berkontribusi terhadap pengurangan gas efek rumah kaca . Tanaman adalah satu-satunya makhluk yang mampu menyimpan air tanah atau air resapan. Dengan banyaknya tumbuhan yang hidup maka setidaknya dampak kekeringan, yaitu kekurangan air bersih dapat diminimalisir.

Konservasi habitat, kekeringan berkepanjangan menyebabkan tanah retak-retak dan kekurangan air bersih. Penggundulan hutan menyebabkan iklim tidak menentu. Bulan Oktober yang harusnya sudah masuk musim penghujan, justru masih dirundung panas terik kemarau, sehingga cadangan air bersih berkurang. 

Perusakan hutan oleh manusia kalap karena kepentingan kapitalisme dan mengabaikan habitat sekitar. Dengan biologi konservasi, generasi mendatang diberikan pemahaman dengan baik agar habitat dijaga dengan baik. Misalnya membuat biopori di sekolah.

Konservasi ekosistem, manusia hidup tidak lepas dari faktor abiotik (tidak hidup). Penggunaan teknologi yang tidak berlebihan akan membuat alam terjaga dengan lestari. Karena teknologi cenderung menghasilkan ekses yang berhaya. Bom menghasil uranium berbaya. Mobil dan motor mengeluarkan CO dan CO2. 

Menggunakan kendaraan umum lebih baik daripada kendaraan pribadi, karena mampu mengurangi emisi gas rumah kaca. Penggunaan permainan alami lebih baik daripada permainan game online. Aktivitas game online menyebabkan terkena paparan radiasi sinar biru yang melelahkan mata, reproduksi terganggu, dan berpengaruh terhadap sistem saraf pada anak. Permainan tradisional cenderung membuat anak anak lebih kritis, aktif, dan melatih kerja sama dengan teman sebaya. Hal ini berbanding terbalik dengan game online yang membuat anak cenderung pasif dan asosial.

Pendidikan biologi konservasi di sekolah adiwiyata dan alam ini akan berhasil bilamana disemai secara gradual. Dan tentu ini harus diimplementasikan secara menyeluruh di sekolah-sekolah. Tidak mudah memang, tetapi tidak ada yang tidak mungkin bukan?  Asal ada kemauan disitu ada jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun